Gak mau kalau bukan Rheva

4.2K 452 32
                                    

Boleh ya minta vote sama komennya,gak ribet dan gak susah' amat:)

Gadis cantik dengan seragam sekolah sedang sibuk menyiapkan bekal untuk adik-adiknya. Setiap pagi menjadi rutinitas Rheva, membereskan rumah, mengurus adik-adiknya. Ia juga menyiapkan bekal untuk dirinya sendiri, itung-itung menghemat uang sakunya.

Setelah semuanya selesai, Rheva bergegas keluar rumah untuk memakai sepatunya. Sebelum berangkat Rheva berpamitan kepada Bu Sari. Beliau orang yang mengurus Rheva dari kecil,tidak kenal lelah walaupun bukan hanya Rheva yang beliau besarkan.

"Bu, Rheva berangkat dulu yah!" Pamit Rheva sambil mencium tangan Bu Sari.

"Iya nak, hati-hati yah!" Balas Bu Sari dengan senyuman yang selalu Rheva dapatkan setiap harinya.

Rheva berjalan menelusuri gang-gang kecil, kebiasaan sehari-hari Rheva jika akan keluar dari perumahannya,ia harus melewati gang.

Rheva berhenti di pinggir jalan,ya,ia sedang menunggu angkutan umum. Sebenarnya ia bisa saja berjalan kesekolahnya yang hanya menempuh waktu 30 menit untuk sampai, daripada harus mengeluarkan uang yang hanya cukup untuk makan pada istirahat. Tapi mengingat hari ini adalah jadwalnya untuk piket pagi,jadi Rheva akan merelakan setengah uangnya untuk ongkos.

Hanya 10 menit untuk sampai,tapi tidak untuk ke kelasnya. Rheva harus berjalan lagi,karena kendaraan tidak bebas untuk masuk ke sekolah SMA Plasmana.

Rheva berjalan tergesa-gesa karena sebentar lagi waktu menunjukkan pukul 06:30 itu artinya seluruh penghuni kelas akan berdatangan.

Tin

"Astagfirullah!" Rheva mengusap-usap dadanya. Suara klakson motor mengagetkan,tepat berada di sampingnya.

"Ehh maaf-maaf!" Ucap seorang laki-laki sambil cengengesan.

Rheva hanya melirik sekilas,ia langsung malas ketika sudah ketemu dengan orang itu.

"Mau bareng sama gue gak?" Ajak laki-laki itu sambil tersenyum

Rheva masih meluruskan pandangan nya kedepan,ia juga terus berjalan diikuti laki-laki yang menaiki motornya. "Gak makasih!" Cueknya.

"Ini masih jauh loh,udah siang juga. Ayok bareng aja!"

"Gak usah makasih!" Rheva mempercepat jalannya. Ia tidak mau menghadapi laki-laki ini,akan semakin panjang.

"Gue maksa loh ini,ntar kaki Lo lecet harus jalan jauh!"

"Gue bilang gak usah, Alterio!"

Rio mengerutkan keningnya, "gue kira bahasa lo gak pake gue-lo!"

Rheva menatap sekilas Rio. "Gue juga manusia biasa!" Ucapnya ketus

Rio terkekeh,lucu sekali melihat wajah kesalnya.

"Rheva!" Panggil Rio pelan.

Rheva hanya berdehem sebagai jawaban.

"Lo mau jadi pacar gue?"

••☠️••


Rheva menyembunyikan wajahnya pada lipatan tangan,sepanjang pelajaran ia sama sekali tidak pokus. Pikirannya terus berputar-putar dengan perkataan konyol seorang Alterio.

Arghh gila tuh orang batin Rheva tidak berhenti mengomeli seorang yang bernama Rio.

Untung saja orang itu sekarang lenyap di telan bumi.

ALTERIO AVRAGA✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang