Part 10 [ Tangisan Eunhwa ]

122 17 2
                                    

.
.
.

"Baiklah. Aku terima tawaranmu." ucap Jin sambil tersenyum dan Tuan Lee pun mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Jin sambil berkata,

"Baiklah. Selamat bergabung di Restoranku dan kamu bisa bekerja mulai hari ini."

Tuan Lee pun bersalaman dengan Jin setelah Jin menjabat tangannya dan Jin pun bertanya,

"Tapi, aku harus berpamitan pada Orang tuaku dulu. Aku takut dia mencariku. Tuan bisa kan memberiku tempat tinggal disini?"

"Bisa bisa. Rumahku cukup luas." jawab Tuan Lee dengan santainya dan Jin pun beranjak dari duduknya sambil berpamitan,

"Baiklah. Aku akan pulang dulu." 

"Oh iya, kamu masih sekolah atau..." tanya Tuan Lee dan Jin pun menjawab dengan santainya sebelum Tuan Lee menyelesaikan pertanyaannya itu,

"Aku putus sekolah. Karena keterbatasan biaya."

"Oh begitu. Jika kamu mau, kamu bisa lanjutkan sekolahmu dan bekerja sejak sore hingga malam di Restoku." tawar Tuan Lee.

"Eum... Aku akan pikirkan itu dulu ya. Sebelumnya terima kasih atas ajakan kerja samanya." ucap Jin sambil tersenyum dan Jin pun pergi setelah ucapan itu.

Jin menjawab pertanyaan tentang sekolah tadi karena di dunia duyung juga ada sekolah untuk para duyung kecil. Jadi Jin bisa santai ketika menjawab pertanyaan dari Tuan Lee tadi.

••• •••

Saat ini, Jin duduk di batu dekat pantai dan tampaknya Jin sedang kebingungan.

''Aku berniat untuk membalas dendam pada Eunhwa. Tapi Eunhwa malah menyukaiku. Mempermainkan hatinya akan lebih bagus. Walau ini takkan sebanding dengan perbuatannya.'' ucap Jin dalam hatinya dengan wajah yang mulai kesal ketika teringat dengan kejadian pembunuhan Ibunya waktu itu.

Setelah menghela nafas berulang kali, Jin pun terjun ke laut dan berenang menuju Istana.

•••*•••*•••*•••

"Jimin. Jimin. Jimin. Jimin." teriakan dari penonton satu lapangan dan disertai tepuk tangan itu membuat Jimin lebih bersemangat ketika bermain basket.

“Drrukk!”

12 poin sudah Jimin cetak. Seluruh pendukung Jimin serta Tim Jimin bersorak bahagia karena kemenangan sudah berhasil di raih oleh Tim Basket yang diketuai Jimin di pertandingan antar SMA kali ini.

"Ahh Jimin~ah." teriak Sunmi dari bangku penonton sambil melambaikan tangannya pada Jimin.

Jimin pun melambaikan tangannya juga dan hal itu membuat Sunmi semakin gila.

"Aaaw aaww Jimin~ah." teriak Sunmi.

Yuri yang berada disamping Sunmi pun menutup telinganya sambil berkata dengan nada tinggi,

"Bisa diem gak?"

"Gak bisa." jawab Sunmi sambil terus meneriaki Jimin.

Yuri yang kesal pun pergi meninggalkan lapangan dan disambutlah Yuri oleh senyum sinis dari Haeji.

"Uuuuuh kalau gue sih punya temen kayak gitu dah gue tendang dari dulu."

"Apaan sih? Gak usah ikut campur bisa gak?" tanya Yuri dengan nada tinggi.

"Hmm.. Temen gue sih alim-alim aja. Gak kayak temen lu. Gila." ucap Haeji sambil mangap pada akhir ucapannya itu.

Tentunya Yuri pun merasa kesal Hingga ia pun mengangkat tangannya untuk memukul Haeji. Namun tiba-tiba Jimin datang dan menangkap ayunan tangan Yuri itu. Dengan spontan Yuri menoleh dengan tatapan tajamnya untuk melihat siapa yang berani menangkap tangannya itu,

From Sea [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang