bab 43 : Menjadi teman sekelas

6.2K 623 38
                                    

Masih gelap saat kahaya mengajak bara untuk berangkat ke sekolah

Udara terasa begitu segar sehabis hujan semalam

Kahaya melihat banyak orang tua yang berjalan kaki untuk menjaga kesehatan mereka,

meskipun dia tidak mengenal mereka kahaya masih akan mengangguk dan tersenyum menyemangati mereka untuk meneruskan kerja keras yang dilakukan.

Daerah di warnet cukup besar, banyak toko penjualan yang membuat kahaya dan bara tidak memiliki tetangga dekat disini

Ini juga merupakan keuntungan dan kekurangan.

Bara mendorong sepeda, sedangkan kedua tas mereka diletakan dikeranjang sepeda itu sendiri.

Semalam Bara bermimpi buruk, setelah Bara ditenangkan, sekarang barulah dia kembali normal

Atau..

Bara yang normal adalah ketidaknormalan orang normal

Kahaya sering dibuat kebingungan dengan semua yang Bara lakukan

Seperti memecahkan teka teki, dan bagaimana bersikap untuk mendapatkan teka teki itu sendiri, karena potongan yang dibuat Bara begitu membingungkan

Seperti halnya mereka jelas jelas sudah saling memiliki

Karna jujur, kahaya juga tidak ingin kehilangan Bara, dia juga tidak memiliki siapa siapa di dunia ini lagi

Ibunya telah meninggal

Ayahnya telah meninggal

Dan tidak ada kerabat yang dia kenal dikota ini dari pihak ayah maupun ibunya

Dan jika difikirkan sekarang itu cukup misterius

Karena kedua orang tua kahaya sudah tinggal diluar saat kahaya lahir, dan saat dia berumur 4 atau 5 tahun pun tidak ada didalam ingatannya wajah dari kedua belah pihak orang tuanya yang hadir

Atau orang tuanya kawin lari?

Sehingga menjadi seperti ini

Entahlah, bertanya sekarang tidak akan ada juga yang menjawabnya

Menebak nebak juga menghabiskan waktu

Orang orang yang bersangkutan sudah tidak ada lagi untuk ditanyai

Membuka handphonenya untuk melihat notifikasi yang muncul, kahaya melihat daftar penempatan kelas 3, ''Aku ditempatkan dikelas 12.3.. Bara, Bara, dimana namamu-- "

!

Matanya hampir keluar

BARA HARDIKA 12.3

".. Ini tidak mungkin"

Melihat Bara dan kemudian handphonenya lagi kahaya frustasi berjongkok dijalan dan memegangi kepalanya, ''ini tidak mungkin!''

Bara selalu memperhatikan kahaya saat dia melihat kedepan sambil membawa sepeda, tingkah kahaya membuat dia menjatuhkan sepeda itu saat menghampiri kahaya yang berjongkok dan memegangi kepalanya.

''kahaya, kahaya, ada apa?" suaranya tidak bisa menutupi kepanikan.

Memegangi dahinya, kahaya mendongak, dan berbicara dengan frustasi, ''kau dan aku, kita sekelas Bara.. Kita benar benar sekelas"

Mengangkat kahaya untuk berdiri terlebih dahulu, Bara menunduk untuk melihat aspal jalan yang bewarna orange untuk pejalan kaki, ''kau tidak ingin sekelas denganku kahaya?"

Tidak memperhatikan suasana, kahaya masih masuk kedalam kebimbangan apakah hari ini nyata, dan menjawab dengan suara yang setuju, ''tentu saja aku tidak ingin kita sekelas''

Leave me, and I die (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang