bab 47 : Memilih jurusan universitas

4.7K 668 69
                                    

Pada pagi hari sekitar jam 5 pagi, Kahaya mengingat bahwa itulah jam disaat Bara selalu terbangun tepat waktu, dan cara membangunkan Bara yang mengecup disana sini, terkadang menciumnya dengan dalam, lalu ringan

Membuat Kahaya bertanya-tanya apakah yang mereka lakukan ini boleh diumur mereka yang baru akan lulus beberapa bulan kedepan ini.
 
Kahaya tidak memilih laptop, tetapi hanya notebook merk asus, yang kecil dengan pembawaan nya yang mudah, Bara menganti HDD bawaan notebook ini ke SSD dengan 256 gb sata III agar penggunaannya menjadi cepat, memang ada pilihan ditempat kerja Bara, akan tetapi Kahaya takut bahwa pemilik toko service komputer dan laptop itu akan memberikan harga gratis lagi untuk Bara, jadi Kahaya dan Bara pergi membeli sendiri di toko megastore computer yang ada di pasar seharga 400.000. 
 
Dan baterai bawaannya yang telah rusak seharga 397.000. Sedangkan jika membeli ditempat Bara bekerja mereka akan mendapat harga 320.000 untuk SSD, dan 360.000 untuk baterai laptop. 
 
Itu tidak apa-apa, mereka sudah mendapat notebook gratis, dan tidak mau mengeluarkan uang sepeser pun?! Dasar kau Kahaya tidak tau diri.
 
Kahaya mencaci dirinya sendiri karena begitu pelit.
 
Serta pembenaran pada prossessor yang bermasalah, dan lain sebagainya yang Bara sebutkan, yang sebagian dimengerti dan tidak.
 
797 ribu untuk memperbaiki semua kerusakan, dan kebaikan hati pemilik toko tempat Bara bekerja yang meminjamkan alat-alat lengkap itu juga untuk Bara.
 
Tentang les bahasa inggris yang Kahaya sebutkan sebelumnya, Kahaya benar-benar tidak memiliki waktu karena les itu berada di 11 pagi – 2 siang, dan ada waktu ke dua yaitu 5 sore – jam 8 malam. Kedua waktu itu sangat berbentrokkan dengan jadwal Kahaya sendiri. 
 
Kahaya berkeliling untuk mengitari kota besar ini, tetapi hasilnya nihil. Waktu mereka seperti hanya ada dijam jam itu saja, Kahaya menanyakan juga pada teman-temannya, tetapi semua tempat les yang direkomendasikan memiliki waktu yang sama dengan waktu itu.
 
Haruskah dia mengambil les online saja?

Seperti ruang guru contohnya?
 
Tetapi Kahaya merasa tidak produktive jika seperti itu, jadi Kahaya mengurungkan niatnya, dan akan mengambil les bahasa inggris itu nanti saja. Mungkin saat dia di universitas?
 
Setelah berada di kota z saja mereka memikirkannya, lagipula waktunya terlalu dekat. Sebentar lagi mereka akan ujian tengah semester pada tanggal 2 – 7 september.
 
Ada banyak hal yang harus dipersiapkan untuk pergi ke kota Z, Kahaya bermaksud membeli koper saja 2 buah untuk bajunya dan Bara.
 
Alat-alat masak itu juga akan Kahaya jual. 
 
Beruntung sekali dia tidak jadi untuk membeli pemanggang roti karena hanya untuk penggunaan yang singkat semacam itu akan sama saja dihargai dengan harga bekas jika dijual.
 
Tetapi sebelum itu Kahaya tentu saja akan memprioritaskan masa belajarnya dulu.
 
Pada saat tanggal 2 datang, Kahaya pertama-tama berdoa dulu pada tuhan agar dia diberkati, sebelum mengisi nama, nomor ujiannya, mencoret lingkaran jawab yang telah disediakan dengan ingatan dan pencarian jawaban dengan hati-hati.
 
Anak-anak yang belum memiliki kepastian tentang kemampuan mereka sibuk juga mencari kunci jawaban. Tetapi kunci jawaban yang benar sebanding seperti mencari jarum di tumpukan jerami, mereka sangat sulit mencari yang benar.
 
Kahaya sempat berfikir bahwa sangat memusingkan sekali bermain dengan keberuntungan. 
 
Karena pastinya keberuntungannya sangat kecil, jika dia bermain seperti itu. 
 
Yang paling pasti adalah mengandalkan kemampuan sendiri.
 
Saat telah pasti bahwa diri sendiri yang mampu melakukan itu, mereka tidak akan bergantung pada hal semacam kunci jawaban untuk menang. 
 
Berusahalah terus sampai diri sendiri lelah, saat telah lelah dan sudah berada di posisi tidak bisa membuka mata lagi, baru, berhentilah dan istirahat.
 
Lagipula ada ciptaan bernama kopi yang sangat membantu Kahaya untuk membangunkan dirinya sendiri. Akan tetapi Kahaya membarenginya dengan banyak minum air putih dari botol nya yang terus Bara isi ulang beberapa kali dalam sehari.
 
Mereka harus membeli untuk mineral, karena sudah tidak ada rumah makan lagi yang bisa dia ambil untuk dahaganya.
 
Keluar dari ruang ujian, Kahaya mendapati Bara sudah duduk di depan ruangan ujiannya, Dia menarik Bara untuk turun kebawah, disepanjang jalan menghirup udara pengumpulan nilai mereka nanti yang mungkin akan seperti yang dia prediksi.
 
Pada hari-hari sesudah itu mereka sangat sibuk untuk menyiapkan ini, dan menyiapkan itu. Kahaya sudah memiliki rencana untuk pergi ke kota z dengan menaiki bus saja. 800 ribu untuk bus dengan fasilitas yang bagus.
 
Bara dan Kahaya, yang akan menjadi 1.600 ribu rupiah.
 
Saat ujian semester menyambut itu adalah tanggal 6 – 10 desember. Kahaya sedikit tegang karena ini adalah ujian semester terakhirnya disekolah.
 
Tabungan yang mereka miliki sekarang ini adalah 254 juta. Kahaya tidak ingin mengeluarkan uang dari tiket bus dari sana, tetapi dia ingin mengambil dari uang yang dia dapatkan dan Bara dari juara umum 1, dan 2 nya. 
 
Serta uang untuk perjalanan diambil dari yang dia dapatkan di peringkat 1 ujian nasional tingkat SMA, tentu saja Bara yang berhasil mendapatkannya, tetapi Kahaya juga patut diberikan ucapan selamat untuk dirinya sendiri karena berhasil naik dari juara 4 ujian nasional di SMP nya, menjadi juara 2 di ujian nasional SMA nya ini.
 
Hadiah ujian nasional sangat besar, Bara mendapat 25 juta untuk juara satu ujian nasional, dan Kahaya mendapat 15 juta.
 
Mereka menjual laptop yang dihadiahkan pada mereka di tempat Bara bekerja yang mendapatkan harga asli, yaitu 8 juta rupiah untuk 1 laptopnya, dia mendapatkan 2, dan mereka mendapat 16 juta untuk 2 laptop yang telah mereka jual.

Leave me, and I die (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang