Tentu saja seperti yang Kahaya duga, sepeda yang berada di pasar tidak ada yang bisa sama persis seperti yang dia inginkan dari internet.
Di pasar hanya ada satu ruko yang menjual lengkap segala sepeda, perlengkapannya, keamanannya, aksesorinya, dari bekas, sampai yang baru, Kahaya melihat sepeda-sepeda yang dipajang didepan, yang menampakan kebaruan mereka, lalu masuk kedalam untuk melihat yang lainnya.
Sepeda yang di pajang di depan adalah sepeda bekas yang telah jadi, yang sudah diperbaiki, sedangkan yang dipajang di dalam, adalah sepeda baru yang dari pabriknya sendiri.
Kahaya mengitari toko, dan memilih sesuai yang lebih mirip dengan apa yang dia mau.
Ada pilihan yang menyerupai, tetapi keranjang dari sepeda itu sangat kecil, dan Kahaya menginginkan yang besar untuk menampung barang bawaan mereka yang banyak
Dia berjalan ke penjaga toko yang berjaga di depan, menanyakan. "Pak, adakah model seperti itu, tetapi dengan keranjang yang lebih besar?"
Penjaga toko melihat sepeda yang ditunjuk dan berjalan kesana. "Tidak ada, tapi keranjang ini bisa diganti jika kalian mau"
"Ada pilihan keranjang?" Kahaya bertanya dengan ragu.
Penjaga toko mengangguk, melihat kakak beradik yang masih kecil yang saling bergandengan itu, hati pemilik toko menjadi lembut sebelum dengan sabar mengeluarkan semua pilihan keranjang yang ada di tokonya.
"Penggantian keranjang, kami perlu uang tambahan untuk memperbaikinya, yang paling murah seharga 100 ribu, sedangkan yang paling mahal 500 ribu, biaya untuk memperbaikinya yaitu 150 ribu"
Kahaya menghela nafas. Begitu banyak uang yang akan dia keluarkan hari ini, sepertinya tidak akan cukup jika dia memilih untuk mengganti keranjang dengan yang lebih besar.
Melihat helaan nafasnya, penjaga toko yang merupakan lelaki berbadan tegap, berusia 30 an itu mempertimbangkan, sebelum berkomentar. "Bagaimana dengan begini, beli sepeda bekas, lalu pilih keranjang bekas saja, itu sangat murah jika dibandingkan dengan yang baru"
Kahaya menunduk, sebelum berkata dengan terus terang. "Saya ingin menggunakan sepeda ini untuk jangka waktu yang sangat lama pak"
"Sepeda bekas, dan keranjang bekas ditoko kami mungkin memang tidak sekuat besi yang baru, tetapi kami sudah memperbaikinya, mereka tidak akan rusak dengan mudah. Tidak jauh berbeda dari yang baru, dikarenakan ada beberapa orang yang baru membeli tetapi sudah dijual lagi"
Kahaya memperhatikan penjaga toko didepannya, yang terlihat sangat bisa dipercaya, dan dia mengangguk. "Baiklah saya akan melihat-lihat sepeda bekas didepan dulu"
Kahaya belum melihat sepeda bekas yang dipajang didepan dengan seksama, karena dia sangat ingin membeli yang baru.
Kekurangan uang membuat dia sangat tertekan.
2 juta adalah yang dia tekankan untuk keluar membeli sepeda. Tidak bisa lebih dari itu.
Melihat sisa uang mereka saat ini...
Sebelum Kahaya melangkah, penjaga toko menghentikannya, "ayo, ikuti aku"
Kahaya melihat penjaga toko dengan heran, sebelum dengan patuh mengikutinya kebelakang, hanya ada dia yang membeli disini karena ini masih sangat pagi.
Tangan di genggamannya mengerat, dia menoleh kebelakang untuk menenangkannya dengan berbisik, "tidak apa apa Bara"
Bara sangat paranoid, terkadang Kahaya melihat dia begitu waspada dan tidak tenang pada orang lain, seperti ingin menyembunyikannya di belakang saat orang lain ada, Kahaya menafsirkan perilaku Bara itu sebagai bentuk perlindungan untuknya, saat Bara melakukan itu, hatinya sakit, mungkin itu bawaan dari lingkungannya yang tidak pernah aman, Kahaya merasa bahwa Bara tidak pernah mempercayai orang lain.
Penjaga toko membawa mereka naik kelantai 2, membuka gudang dan memperlihatkan banyaknya sepeda disana, "ini baru sampai di pabrik, sepeda-sepeda ini adalah yang terbaik, bekas tetapi dijual hanya tidak sampai beberapa bulan atau setengah tahun oleh pemiliknya, kami ingin menjualnya dengan status baru karena jangka pendeknya mereka dipakai, besinya sangat kuat, ini juga dilapisi cat anti air, tidak mudah terkorosi saat terkena hujan, pilihlah"
Kahaya terkagum melihat begitu banyak sepeda bekas. Mereka sangat persis seperti baru!
Melihat sepeda sama persis dengan yang ada didepan yang ingin dia pilih tadi, Kahaya yang lelah berputar-putar digudang, dengan cepat memilihnya, "yang ini, kalau boleh tau, berapa perbandingan harga yang ini pak, dengan yang ada di depan?"
"Yang didepan baru, harganya 1.950 ribu, sedangkan yang ini bekas kami hitung 1.400 ribu saja. Jadi mengambil keranjang?"
Kahaya mengangguk, melihat beberapa keranjang, dia mengambil satu yang bewarna hitam, berukuran besar, tetapi sayangnya di toko ini tidak ada satupun yang memiliki penutup.
"Berapa harga keranjang ini?"
Penjaga toko melihat-lihat sebentar, "itu 300 ribu"
"Bisakah ini ditambah penutup? Yang bisa kami buat kunci untuk mengamankan barang- barang kami?" Kahaya bertanya dengan harap.
Penjaga toko memikirkan sejanak, sebelum mengangguk, "kami akan memungut biaya 50 ribu saja. Bahan penutup kami ambil dari kerangka bawaan sepeda bekas yang kalian beli, itu mungkin akan memiliki lubang-lubang dekorasi, apa kalian ingin menambahkan kain anti air juga untuk melapisinya?"
Memikirkan bahwa pasti akan ada hujan dan barang-barang mereka yang diparkir di sekolah atau ditempat lain yang mereka inginkan itu akan menjadi basah, Kahaya tanpa fikir panjang menganggukkan kepalanya.
"Kain warna apa yang kalian mau?" Penjaga toko bertanya sebelum mengeluarkan sepeda dan keranjang yang kami pilih keluar dari gudang.
Berfikir untuk memilih warna hitam, tetapi sepeda yang dia pilih memiliki satu garis putih yang panjang di bawahnya, sebelum berubah fikiran, "warna putih"
Penjaga toko melepaskan baut-baut kuat yang menompang keranjang itu dengan alat.
Sebelum menambahkam kain yang di rekatkan ke keranjang, dia menambahkan beberapa baut disisi-sisi untuk memperkuat kain supaya rekat dikeranjang, dan tahan lama, lalu penjaga toko membuat keranjang yang sudah jadi dengan kain itu, melepaskan besi yang ada di keranjang satunya yang berukuran kotak, diatasnya, dan menjadikan penutup untuk keranjang mereka.
Saat sudah jadi itu tepat pukul 07:40 pagi, Kahaya membayar harga sebesar 1.750 ribu untuk semuanya.
Melihat beberapa gembok besar dan kecil di sana, serta rantai yang ramping, Kahaya menunjuk mereka, "tambah 2 rantai itu, dan dua gembok disebelah sana juga pak"
Penjaga toko menurunkan mereka, "rantai seharga 45 ribu, sedangkan gembok 20 ribu. Total 130 ribu untuk semuanya"
Kahaya tersenyum setelah memberikan semua uangnya, "terimakasih untuk bantuannya hari ini"
"Tidak apa-apa, kalian masih kecil, tidak mungkin aku akan tidak punya hati untuk menipu kalian. Hati-hati saat mamarkirkan sepeda dimanapun, aku sarankan untuk merantainya di beberapa tiang yang kuat. Ada banyak pencuri akhir-akhir ini"
Kahaya mengangguk.
"Rantai itu walaupun ramping, itu sangat kuat, kalian bisa lega, pencuri tidak akan bisa membawa mereka kemana-mana saat rantainya ada dijeruji roda" penjaga toko memberitahunya lagi.
"Baik, kami akan pergi dulu, selamat tinggal pak" Kahaya mengangguk lagi, sebelum pergi membawa sepeda itu untuk di dorong.
Waktu kecil, dia diajari sepeda oleh ibunya, waktu itu sepedanya memiliki roda 4, dan dua sebagai pendukung, dia rasa karena itu Kahaya bisa menyeimbangkan mengayuh sepeda dengan mudah saat ini.
Mendorong itu sampai di luar pasar dengan Bara, Kahaya menaikinya, mencoba untuk beberapa saat sebelum menepuk kursi dibelakangnya, Kahaya tersenyum. "Naik Bara, nanti pagi dilapangan, aku akan mengajarimu bersepeda"
Dia menghabiskan 1.880 ribu untuk semuanya, satu sepeda Rp 1.400 ribu + satu keranjang
Rp 300 ribu + untuk penutup keranjang Rp 50 ribu + dua gembok dan dua rantai sepeda
Rp 130 ribu = 1.880.000
Dari 2 juta uang yang Kahaya bawa hari ini, hanya tersisa 120 ribu.
Menghela nafas, Kahaya bermaksud untuk menghitung lagi berapa banyak uang simpanan yang dia punya saat ini
Uang simpanan yang dia punya sebelumnya adalah Rp 11.401.000 - 2 juta = 9.401.000
Kahaya mengayuh, sambil memandang jalanan yang sepi di jalur sepeda gayung, hanya ada beberapa yang lewat, yang menggunakan sepeda, mungkin karena anak-anak sekolah masih diliburkan.
Pohon-pohon tinggi bewarna hijau, setengah dari dedaunan disinari oleh sinar matahari bewarna kuning ringan, membuat mereka tampak bercahaya keemasan, dan juga bangunan demi bangunan yang ada di pinggir jalan, udara sangat sejuk dan segar dipagi hari, dikota ini sangat sedikit orang yang memiliki mobil atau motor, pajaknya begitu besar, sehingga orang harus berfikir berkali-kali sebelum membeli kendaraan motor ataupun mobil itu.
Ada penurunan tanjakan di bawah, Kahaya menoleh kebelakang dan berteriak, "pegang erat-erat Bara!"
Merasakan pegangan di pingangnya yang erat, Kahaya mempercapat, sambil tertawa, dan berkata dengan keras, "ini sangat menyenangkan bukan?"
Angin sejuk menerpanya, dan itu sekarang membuat dia merasakan kebebasan, suara gadis didepannya juga sangat memabukkan dan membuat dia bersemangat, Bara terbawa suasana dan ikut berteriak,"ini sangat menyenangkan Kahaya''
Sesampainya mereka di warnet itu tepat pukul 8 pagi kurang 4 menit.
Beruntung mereka bisa mengejar waktu, tidak sia-sia dia menjadi pembalap tadi.
"Selamat pagi kak" Kahaya menyapa kakak penjaga warnet.
"Selamat pagi, kalian sudah sarapan?" Penjaga warnet melihat mereka dan menyapa mereka kembali dan mengatakan basa-basi.
"Belum, sebentar lagi aku akan membeli sarapan untuk kami berdua" Kahaya membalas dengan tersenyum.
"Ada toko roti didepan sana, kau bisa membelinya karena harganya murah, dan menurutku juga rasanya lumayan" penjaga toko menawarkan.
Kahaya melihat dimana kakak penjaga warnet menunjuk, setelah melihat toko roti, Kahaya mengangguk dan tersenyum, "baik, terimakasih kak"
Dia keluar dan membeli, membiarkan Bara untuk bekerja di konternya, kakak penjaga warnet membiarkan Bara mengambil alih sebelum dia menyingkir dan bermain game di depan biliknya sendiri.
Harga untuk 1 roti adalah 4 ribu, Kahaya membeli 2 dan kembali ke arah warnet lagi.
Sepeda di parkir di depan warnet, di rantai di rodanya karna tidak adanya tiang, lagipula jika ada pencuri yang menginginkan sepeda itu, mereka harus mematahkan rantai besi keras yang kuat sebagai gantinya.
Benar kata penjaga toko sepeda, rantainya memang ramping tetapi jika sudah diikatkan di roda, sepeda tidak akan bisa kemana-mana sehingga itu menimbulkan rasa aman pada diri Kahaya saat meinggalkan sepeda itu dimanapun.
Kahaya masuk kembali ke warnet setelah mengamati sepeda baru miliknya dan Bara.
Setelah sarapan, Kahaya mengeluarkan beberapa lembar kertas, membaginya menjadi tiga, dua dia berikan pada Bara, itu adalah soal-soal Bahasa inggris dasar, sedangkan miliknya adalah soal-soal matematika, itu adalah kelemahan milik mereka yang harus diperbaiki.
Kahaya mengetuk layar handphonenya untuk mengatur alarm di jam 12 siang.
Bara sangat memperhatikannya, melihat langkahnya, dia sedikit mengeryit, sehingga dia menjadi ragu-ragu sebelum berkata, "kenapa pukul 12 siang?"
"Masih ada cucian yang harus aku selesaikan, dan membersihkan lantai 3 juga belum aku lakukan" menghela nafas, Kahaya melanjutkan, "tidak ada pilihan lain selain pulang cepat"
Alis Bara berkerut, Kahaya tau bahwa dia sangat enggan saat Kahaya ingin pergi.
"Lagipula ini masih pukul setengah 9 pagi, masih ada.. 3 jam setengah lagi sebelum aku kembali, bukankah itu waktu yang cukup lama"
Membujuknya untuk beberapa kata lagi, Kahaya masih melihat alis berkerut Bara yang nyaris tidak mengendur sedikitpun, Kahaya tidak bisa melakukan apapun untuk menenangkannya lagi, sebelum tenggelam dalam soal-soal yang ada di depannya.
Walaupun dia sudah berusaha tenggelam dalam soal pembelajaran itu, tatapan Bara sangat intens, sehingga dia menjadi sedikit kaku saat menulis dan menjawab lembar-perlembar jawaban.
Saat mereka sering akan terpisah, Bara menjadi berperilaku agak tidak biasa, dia mulai akan memandang Kahaya sedemikian rupa seperti berharap bahwa sosoknya bisa menempel dan digambarkan di matanya, Saat itulah Kahaya menjadi sedikit tidak nyaman. Tetapi ini adalah Bara, dan Kahaya tidak bisa melakukan apapun.
Mungkin kelakuan ini akan larut setelah hari demi hari rasa aman yang akan dirasakan Bara di masa depan..
Mungkin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Leave me, and I die (complete)
Romance"Ibu kahaya sebagai pasangan yang dari kecil telah bersama, Apa kebiasaan bapak Bara yang membuat anda takut?" Kahaya merenung, dan memikirkan, lalu membuka mulutnya. " ini. Cara dia menatapku. Tatapannya terkadang membuatku sedikit takut. Sebenarny...