bab 40 : kenaikan kelas 3

5K 664 58
                                    

Kahaya keluar dari ruang ujiannya lebih awal dari murid lain, entah mungkin karena dia belajar mati matian sampai perutnya mual melihat huruf dan angka beberapa bulan ini, atau karena menurut kahaya soal ujian semester untuk tahun ini lumayan mudah untuk dijawab, tetapi kahaya sangat percaya diri menebak bahwa nilainya mungkin akan lebih tinggi dari tahun lalu, dia merasa bahwa IQ nya bukan 118 seperti miliknya, tetapi 194 seperti milik Bara.

Benar, IQ Bara yang diatas rata rata itu menggemparkan SMA N 6 saat hasil tes IQ yang mereka lakukan saat awal masuk SMA N 6 dibagikan.

Di SD atau SMP dia tidak pernah melakukan tes ini, sehingga kahaya mengisi asal asalan waktu itu. Kahaya menghibur dirinya sendiri untuk hasil IQ nya yang hanya rata rata tersebut.

Karena Skor rata ratanya IQ manusia pada umumnya adalah 110-119

Dan diatas angka itu, mereka bisa dianggap diatas cerdas, dan jenius.

Perbedaan skor otak itu mampu menyadarkan kahaya yang awalnya bertanya tanya bagaimana berbedanya cara mereka menangkap pelajaran yang dijelaskan oleh guru yang sama, diwaktu yang sama, dan kata kata yang sama.

Meskipun kahaya masih akan menjadi Juara dua umum, kahaya sangat bersyukur bahwa kahaya tidak pernah memiliki keberuntungan untuk sekelas dengan Bara sehingga dia masih bisa mendapat juara satu dari kelasnya sendiri. Dan mendapatkan uang tentunya.

Karena dia tidak memiliki penghasilan yang banyak setelah keluar dari rumah makan bu Mustofa.

Berbicara tentang itu, setelah kahaya melarikan diri dari ruko, kahaya belum menginjakkan kakinya disana, terakhir kali dia kesana adalah saat kak Sugito membukakan pintu, dan dia mengambil semua barangnya diam diam waktu itu bersama Bara.

Kahaya sekarang bekerja di market, dan karena dia hanya bisa mengambil separuh waktu, kahaya bekerja dari pukul 5 sore sampai jam 2 malam, mendapat gaji 750.000 perbulan karena masih pegawai baru.

Kahaya baru bekerja 7 bulan ini. Lumayan lama. Banyak sekali pelajaran yang dia dapatkan. Mulai dari persaingan, pendapatan, dan waktu yang harus dia mulai sesuaikan untuk pertama kalinya lagi, serta suasana baru yang bisa dibilang sangat melelahkan untuknya.

Jika bukan lewat lomba, dan kemenangan kemenangan yang bisa kahaya dapatkan dari sekolah ini, kahaya tidak mampu menghasilkan uang tambahan lagi.

Sebentar lagi dia akan naik kekelas 3 SMA, kahaya menarik nafas berat dan menuju tangga untuk memikirkan bagaimana meminta maaf pada bu Mustofa untuk segalanya.

Bukan karena dia ingin kembali lagi bekerja disana, tetapi karena betapa baik bu Mustofa yang telah menjaganya selama ini.

Kahaya sadar dengan hukum alam, tidak selamanya orang bisa terus bersama, tidak selamanya juga manusia bisa menetap pada satu tempat.

Pasti akan ada waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal, itulah yang kahaya ingin ajarkan pada Bara, tetapi Bara tidak mau mendengarkan.

Karena kahaya terlalu menunda nunda waktu untuk meminta maaf sampai sekarang telah mencapai satu tahun lebih, kahaya merasa sangat tidak enak jika memikirkannya.

"Kahaya!"

Sebuah suara datang dari belakangnya.

Bima bergegas dan berlari mendekatinya, "bagaimana! Bisakah kau menjawab semuanya?!"

Melihat betapa bersemangatnya Bima, teman sekelasnya ini, kahaya tersenyum mengangguk, "itu baik baik saja"

Kahaya melihat Bima berjalan mendekat lagi padanya, dan itu berhasil membuat kahaya waspada untuk melihat sekeliling, hanya untuk mencari sosok yang mungkin akan muncul tiba tiba disekitarnya.

Leave me, and I die (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang