bab 42 : Ciuman

7.6K 731 59
                                    

Seharusnya ini siang hari, tetapi didalam ruangan sangat gelap. Bara tidak bisa mengatakan dimana dia berada.

Jantungnya mulai berpacu dengan rasa tidak aman yang luar biasa, tetapi itu berlalu dalam sekejap.

Bara melihat kedua tangannya sendiri dan itu besar.

Itu bukan tangan kecil yang hanya bisa terdiam,

Saat ini dia bukan anak kecil itu lagi.

Ini juga bukan kamar kecil yang dia tempati dulu.

Dia tidak mendengar teriakan kedua orang itu saat bertengkar, pecahan botol botol, suara tv, suara terengah- engah ibunya dengan segala teman laki laki yang dia miliki.

Keringat tipis menutupi keningnya, itu panas dan lembab didalam ruangan, Bahkan angin sepoi-sepoi yang diarahkan padanya oleh kipas yang berayun di kakinya terasa agak lembab.

Bara menggosok wajahnya dengan kuat dengan kedua tangannya sebelum dia perlahan duduk.

Ada sosok disampingnya, di selimut yang sama. Sosok manusia, meringkuk dalam selimut bewarna krem.

Bara dengan hati hati menurunkan selimut, mendekat ke leher kahaya untuk menghirup aromanya yang memabukkan.

Gadis ini tertidur disisinya bahkan tanpa penjagaan.

Napas kahaya lambat dan teratur, dan dia tidak menunjukkan tanda-tanda bangun.

Bara dengan lembut menggulingkan sosok itu ke punggungnya dan naik ke atas.

Kehangatan kulit orang ini sangat membuat dia kecanduan

Melihat alis, mata, lalu bibir yang merekah merah membuat Bara bergerak maju tanpa berfikir

Dan dia mencium bibir yang saat ini hanya ada untuk bernafas

Ciuman serakahnya bahkan mencoba untuk mengambil napas gadis itu, dan akhirnya kelopak mata kahaya berkibar saat dia bangun dari tidurnya.

"―Bara...?"

Bara merasakan getaran di tulang punggungnya. gadis itu telah memanggil namanya. Namanya. Sebelumnya, itu hanyalah dekorasi yang dangkal.

Gadis ini telah memberinya arti.

Sekarang kahaya telah bangun, Bara menjalin lidahnya dengan lidahnya. Penolakan dari gadis dibawahnya karena kehabisan nafas membuat Bara melepaskannya untuk menatap gadis dibawahnya yang terengah untuk mengambil nafas dengan ceroboh

Bara mencium dagu kahaya, menjilat tenggorokkannya, dan mengecup lekukkan di antara tulang selangkanya.

Merasakan bahwa kahaya telah mengambil nafas yang cukup, Bara kembali lagi kebibir gadis itu yang mengundang.

Mengisap keras. Mengambil semuanya.

"Bara―!" kahaya memohon dengan tegang, menggelengkan kepalanya seolah menghindari ciumannya. "-Berhenti."

Bara menempelkan bibirnya ke leher ramping kahaya dan menggigitnya dengan main-main.

Sebelum mendongak untuk bertatap mata dengan gadis dibawahnya dengan mata yang sedih, "Aku bermimpi buruk lagi kahaya.."

Kahaya ingin marah akibat kebrutalan barusan, tetapi melihat Bara yang saat ini berekspresi seperti ini, kahaya mengambil nafas dalam dalam sebelum memeluk Bara, menepuk punggungnya perlahan lahan untuk menenangkan.

Sudah terhitung berkali kali saat kejadian Bara terbangun dari mimpi buruknya dan berakhir dengan kontak fisik yang tiba tiba seperti ini

Berada dalam pelukan kahaya, Bara merasa memiliki tempat ternyaman didunia. Dan dia sudah merasa cukup.

Leave me, and I die (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang