Hari minggu yang dinanti telah tiba. Semua anggota keluarga kecil Satya, kecuali Agni, tampak semangat bangun pagi. Setelah melaksanakan sholat subuh berjama'ah, sang istri langsung meluncur ke dapur untuk membuat makanan yang hendak mereka bawa nanti. Beda lagi dengan Satya, dia lebih memilih menyibukkan diri dengan memanasi mobilnya.
Sampai detik ini, Agni masih nyaman bergelung dengan selimutnya. Echa tetap membiarkan putrinya itu. Sebab dia pikir masih ada waktu sekitar dua jam untuk bersiap-siap pergi mandi.
Beberapa menit kemudian, Satya masuk ke dalam rumah. Ia tersenyum lebar saat melihat istrinya yang sedang berkutat dengan peralatan masak. Segera ia hampiri wanita itu tanpa banyak pikir.
"Ada yang bisa aku bantu gak?" tanya Satya sembari memeluk istrinya dari belakang.
Echa terlonjak kaget karena kehadiran suaminya. Memang semenjak mereka menikah, Satya lebih senang melakukan skinship lebih dulu ketimbang dengannya. Lelaki itu selalu memeluknya secara tiba-tiba atau memberikan kecupan baik di bibir maupun di keningnya.
"Nggak perlu, Mas. Ini hampir selesai kok. Kamu tolong bangunin Agni aja, bisa 'kan?"
"Oke," jawab Satya singkat. Namun hingga beberapa detik kemudian, lelaki tersebut tak kunjung beranjak dari sana. Bahkan ia masih betah memeluk sang istri.
"Apa?" tanya Echa. Seakan dia tahu jika suaminya itu sedang menginginkan sesuatu.
"Kamu jarang ngasih 'itu' ke aku akhir-akhir ini," adu Satya dengan wajah cemberut.
Sejenak Echa mengerutkan keningnya. Dia tak tahu maksud dari suaminya ini. Memang apa yang ia lewatkan selama ini?
"Itu.. morning kiss! Kamu belum ngasih itu 'kan tadi pagi?" jelas Satya sekali lagi.
Seketika Echa memutar kedua bola matanya. Dia pikir ada hal penting yang telah ia lupakan. Nyatanya sang suami sedang membahas tentang hal lain.
"Kenapa? Kamu keberatan? Padahal di sini gak ada Agni loh!"
"Ck! Emang harus ya?" balas Echa sembari melepaskan diri. Selanjutnya ia menuju wastafel untuk mencuci tangannya.
Satya juga mengikuti ke mana langkah kaki sang istri menuju. Sebab dia masih ingin memperjuangkan haknya.
"Harus, Cha! Aku 'kan udah jadi suamimu. Jadi, sah-sah aja kalo aku minta sekarang."
Echa lantas tertawa geli. Bagaimana mungkin, Satya lebih terlihat seperti anaknya yang sedang merajuk minta dibelikan permen. Sungguh sangat tidak cocok dengan image-nya yang dikenal sebagai dosen killer di kalangan para mahasiswa.
"Udah, ah! Nyerah aku. Kamu udah gak sayang lagi sama aku."
Satya membalikkan badannya dengan perasaan dongkol. Bukannya peka, istrinya malah puas menertawakannya. Namun, belum sempat ia menjauh, dalam sekejap segala kekesalan di dalam hatinya sirna. Sebab tiba-tiba sang istri mengucapkan sepatah kalimat yang ia tunggu-tunggu sedari tadi.
"Katanya mau kecupan, kok malah pergi?"
Dengan cepat Satya berbalik dan kembali mendekat pada sang istri. Echa dengan senang hati menangkup wajahnya, sebelum wanita itu memberikan kecupan sekilas di pipi.
"Udah 'kan? Sana pergi! Bangunin Agni sekarang nanti keburu kesiangan lagi."
"Kata siapa udahan?" tantang Satya disertai senyuman jahil andalannya. Dengan secepat kilat ia menarik wanitanya ke dalam dekapan hangat. Serta tak lupa dirinya juga mengajak bibir ranum nan menggoda itu beradu dengan miliknya.
Seperti layaknya pasangan muda yang baru saja dimabuk asmara. Kini mereka terlihat menikmati momen mesra ini cukup lama. Seakan keduanya tak takut jika sang anak tiba-tiba muncul dan memergoki kegiatan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Salah Alamat | Sungjin Day6
Romance[WattpadRomanceID's Reading List - Oktober 2023 - Bittersweet of Marriage] Satya selalu berusaha menjadi pemimpin yang baik untuk keluarga kecilnya. Namun, angan-angan itu seakan sangat sulit untuk ia wujudkan. Semua ini berawal dari bayang-bayang m...