Part 18 [ Janji dari Jin ]

108 26 0
                                    

>>>

"Maafkan aku Y/n. Maafkan aku." ucap Jin sambil memeluk Y/n dengan eratnya.

"Kenapa aku jadi behini?" tanya Y/n sambil sesenggukan dengan masih menenggelamkan wajahnya di dada Jin.

Jin pun mengusap rambut Y/n dengan nafasnya yang sedikit kesusahan, lalu menjawab dengan sedikit sesenggukan,

"Ini alasannya kenapa aku melarangmu untuk memakai kalung itu. Kalung itu sudah di kutuk. Maafkan aku. Ini semua kesalahanku. Aku bodoh. Aku terlalu bodoh."

"Lalu bagaimana denganku sekarang?" tanya Y/n sambil sesenggukan.

Jin pun melepas pelukannya dan mulai membuka kancing kemejanya. Melihat hal itu, Y/n pun bertanya dengan cukup ketakutan,

"Jin.... Kamu mau ngapain?"

Jin hanya melihat Y/n sekilas tanpa menjawab lagi dan terus membuka kancing kemejanya. Setelah kemejanya ia buka, Y/n pun menutup matanya perlahan sambil memalingkan wajahnya.

Badan Jin yang putih mulus dan cukup atletis dengan sedikit abs di perutnya itu membuat jantung Y/n berdegup kencang. Jin pun mengelap ekor Y/n menggunakan kemejanya itu dan Y/n yang terkejut karenanya pun bertanya dengan gugupnya,

"Apa yang kamu lakuin?"

"Siapa tahu dengan kering, kakimu bisa kembali." jawab Jin sambil terus mengelap ekor indah Y/n menggunakan kemejanya dan Y/n pun kembali bertanya sambil menatap Jin yang mengelap ekornya itu,

"Emang bisa?"

"Entahlah."

"Tapi kan gak harus pake kemeja kamu. Kemeja kamu jadi kotor kan." ucap Y/n dengan pelannya sambil menatap Jin dengan sendunya.

"Sudahlah. Kemeja ini bisa di cuci. Sementara hidupmu...." ucap Jin dengan pelannya sambil terus mengelap ekor Y/n dan Y/n pun kembali bertanya dengan pikirannya yang benar-benar resah itu,

"Aku harus bagaimana sekarang?"

Jin pun berhenti mengelap ekor Y/n dan menatap Y/n. Jin pun kembali duduk di samping Y/n dan mengelus tangan Y/n sambil berkata,

"Jika kakimu kembali, usahakan kakimu untuk tidakj menyentuh air. Apalagi saay di luar rumah. Jangan sampai ada yang tau tentang semua ini. Maafin aku."

"Aku punya banyak pertanyaan untukmu, Jin." ucap Y/n dengan pelan sambil terus menatap Jin.

"Tanya lah."

"Sebenarnya kamu siapa? Dari mana asalmu? Kenapa kalung itu jadi bikin aku kayak gini?" pertanyaan yang bertubi-tubi Y/n tanyakan pada Jin.

Jin pun menghela nafas pelan dan mulai menjawab,

"Nanti kamu juga akan tahu siapa aku yang sebenarnya. Yang jelas kalung itu dikutuk oleh ayahku sendiri karena kalung itu hilang di ambil orang."

"Lalu kenapa kalung itu bisa ada di dalam laut dan di dalam pasir juga?" Y/n kembali bertanya hingga membuat Jin kembali menghela nafas dan jujur saja hatinya belum siap untuk memberitahukan semuanya pada Y/n.

"Aku yang menyimpannya disana. Aku gak mau kalung itu jatuh ke tangan istri muda Ayahku. Maaf, aku belum bisa cerita semua sekarang. Kenyataan ini membuatku semakin sakit."

"Baiklah. Aku gak bakal banyak tanya. Aku yakin jika aku akan tahu secara perlahan." ucap Y/n sambil menunduk.

Perlahan kaki Y/n pun kembali. Jin tersenyum dengan air matanya yang masih mengalir di pipinya.

"Maafin aku ya Y/n." ucap Jin sambil memegang tangan Y/n dengan eratnya.

"Iya. Udah, kamu jangan nangis lagi ya. Ini sudah bagian dari takdir hidupku." ucap Y/n sambil mengusap air mata yang mengalir di pipi Jin.

From Sea [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang