Bab 6: hanya setengahnya

6.1K 818 9
                                    

Setelah pulang dari warnet yang didatangi Kahaya, dia memasuki ruko kembali. Rasa kantuk yang belum terpenuhi membuat Kahaya sekali lagi terkapar di atas kasurnya.

Mengangkat tangannya, Kahaya melirik jam di pergelangan tangan yang belum dilepas. Masih pukul 11 siang saat ini.

''Oke, aku akan tidur hanya tiga jam, tiga jam, tiga jam...''

Dengan mengatakan itu berulang-ulang berharap itu terukir dialam bawah sadarnya, Kahaya terlelap. Perilaku itu sudah dilakukannya sebagai kebiasaan.

Walaupun Kahaya terkadang tidak bisa mempercayai bahwa dia benar-benar akan bangun tepat tiga jam seperti yang dia katakan. Tetapi itu sudah terbukti berhasil selama ini.

Dan benar saja, Kahaya terbangun tepat pukul 2 siang. 3 jam, seperti yang dia katakan.

Kahaya mengeluarkan lembaran kertas tadi diatas lantai kamarnya. Hanya tersisa setengah ukuran kamarnya, dan setengah lainnya ditempati oleh kasur kecilnya yang tertata rapi.

10 lembar kertas itu dipilah Kahaya menjadi dua bagian.

Dikertas-kertas ini dia telah mencetak soal-soal. Kahaya menjadikan mereka dua bagian, itu semua dimaksudkan Kahaya untuk Bara nantinya. Semuanya soal Bahasa inggris, nilainya dipelajaran Bahasa inggris sangat baik, itu 87. Yah, memang masih kurang dari sempurna, tapi masih mendekati bukan?

Dia ingin mengikuti kursus, tetapi itu bisa dia pikirkan nanti. Lagipula harga bimbingan belajar seperti itu tidak murah. Mungkin sekitar 4 juta, jika itu semua mata pelajaran. Tetapi jika bimbingan belajar satu pelajaran seperti hanya mengambil fokus pada Bahasa inggris, mungkin juga sekitar 1 atau 2 jutaan.

Ini akan sangat membantu bagi mereka, walaupun dia tau bahwa Bara mempunyai otak yang pintar, tetapi jika itu ditambah dengan kerajinan, bukankah nanti otak Bara akan lebih berkembang? lalu Kahaya tidak pusing lagi soal datangnya uang.

Dia juga berfikir untuk mencarikan pekerjaan yang cocok untuk Bara. Ini akan sangat menyusahkan bila hanya pendapatan Kahaya saja yang bisa menampung mereka berdua.

Kahaya tentu saja tidak keberatan, tetapi ini akan membuat mereka sulit jika ada keperluan mendadak yang harus mereka berdua beli nanti.

Dia tidak bisa membayangkan bagaimana Bara bisa melewatinya selama bertahun-tahun di rumah itu, dengan kedua orang tuanya sering bertengkar, ayahnya hanya menjadi pengangguran, dan ibunya adalah.. seorang pelacur.

Ya, kau tau, itu benar. Pekerjaan ibunya adalah pelacuran, dan ayahnya adalah pecandu alkohol yang menganggur dengan hobi menonton tv dirumah.

Semakin dia memikirkan kehidupan yang telah dijalani Bara, Kahaya ingin segera mengeluarkannya dari sana, tetapi ini tidak akan bisa jika Kahaya hanya mempunyai uang sedikit seperti ini. Dia akan memikirkan nanti untuk itu semua.

5 hari lewat hanya begitu saja, seperti yang dia duga Bara bisa mendapatkan kuota jalur undangan SMP 26 dari sekolahnya, yang Kahaya yakin kuota untuk memasuki SMP negeri unggulan seperti itu hanya ada sedikit, mungkin hanya 3-5 orang yang mendapatkannya.

Di sekolah Kahaya sendiri hanya 3 orang yang hanya bisa mendapatkannya, dan itu termasuk Kahaya.

Kahaya dan Bara datang secara terpisah ke SMP 26 untuk membayar uang biaya masuk gelombang 1 yang didampingi oleh wali kelasnya. Bara memiliki situasi yang sama dengannya, dengan didampingi wali kelas mereka untuk membayar uang pendaftaran.

Kebanyakan Siswa yang berhasil memasuki SMP 26 juga banyak yang membawa orang tua mereka.

Tetapi kesedihan karena bahkan satu orang tua pun tidak dipunyai Kahaya bisa hadir untuk menemaninya disini itu sirna karena biaya untuk gelombang 1 ternyata lebih murah daripada yang Kahaya hitung, itu membuat Kahaya mengeluarkan uang dari kotak pensilnya yang besar dan menghitung ulang.

Leave me, and I die (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang