Part 43 [ Andai bisa bersama ]

82 27 7
                                    

>>>

"Sekarang Appa tahu, kalau kamu tidak ada hubungan dengan Jin. Jadi, terimalah perjodohan ini." ucap Appa Jeon dan semuanya sudah terdengar begitu jelas di telinga Y/n.

Mata Y/n pun langsung berlinang dan air matanya pun menetes perlahan mendengar ucapan Appa Jeon itu.

"Aku tidak mau Appa." ucapnya pelan dengan bibirnya pun mulai bergetar.

"Kenapa? Emang kamu punya pacar gitu?" tanya Appa sambil menatap Y/n yang sudah menunduk itu dan Y/n pun menjawab,

"Aku mencintai Jin."

Eomma Jeon pun terkejut dan Eomma Jeon langsung berkata pada Y/n,

"Bukankah Jin itu tidak bisa menikahimu?"

Tentunya Y/n dibuat terkejut karena perkataan Eomma Jeon itu hingga hatinya bertanya,

''Bagaimana Eomma bisa tahu tentang ini?''

Namun Y/n mencoba pura-pura tidak mengerti dengan bertanya,

"Apa maksud Eomma?"

"Entah apa alasan Jin bilang kalau dia gak bisa nikahin kamu. Yang Eomma pikirkan, Jin pasti tidak memiliki sedikitpun gairah pada wanita. Pasti itu sebabnya dia tidak bisa menikahimu." jawab Eomma Jeon dengan wajahnya yang tampak kesal dan Y/n pun langsung beranjak sambil berkata pelan namun dengan kesalnya,

"Eomma salah. Pikiran Eomma terlalu berlebihan pada Jin."

Eomma Jeon pun beranjak pula dan bertanya dengan nada lebih tinggi,

"Lalu apa hah? Apa alasan dia sampai tidak bisa menikahimu? Kalau bukan nafsunya yang tidak seperti lelaki tulen."

*Laki-laki tulen : laki-laki normal yang memiliki gairah pada perempuan.

Air mata Y/n pun menetes dengan lebih derasnya. Hatinya begitu sakit ketika Eommanya mengira Jin bukanlah lelaki tulen. Walaupun tidak kuat, Y/n masih mencoba untuk berbicara,

"Aku akan buktikan, jika Jin itu adalah lelaki tulen. Karena aku tau alasan dia, kenapa dia gak bisa nikahin aku."

Appa Jeon pun beranjak dan berkata dengan tegasnya,

"Lalu? Jikapun dia lelaki tulen, kamu akan tetap menunggunya hingga ia bisa menikahimu? Mau jadi perawan sampe mati?"

Y/n sudah tidak kuat untuk menahan tangisannya. Y/n pun tak canggung untuk berteriak sambil menangis,

"Argghhhh." Y/n terus menangis saat itu dan kedua orang tuanya pun membiarkan Y/n di ruang tamu sendirian.

Satu jam berlalu, Y/n sudah berhenti menangis. Hanya tinggal sesenggukan yang terdengar. Y/n pun berjalan menuju pintu utama dan bertepatan dengan Appa Jeon yang sedang berjalan menuju ruang tamu.

"Apapun alasannya, kamu harus menerima perjodohan ini. Appa tidak mau kamu menjadi perawan tua."

Tangis Y/n pun kembali menjadi-jadi. Y/n berniat untuk pergi ke rumah orang tua angkat Jin. Namun karena perkataan dari Appanya, Y/n pun berlari menuju kamarnya dan ia pun menangis kembali.

"Jika aku tahu kejadiannya akan seperti ini, aku gak bakalan ngijinin Jin untuk mencabut kutukan dari Ayahnya. Biarkan aku menjadi duyung karena aku ingin hidup bersama Jin. Aku ingin bahagia bersamanya." ucap Y/n dalam tangisannya yang semakin menjadi-jadi itu.

*•*•*•*

Saat itu Jin sedang mencuci piring dan peralatan masaknya. Tiba-tiba saja, detak jantung Jin mulai tidak normal dan perasaannya mulai tidak enak. Jin pun menghentikan pekerjaannya sejenak dan merenung.

From Sea [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang