Bab 48 | Pisah Ranjang

159 18 0
                                    

Sesampainya di rumah, Wira mendapati istrinya pulang bersama dengan seorang laki-laki. Awalnya dia tak mau dengan mudahnya curiga pada mereka. Namun karena laki-laki itu adalah Satya, jelas urusannya sudah berbeda lagi.

Ditambah beberapa saat yang lalu dia mendapat foto mereka saat sedang keluar bersama. Meskipun foto itu belum tentu terbukti benar. Namun, tetap saja hal tersebut berhasil mempengaruhinya.

Selama usia sembilan tahun pernikahannya dengan Acha, Wira sama sekali tak menyukai kedekatan mereka. Tanpa Acha sadari, suaminya itu sudah tahu sejak awal bahwa Satya merupakan mantan pacarnya. Maka tak heran melihat Wira yang tak pernah suka apabila dia terlalu dekat dengan Satya. Apalagi ketika Acha selalu beralasan bahwa hubungan mereka hanya sebatas teman kerja atau kakak ipar.

"Loh, Mas Wira? Mas, kok udah pulang?" tanya Acha ketika menyadari suaminya baru sampai di rumah lebih awal dari biasanya.

Wira tampak enggan menjawab pertanyaannya tersebut. Sebaliknya dia malah melemparkan tatapan tajam pada mereka berdua, sebelum akhirnya lelaki itu melanjutkan langkahnya.

Setelah Wira pergi, Acha buru-buru berpamitan pada Satya. Sebab wanita itu menyadari bahwa suaminya tengah cemburu.

"Mas Satya, makasih ya udah nganter aku. Maaf juga kalau sikap Mas Wira kurang sopan," katanya disertai dengan senyuman canggung.

"Iya, Dek, gak papa. Aku pulang dulu ya. Udah ditungguin sama Agni dari tadi," balas Satya.

"Iya, Mas. Hati-hati di jalan. Salam juga buat Agni sama Mbak Echa."

"Iya, nanti aku sampein."

Acha masih berdiri di sana sampai mobil lelaki itu keluar dari pelataran rumah. Kini dia memutuskan masuk ke dalam rumah.

Melihat suasana ruang tengah yang tampak sepi, Acha sangat yakin kalau suaminya itu sedang berada di kamar. Maka tanpa basa-basi, dia pun lantas membuka pintu bercat putih yang kebetulan letaknya di samping ruang tengah.

Ketika Acha membuka pintu, ternyata dia tak langsung menemukan suaminya di sana. Mungkin Wira sedang berganti baju, pikirnya. Jadi, wanita itu kembali meneruskan langkahnya menuju walk closet yang kebetulan juga terletak di dalam kamar.

Kini perjuangan Acha mencari sang suami tidaklah sia-sia. Sebab wanita itu akhirnya menemukan orang yang ia cari. Saat ini Wira tengah berdiri di depan cermin besar sambil membelakanginya.

Wanita itu kembali mengikis jarak di antara mereka. Bahkan dirinya tampak tidak malu-malu karena harus mendapati Wira dalam keadaan telanjang dada. Padahal dari posisinya berdiri saat ini, Acha bisa melihat dengan jelas dada bidang lelaki itu.

Meskipun mereka berdua tidak pernah melakukan kontak fisik sampai ke hal yang paling intim. Namun, sudah wajar bagi keduanya ketika berganti pakaian bersama dalam satu ruangan.

"Mas," panggil wanita itu. Beberapa detik telah berlalu, tapi ia tak kunjung mendapatkan jawaban. Sebaliknya Wira malah seperti tengah berpura-pura sibuk mencari kaosnya.

"Mas Wira," panggil Acha sekali lagi. "Kamu marah ya?"

Brak!

Acha terlonjak kaget saat Wira menutup pintu lemari dengan keras. Hingga otomatis suara yang ditimbulkan juga terdengar menggema dalam ruangan ini.

Sejenak Acha terlihat ketakutan. Bahkan badannya pun ikut gemetar. Wanita itu sempat menahan napasnya untuk beberapa detik ketika sang suami tiba-tiba membalikan badannya. Kini keduanya saling berhadapan.

"Minggir," ucap Wira dingin.

Namun, perintah lelaki itu tak diindahkan sama sekali oleh Acha.

"Mas, aku bisa jelasin semuanya," katanya seraya menahan tangan lelaki itu agar tidak cepat pergi. Tampaknya dia masih tak mau menyerah.

Cinta Salah Alamat | Sungjin Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang