Bab 55 | He Started to Change, but..

120 22 0
                                    

Setelah memutuskan berbaikan, secara perlahan Acha mulai memaafkan semua kesalahan yang diperbuat oleh kekasihnya itu. Meskipun pada awalnya sulit, tapi gadis ceria itu berusaha meyakinkan diri bahwa pertengkaran kecil seperti yang terjadi kemarin adalah sesuatu hal wajar dalam sebuah hubungan. Ia mengira mungkin sebentar lagi mereka akan baik-baik saja. Sama seperti ketika awal-awal bersama dulu.

Sayangnya semua itu hanya angan-angan manis semata. Kini hubungan mereka kembali diterpa cobaan. Memang jika dibandingkan dengan yang sebelumnya, Satya yang sekarang lebih sering memberikan perhatian pada sang kekasih. Namun, lama-kelamaan Acha merasa perhatian tersebut bukan semata-mata wujud dari kasih sayang antara laki-laki dan perempuan.

Acha merasa kalau semakin ke sini, lelaki itu lebih terkesan seperti menganggapnya sebagai adik kandung sendiri. Selain itu Acha juga semakin tidak suka saat Satya secara terus-menerus membahas tentang kakaknya. Bahkan nada bicaranya terdengar semangat sekali.

"Tumben rumah lo sepi, Cha. Pada kemana orang tua lo?" kata Jaka. Kebetulan semenjak menjelang sore tadi dia, Satya, Acha, beserta Andini sedang berada di rumah Chacha bersaudara.

Seperti biasa Acha rela menjadikan rumahnya selayaknya tempat berkumpul mereka. Bukan tanpa alasan ia melakukan hal tersebut, sebab dengan begini gadis itu bisa menghabiskan waktunya bersama dengan sang kekasih tanpa takut membuat Bapak curiga. Sebab selalu ada Jaka dan Andini di antara mereka.

"Iya, Mas. Bapak sama Ibu lagi ada acara kondangan di rumah temennya," jelas Acha pada lelaki jangkung itu.

"Terus Echa ke mana?" sahut Satya cepat.

Seketika itu Acha diam-diam mendengkus sebal saat Satya secara tiba-tiba menyebut nama kakaknya. Seakan lelaki itu tengah menanti momen yang tepat untuk bertanya soal Echa kepadanya. Atau apa memang Satya sedari tadi sedang mencari-cari keberadaan kakaknya?

"Masih ada kegiatan voluunter di Klaten," jawab Acha sedikit ketus.

"Loh, belum pulang juga?"

Bukannya menjawab Acha malah bergumam sekilas. Tampaknya ia sudah kehilangan minat untuk menjawab pertanyaan dari kekasihnya itu.

"Katanya kemarin cuman dua minggu?" tanya Satya sekali lagi yang masih tidak peka dengan perubahan raut wajah gadisnya.

Sejenak Acha merotasikan kedua bola matanya, sebelum akhirnya menjawab, "Gak tau, paling ya nanti pulang sendiri kalo inget rumah."

Satya mengangguk kecil. Sedangkan di sisi lain ada Jaka dan Andini yang sedari tadi tengah harap-harap cemas. Mereka takut sekaligus merasa tidak enak apabila menyaksikan sepasang kekasih itu bertengkar di hadapannya secara langsung. Jelas sekali keduanya saling melempar tatapan satu sama lain. Seakan mereka tengah berbicara melalui tatapan itu.

"An, katanya lo gak boleh pulang malem-malem 'kan tadi?"

Andini yang tiba-tiba ditodong pertanyaan seperti itu lantas terkesiap dan langsung gelagapan. Namun, Jaka memberi kode supaya ia mau ikut ke dalam permainannya.

"O-oh, iya aku lupa! Ta-tadi Ayah udah berpesan kayak gitu."

"Ya udah, yuk! Gue anter lo pulang sekarang," ajak Jaka. Lelaki itu lantas buru-buru bangkit dari posisi duduknya. Pada detik selanjutnya juga diikuti Andini. Sedangkan di sisi lain Satya tampak mengerutkan alis.

"Kok kalian pulang sih?" tanya Satya tak terima karena kedua sahabatnya itu tiba-tiba saja berpamitan.

"Gue gak enak kalo pulangin Andini malem-malem, Sat. Tadi dia ijin keluar bareng sama gue," jawab Jaka yang jelas-jelas hanya alasan semata.

"Lah terus ini gue gimana dong? Tadi 'kan gue juga ikut nebeng lo."

Sontak Jaka langsung menepuk jidatnya. Bisa-bisanya dia lupa kalau dari kampus ke sini, mereka berempat sepakat naik mobilnya.

Cinta Salah Alamat | Sungjin Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang