Bab 4: pengecualian

7.6K 932 14
                                    

Selain membelikan itu semua untuk Bara, Kahaya juga membawa Bara ke salon yang berada di dekat pasar, untuk memotong rambutnya.

Kahaya tidak bertanya, seperti apa gaya rambut yang Bara mau. Tetapi, dia sibuk memilihkan sendiri gaya rambut untuknya.

Sementara itu Bara menatap orang-orang yang duduk di kursi didepannya, melihat pantulan para laki-laki itu di cermin yang besar didepan mereka.

Dia melihat mereka secara singkat, lalu memperhatikan gadis di sampingnya lagi, dan berkata, nyaris seperti gumaman. ''Ini menyenangkan''

Kahaya masih membalik buku gaya rambut di salon ini. Menoleh ke arah Bara. ''Apa yang menyenangkan?''

Bara, ''keluar bersama seperti ini''

Kahaya menghentikan mencari gaya rambut yang pas, dan sekarang fokus ke arah Bara, dia merasa kalimatnya cukup aneh.

''Bukankah Nenek sering membawakanmu makanan, apakah dia tidak pernah membawamu keluar?''

Bara menggelengkan kepalanya.'' Tidak, Nenek tidak pernah membawaku keluar. Dia hanya akan memberikanku makanan, dan menyimpankan uang untukku''

Hanya itu?

''Lalu bagaimana dengan piala-piala itu, bukankah Nenek sangat menghargainya dan memajang mereka di rumahnya?''

Itu berarti dia menyayangi, dan bangga pada Bara bukan?

''Ya, Nenek memang menyukai mereka. tetapi esoknya, mereka sudah tidak dipajang lagi.''

kahaya terkejut, samar-samar dia bisa menebak sesuatu. ''Dan kemana perginya mereka semua?''

''Aku tidak tahu, tidak pernah bertanya.''

Ya, pemikiran Bara jelas abnormal.

Tidak seperti anak-anak lainnya yang sering bertanya tentang sesuatu hal yang tidak mereka ketahui, Bara cenderung diam.

... Bara jelas telah ditipu.

Semua uang yang dimenangkan Bara, hanya untuk makanan, tidak memberikan apapun lagi selain makanan, bukankah nenek itu sangat licik?

Piala-piala yang dimenangkan oleh Bara di simpannya untuk dijual, Kahaya percaya bahwa harga dari satu piala besar, walaupun terbuat dari plastik itu bisa mencapai 300 ribu. Jangankan itu, piala plastik biasa saja bisa mencapai 80 ribu jika dijual ke toko.

Kahaya tau itu karna di kamarnya juga ada beberapa piala yang dia menangkan dari juara besarnya di sekolah. Terkadang dia juga akan menjual mereka, untuk membeli barang-barang lainnya yang dia butuhkan.

Lagipula, itu hasil kerja kerasnya. Dia mengetahui bahwa ibunya saja tidak cukup untuk menampung beban hidup mereka, Kahaya berusaha semampunya untuk membantu ibunya, walaupun ibunya tidak pernah memaksanya, dan khawatir jika dia akan pulang larut malam. Anak gadis kecil seperti dia.

Ibunya terlalu khawatir akan penculikan. Tetapi Kahaya berhasil membujuk pada akhirnya.

Banyak orang tua yang mengatakan padanya bahwa dia tidak seperti anak sepantarannya, mereka mengatakan bahwa sikap Kahaya terlihat lebih dewasa dari mereka. Bu Mustofa pun termasuk yang mengatakan itu.

Mungkin, dia juga tidak tahu.

Dia hanya terbiasa seperti itu, mengetahui kapan waktu untuk berbicara dengan orang lain, dan kapan waktunya berhenti.

Mengetahui apakah orang itu benar-benar bersemangat berbicara dengan orang lain, atau hanya menahan diri. Selalu memperhitungkan terlebih dahulu apa untung dan ruginya jika dia melakukan sebuah perbuatan.

Leave me, and I die (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang