Tidak ada habis-habisnya Rheva memanggil nama Rio. Setelah subuh,Rio kembali tidur. Dan sekarang jam sudah menunjukkan pukul 06.25.
Rheva sudah siap dengan pakaian sekolahnya. Ia duduk di pinggir kasur mengelus rambut Rio. Rio sedikit terusik dengan usapan Rheva.
Bukannya bangun Rio malah pindah menjadikan paha Rheva sebagai bantalan tidurnya. Tangannya melilit memeluk pinggang Rheva.
"Rio, ayo bangun" ucap Rheva. Rio pura-pura tidak mendengar, dia malah menenggelamkan wajahnya di perut Rheva.
"Rio,geli ihh" Rheva tertawa kecil.
"Ayo bangun,udah siang." Ucap Rheva lagi.
"Bentar lagi yang!" Ucap Rio manja dalam pelukan Rheva.
"Nanti telat,yu bangun" kata Rheva dengan suara halusnya.
"aaaa sayang,bentar doanggg!" Rengek Rio.
Ternyata ini sifat Rio,benar kata bunda Zira, kalo Rio sudah menemukan tempat nyamannya dia akan lupa pada apapun.
"Udah jam setengah tujuh,nanti kita telat" Rheva melepaskan pelukan Rio
Rio menatap Rheva cemberut,tangannya kembali memeluk Rheva.
"Rio,bangun astagfirullah" kata Rheva sambil melepas paksa tangan Rio. Rio semakin memanyunkan bibirnya membuat Rheva sedikit terkekeh.
"Udah cepet mandi" perintah Rheva.
"Ayang mah gitu,mau peluk juga" Rio malah membanting tubuhnya kembali ke kasur.
"Iya nanti lagi,kan ini waktunya sekolah." Rheva menarik selimut di tubuh Rio.
"Iya-iya" pasrah Rio. Ia duduk di pinggir kasur sambil mengumpulkan nyawanya.
"Mandi sana" ucap Rheva sambil melipat selimut.
"Yaudah mandi dulu" kata Rio. Rheva tidak menoleh sedikitpun pada Rio, ia sibuk merapikan tempat tidur. Dengan tidak sadar Rio memangkas jarak, sampai terhenti tepat di hadapan Rheva,melempar selimut yang dipegang Rheva.
Rheva menautkan alisnya,sedikit memundurkan kepalanya saat Rio mendekatti wajahnya.
Rio mensejajarkan wajahnya dengan Rheva,lalu mencium pipi istrinya itu. "Morning kiss,ini harus jadi rutinitas setiap pagi" kata Rio setelah menciumnya.
Rheva diam membatu dengan pandangan kosong menatap kedepan. Jantungnya berdetak tak karuan,darahnya berdesir-desir.
"Dibilangin jangan terlalu gugup,Kemarin malam di kening,sekarang di pipi. Gue gak ngejamin besok bakal beneran disini" ujar Rio sambil mengelus bibir Rheva. Laki-laki itu tersenyum hangat dan berlalu dari hadapan Rheva.
Rheva ambruk di pinggir kasur, tangannya terangkat memegang pipi dan bibirnya bergantian. Sekilas bibirnya terangkat membentuk lengkungan indah. Tidak kuat menahan ingin menjerit, Rheva membalikan tubuhnya, membenamkan wajahnya pada selimut,kakinya menendang-nendang angin.
Rio berjalan menghampiri Rheva yang sedang menata-nata makan paginya.
Sadar dengan kehadiran Rio,Rheva mangangkat kepalanya. Rheva cengo dengan penampilan Rio. Baju yang tidak di kancing,rambut acak-acakan,dan dasi yang di lilit di keningnya.
Rheva menghembuskan napas panjang,ia duduk dan langsung makan.
Makan selesai,Rheva membereskan meja makan di bantu bibi.
"Ayo" kata Rio setelah Rheva sampai di pintu depan.
"Kemana?" Tanya Rheva
"Lah, ya sekolah"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTERIO AVRAGA✅
Teen FictionNikah muda bukan penghambat untuk menggapai cita-cita. Cerita ini tentang dua ciptaan Tuhan yang dipersatukan dalam waktu dekat. Tidak ada awal menjalin kisah cinta tapi berakhir hidup bersama. Jodoh adalah cerminan diri? Apa itu terjadi pada tokoh...