Bab 32 | Failed Anniversary

225 35 2
                                    

Sesampainya Echa di rumah, ia langsung pergi ke dapur. Wanita itu sudah menduga kalau suaminya akan sampai lebih cepat sebelum jam makan malam tiba. Apalagi tadi sore ia sempat digodai habis-habisan oleh Michel. Sudah dipastikan sekarang Satya sedang kebakaran jenggot.

Echa baru saja selesai meletakkan sajian makan malamnya. Saat itu pula Satya berjalan memasuki rumah. Dengan cepat Echa langsung melangkah lebar menghampiri sang suami.

"Mas Satya udah pulang?" sapanya.

Namun, anehnya tak ada respon yang menyenangkan dari lelaki itu. Satya terlihat cuek dan langsung berlalu begitu saja. Echa menghela napasnya sejenak. Sebelum akhirnya ia menyusul lelaki tersebut ke dalam kamar.

"Mas, mau aku siapin air panas, nggak?" tawarnya. Sekali lagi wanita itu berusaha mengajak sang suami berbicara. Namun, yang ia dapat hanya gumaman singkat.

Dengan sabar Echa meladeni lelaki itu. Mulai dari menyiapkan air panas, handuk, serta baju ganti untuknya.

Saat Satya sedang sibuk di kamar mandi. Echa bergerak memunguti satu per satu baju kotor yang ditinggalkan oleh sang suami. Kemudian menaruhnya ke dalam keranjang pakaian.

Echa paham kalau suaminya sedang marah saat ini. Namun, ia tak mau ambil pusing. Hatinya sudah merasa puas. Setidaknya lelaki itu tahu apa yang selama ini pernah ia rasakan.

Setelah menaruh baju kotor tersebut, Echa mengistirahatkan tubuhnya sejenak di atas tempat tidur. Seharian ini dia melakukan banyak aktivitas, sehingga membuat tubuhnya cepat sekali lelah. Mungkin ini termasuk efek dari kehamilannya.

Selagi menunggu Satya selesai mandi, Echa membunuh waktu dengan mengotak-atik ponselnya. Tiba-tiba tak sengaja matanya menangkap angka yang tertera di kalender digital itu. Ia akhirnya sadar kalau hari ini adalah hari perayaan ulang tahun pernikahannya.

Sedetik kemudian Echa langsung panik. Ia sama sekali tak menyiapkan apapun. Bahkan hadiah sekecil apapun ti–oh, tunggu!

Echa baru mengingatnya sekarang. Bukankah ia ada satu hadiah yang begitu diidam-idamkan oleh lelaki itu?

Setelah memantapkan hati, Echa pun membuka laci nakasnya. Di sana ia biasa menyimpan surat-surat berharga termasuk juga hasil tes kehamilan yang ia peroleh tadi sore.

Senyumannya langsung mengembang. Kini ia sudah tidak sabar lagi memberitahu suaminya mengenai kabar gembira ini. Namun, sebelum itu ia memutuskan untuk menyusun rencana terlebih dahulu.

Echa segera bangkit, lalu bergegas keluar dari kamarnya. Tungkainya kini berjalan menuju kamar lain yang kebetulan letaknya tepat di samping kamarnya. Di sana ia bisa menemukan Agni yang sedang asyik bermain dengan boneka-bonekanya.

"Ni," panggilnya sembari mendekat pada putri kecilnya.

Agni lantas menolehkan kepalanya. Setelah ia tahu bahwa sang bunda yang memanggilnya, ia segera memperbaiki posisi duduknya.

"Ada apa, Bun? Ayah udah pulang?"

"Ya, Ayah udah pulang. Sekarang dia masih mandi."

Agni terlihat menganggukkan kepalanya beberapa kali seraya mulutnya membola seperti membentuk huruf "O".

"Ni, mau bantu Bunda nggak?"

"Bantu apa, Bun?"

"Soal yang kita ke rumah sakit tadi, kamu jangan cerita dulu ya ke Ayah!"

Alis gadis itu tiba-tiba mengerut. Ia tak paham maksud sang bunda.

"Soalnya Bunda mau kasih surprise buat Ayah," jelas Echa sekali lagi.

Cinta Salah Alamat | Sungjin Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang