Bab 46 | Goyah

148 19 0
                                    

Acha pikir Wira akan mengajaknya makan malam berdua saja. Namun, tebakannya malah meleset jauh. Lelaki itu ternyata mengajaknya ke pesta ulang tahun perusahaan milik salah satu koleganya.

Untung saja Acha sudah berdandan cantik serta memakai gaun yang bagus. Jadi, sangat sesuai untuk menghadiri pesta pada malam ini. Dengan begini setidaknya ia tidak sampai membuat suaminya merasa malu.

Sebenarnya Acha tak masalah sama sekali kalau memang Wira tidak jadi mengajaknya makan malam yang romantis seperti yang ada dalam film-film. Justru malah sebaliknya, wanita itu tampak begitu antusias karena selama menjadi istri pengusaha sukses, Wira jarang sekali mengajaknya ke acara-acara resmi seperti ini. Lelaki itu pernah berkata bahwa ia tak mau teman-temannya terpana dengan kecantikan istrinya. Tahu sendiri bukan kalau dia itu tipikal pria yang cukup protektif dan tak mau berbagi kepada siapapun.

"Kamu lapar?" bisik Wira saat menyadari pandangan mata istrinya terus tertuju pada meja yang terletak di ujung sana. Di atas meja itu sudah berjajar hidangan-hidangan yang menggugah selera bagi siapapun yang melihatnya.

Acha menyengir lebar ketika sang suami menyadari arti dari tatapannya itu. Seketika Wira langsung dibuat gemas dengan tingkah lucu dari istrinya tersebut.

"Sepertinya tadi aku sempat melihat ada zuppa soup di sana. Mau aku temani?" tanya lelaki itu.

Acha lantas menggelengkan kepalanya. Ia tak ingin mengganggu acara mengobrol Wira dengan teman-temannya yang lain. "Nggak usah deh, Mas. Aku bisa sendiri kok," jawabnya lembut.

"Oke, kalau gitu hati-hati ya!" ujar Wira bermaksud mengajaknya bergurau.

Kedua alis wanita itu saling bertautan setelah mendengar pesan dari sang suami untuk menyuruhnya berhati-hati. Aneh, memangnya dia mau ke mana? Sampai-sampai suaminya takut kalau dia sampai terluka.

"Apaan sih, Mas?! Aku 'kan cuman mau ke sana doang!" balas Acha cemberut sembari memukul lengan suaminya pelan.

Setelah berpamitan dengan teman-teman dari suaminya itu, Acha lantas berjalan pelan mendekati konter makanan. Tanpa basa-basi ia langsung mengambil makanan favoritnya yakni zuppa soup. Beruntung kali ini ia tak sampai kehabisan karena saat ini makanan itu tersisa satu.

Saat ia hendak mengambilnya, tanpa sengaja tangannya bertubrukan dengan tangan milik orang lain. Ternyata orang tersebut juga mengincar makanan yang sama.

"Oh, maaf," ujarnya seraya menundukkan kepala.

Orang tersebut juga melakukan hal yang sama.

"Iya, tidak apa-apa. Itu buat kamu saja, biar saya ambil yang lain," jawab orang itu dengan lembut.

Sejenak Acha sempat terpana dengan kesopanan yang orang itu tunjukkan. Apalagi setelah diperhatikan lebih jauh lagi, wajahnya tampak sangat rupawan dengan postur tubuh tinggi semampai. Ditambah juga lekuk tubuhnya tak kalah indah bak gitar Spanyol. Hingga membuat perempuan manapun merasa iri kepadanya, termasuk Acha sendiri.

Wanita itu mengira kalau perempuan yang ada di hadapannya ini adalah seorang model terkenal. Acha tak salah lagi, dia sempat melihat perempuan itu di majalah yang pernah ia baca sebelumnya.

"Terima kasih," balas Acha seraya tersenyum manis. Tangannya lantas bergerak mengambil makanan itu. Namun, ketika dia hendak membalikan badan, perempuan tadi tiba-tiba menahan lengannya.

"Tunggu sebentar!"

Acha menatapnya sembari mengerutkan alis.

"Kamu pasti Bu Acha 'kan, istrinya Pak Wira?" tanya perempuan itu tiba-tiba.

"Iya, benar."

Mendengar jawaban yang Acha berikan, perempuan tersebut lantas tersenyum lebar. "Perkenalkan nama saya Ayuna, salah satu rekan bisnis Pak Wira," ujarnya seraya mengulurkan tangan.

Cinta Salah Alamat | Sungjin Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang