bab 46 : Apa kau menyesal Kahaya?

6.1K 635 38
                                    

Kahaya pernah berfikir untuk membeli pemanggang roti yang telah rusak beberapa bulan yang lalu, akan tetapi saat Bara mencoba-coba untuk memperbaikinya, ternyata Bara juga bisa melakukan itu, sehingga uang yang akan terpakai untuk membeli barang kehidupan mereka sehari-hari itu tidak jadi terbuang.
 
Apa yang sebenarnya Bara tidak bisa lakukan?
 
Dia pernah mencurigai mungkin Bara bukanlah anak dari kedua orang tua itu, dan seperti di film-film, Bara ditukar oleh orang jahat dan dia sebenarnya anak orang tua berpendidikan bagus, dan jenius.
 
Lihat saja otaknya, mencoba-coba dan itu tidak gagal sama sekali.

Ck ck ck, apakah ada manusia lagi  seperti Bara didunia ini?
 
Di SMA kelas 3 ini, semua anak cenderung akan sadar tentang krisis hidup mereka, saat Kahaya melakukan semua kegiatan harian seperti belajar saat ada mata pelajaran pertama, belajar lagi saat mata pelajaran kedua, lalu istirahat untuk makan makanan mereka dan tidur, atau belajar di saat jam istirahat dikelas atau perpustakaan, serta taman di SMA 6 ini, anak- anak lain terlihat melakukan hal yang lebih ekstra daripada yang Kahaya lakukan.
 
Les disana sini, bimbingan demi bimbingan, tidak ada yang tertidur dibawah papan tulis kelas lagi seperti awal-awal masa SMA mereka, tidak ada yang bermain-main seperti yang terlihat di kelas 1, atau 2 yang kerap mereka lakukan seperti biasanya.
 
Kahaya juga akan mulai mengikuti les Bahasa inggris, yang temannya katakan waktu itu.

pembayaran perbulan. Karena untuk mata pelajaran seluruhnya, ada Bara yang paham dan dengan mudahnya mengerti sekali jika diajari. 

Les diikuti jika mereka belum juga paham dengan apa yang dijelaskan oleh guru didepan kelas. Dia ingin fokus pada hal yang kurang darinya dan Bara, dan itu ada di mata pelajaran Bahasa inggris.
 
Sebuah perjalanan menuju kedewasaan dimana hal itu normal saat orang itu melakukan masa perkembangan. Itulah proses yang normal.
 
Tetapi bagi kehidupan Bara dan Kahaya sendiri, itu bisa dilihat bahwa proses mereka, adalah menjadi dewasa duluan saat mereka masih sangat kecil.
 
Disaat sekolah dasar, dia akan melihat begitu banyak temannya yang dijemput oleh kedua orang tua mereka. Atau minimal salah satu dari orang tua yang mereka miliki. Sedangkan dia tidak.
 
Pernah dia dijemput oleh ibunya, tetapi ibunya memiliki tubuh yang lemah.

Sering sakit- sakitan jika melakukan pekerjaan yang berat, maka dari itu Kahaya yang masih kecil saat itu bersikap dewasa, dengan menyuruh ibunya untuk tetap dirumah, dan berbicara bahwa dia pintar, dan sudah tau jalan pulang.
 
Bara pun begitu, dia mungkin dari kelahirannya akan terus disia-siakan. Kahaya berfikir, beruntung bahwa Bara bisa hidup sampai saat itu dia bertemu dengannya.
 
‘’Apa kau pernah menyesal bertemu denganku Kahaya?’’
 
Saat ini mereka sedang berada di dalam perpustakaan SMA 6, Kahaya sedang memilih buku apa yang ingin dipinjamnya didalam perpustakaan ini, yang tebal, dan memiliki banyak contoh soal-soal. Tetapi Bara yang sedang ikut mencari buku disampingnya bertanya seperti itu, tanpa adanya aba-aba.
 
Bara sedang memegang sebuah buku di tangannya. Kahaya sangat lega bahwa tangan itu tidak dimasukkan kedalam saku celananya. Dan mulai bertanya, ‘’kenapa kau menyakan itu
Bara?’’
 
Membalik buku yang ada ditangannya, Bara menunjuk pada kalimat dikertas itu. Yang berbunyi.
 
Dalam hidup, ada saat dimana kau menyesal telah bertemu satu orang.
 
Melihat kalimat itu, dan wajah Bara, Kahaya menutup bukunya, dan memegang tangan Bara untuk berkata. ‘’Baraku sayang, jangan mendengarkan hal-hal semacam ini. Aku tidak pernah menyesal betemu denganmu, ada saat kita memang merasakan hal itu untuk orang lain. tetapi bukan untuk kita berdua’’
 
Bara mengelus tangan Kahaya, merasakan kehangatannya dan kata-katanya yang menenangkan.
 
‘’Aku selalu berfikir Kahaya tentang perdebatan kita berdua. Saat aku berdebat denganmu tentang sesuatu yang tidak aku mengerti kenapa kau marah padaku, berakhir dengan kau mendiamkanku, tidak mau kusentuh, atau yang lainnya, aku merasa sangat kesal, dan putus asa. Aku juga berfikir, jika kedua orang tuaku tidak menginginkan aku, lalu kenapa mereka melahirkanku. Jika aku tidak berguna didunia ini, lantas kenapa aku mereka biarkan melihat dunia ini?’’

Leave me, and I die (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang