Bab 44 | Tentang Wira

173 22 0
                                    

April, 2021

Mungkin selama ini kalian pasti bertanya-tanya, apa alasan yang membuat Wira memilih Acha sebagai pendamping hidupnya. Sebenarnya di awal pertemuan pertama mereka, Wira tak pernah bersungguh-sungguh tertarik pada wanita itu. Ia juga tak sekalipun jatuh hati padanya. Semua sikap manis yang ia tunjukan hanyalah wujud dari kepura-puraannya saja.

Satu hal yang menjadi tujuan utamanya adalah Wira hanya ingin menghilangkan semua rumor buruk tentangnya. Ya, rumor yang Acha anggap sebagai sebuah fakta besar itu tidak terbukti benar.

Kala itu Wira tidak bisa mengatasinya. Dengan mudah para pesaing bisnisnya menyebarkan rumor buruk tersebut. Ia hampir menyerah. Citra baiknya dalam dunia usaha sudah tercoreng. Jadi, Wira butuh seseorang yang membuktikan bahwa dirinya tak seperti yang mereka katakan. Dan jalan satu-satunya yang harus ia pilih adalah menikahi seorang wanita. Meskipun sebenarnya berat sekali karena ia sudah lama tak mempercayai yang namanya cinta dan kasih sayang. Namun, Wira harus tetap rela hidup bersama dengan pasangannya.

Sayangnya seiring berjalannya waktu, Wira malah terjebak dalam permainan yang ia buat sendiri. Sedikit demi sedikit ia mulai tertarik pada wanita itu. Namun karena logika terlalu menguasai dirinya, Wira tetap tak mau mengakui bahwa ia telah mencintai Acha dengan sepenuh hati.

Pada awal pernikahan, Wira memperlakukan Acha dengan baik. Seakan wanita itu adalah ratu dalam kerajaan kecilnya. Begitu istimewa, hingga membuat Acha sangat nyaman di dekatnya.

Semua yang Acha inginkan, selalu Wira berikan. Emas, permata, berlian, bahkan bila perlu jagat raya beserta isinya. Sayang sekali ada satu hal yang tak bisa Wira berikan pada wanita itu, yakni ia tak mau mereka menikah sampai mempunyai anak. Lebih tepatnya lelaki itu tak bisa menyentuh Acha seutuhnya. Dan hal ini terus bertahan selama hampir sepuluh tahun lamanya.

Kembali lagi ke permasalahan awal. Wira adalah tipikal orang yang keras kepala. Ia memiliki keinginan yang teguh dan sukar sekali untuk dibelokan. Jika hati dan lidahnya sulit mengakui bahwa ia telah mencintai Acha, maka dirinya juga sulit menghadirkan keintiman dalam hubungan mereka.

Acap kali ketika Acha membahas soal anak, Wira selalu saja menghindar. Ia akan mencari segala cara supaya wanita itu tak lagi terpaku pada salah satu impiannya itu.

Jika kalian mengira usaha Acha untuk mendapatkan itu hanya sebesar biji jagung, tentu kalian semua salah. Beribu-ribu rayuan maut ia berikan demi bisa menggoda suaminya di ranjang, tapi Wira tetap saja menolaknya. Sampai akhirnya Acha lelah dengan sendirinya.

Cup!

"Pagi, Princess," sapa Wira pada istrinya setelah menghadiahi sebuah kecupan singkat di pipi. Seperti biasa ia akan selalu menyempatkan diri untuk menikmati sarapan pagi bersama dengan Acha. Ini sudah menjadi hal yang wajib baginya. Sebab mana mungkin laki-laki itu menolak masakan istri yang terbukti enak sekali.

Setelah berkata demikian, Wira langsung mengambil tempat duduk. Lelaki itu kini dengan sabar menanti Acha yang masih sibuk menyiapkan sarapan mereka. Sorot matanya menandakan betapa ia memuja istrinya yang terlihat cekatan saat memasak di dapur.

Sayangnya semakin lama Wira memperhatikan wanita itu, ia baru menyadari kalau Acha sedikit cuek pada pagi ini. Tidak ada jawaban apapun dari wanita itu, hingga membuat Wira bertanya-tanya.

"Kamu kenapa?" tanya Wira dengan suara yang terdengar lembut saat Acha menaruh sepiring lauk-pauk yang barusan ia angkat dari penggorengan.

Acha tetap tak mau membuka mulutnya. Wanita itu seakan menganggap ucapan Wira sebagai angin lalu. Tangannya terus bergerak mengambil nasi untuk sang suami. Hingga sedetik kemudian, Wira sudah tak tahan lagi. Ia lantas menahan tangan wanita itu.

Cinta Salah Alamat | Sungjin Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang