Bab 5: lebih dari cukup

7.1K 890 26
                                    

Rumah makan terlihat ramai seperti biasa, Kahaya membungkus satu demi satu pesanan pelanggan. Dan terkadang juga membantu melayani orang-orang yang makan di tempat.

Hari ini adalah hari sabtu, Kahaya mengatakan sebelumnya bahwa jika itu malam minggu Bara harus datang lebih pagi dari sebelumnya. dia melupakan itu, dan hanya sibuk membeli barang di pasar tadi pagi, dan tidak membeli makanan untuk mereka berdua.

Apakah dia kelaparan dirumah saat ini?

Itulah yang terpikirkan di benak Kahaya saat ini

Melihat jam yang telah mengarah ke setengah tiga pagi, Kahaya membungkus dua porsi makanan untuk Kahaya dan Bara makan nanti.

Kahaya menyimpan kantong itu, dan menunggu namanya dipanggil untuk uang harian yang didapatkannya.

Dengan penutupan warung, Kahaya berlari ke arah tempat yang telah dijanjikan oleh mereka untuk pertemuan.

Itu di taman lalu lintas, dekat ruko Kahaya.

Kahaya sudah lama melihat taman ini di siang hari. Saat dia pulang sekolah, dia akan melewati jalan itu.

Taman ini tidak terlalu populer karena hanya ada lapangan rumput besar, dan jalan larian untuk jogging pagi. Itu tertinggal dari taman lainnya yang mempunyai ayunan, atau permainan menyenangkan anak-anak dan alat-alat olahraga.

Di siang hari itu sepi, apalagi saat malam hari.

Tidak ada orang yang mengunjunginya. Sehingga Kahaya akan mengambil lokasi itu sebagai tempat pertemuan mereka.

Awalnya mereka bertemu di rumah makan Bu Mustofa, saat tutup. Akan tetapi mata karyawan lain, serta Bu Mustofa sendiri terlalu membuat Kahaya tidak nyaman.

Kahaya sampai di pintu taman, dan telah di suguhkan oleh Bara yang sudah datang dan berbaring di atas rumput ditengah-tengah lapangan.

Menghampirinya, Kahaya membuat suara memanggil. '' Hei..''

Mendengar suara itu, Bara menyingkirkan tangannya yang menutupi mata, dan membuka matanya untuk melihat Kahaya yang berdiri di atas.

Kahaya memposisikan duduk di sampingnya, meletakan semua makanan di atas rumput di depan mereka.

Menarik anak lelaki yang masih menatap kosong kearahnya itu untuk duduk, Kahaya berkata. ''Ayo cepat makan, aku sangat lapar''

Kahaya membungkus 1 ikan bakar, dan 1 ikan goreng untuk mereka makan, tahu serta tempe di kotak lainnya, 1 porsi kangkung di wadah kuahnya, dan 2 bungkus nasi untuk mereka.

Itu dua porsi makanan yang didapatkan Kahaya untuk hari ini.

Setelah perutnya penuh, Kahaya melihat Bara yang juga telah mengosongkan nasi di kotak makannya, dan tidak tersisa, Kahaya membereskan kotak-kotak itu kembali, dan memasukkannya ke kantong plastik.

Bara terlihat panik saat Kahaya melakukan itu, dia menghentikan tangannya, ''kau baru datang, jangan pulang dulu..''

Mendengar itu, Kahaya melepaskan tangan Bara dengan lembut, Kahaya terus memasukkan kotak makan ke kantong dan berkata tanpa melihat Bara. ''Aku tidak pulang, hanya akan membereskan ini''

''0h..''

Kahaya tidak melihat senyum kelegaan Bara, karena di masih membereskan kotak-kotak itu dengan menunduk.

Kahaya mengikat kantong itu, dan meletakkan di atas rumput. Kemudian dia duduk dengan santai di samping Bara yang masih menatapnya.

Sambil melirik, Kahaya mengeluarkan nafas berat. ''Bara, aku sudah memikirkannya, jika kau ingin mengikutiku itu akan sangat sulit. Kita tidak mempunyai uang yang cukup besar untuk itu, pengeluaran kita akan bertambah di masa depan. Di setiap harinya, pasti akan ada hal-hal yang harus dibeli. Seperti buku-buku yang direkomendasikan oleh Guru untuk dibaca, atau pengeluaran kegiatan disekolah yang harus dibayar, belum lagi uang makan harian, dan juga--''

Leave me, and I die (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang