Bab 65 | Bapak Tahu

158 17 0
                                    

Januari 2021

Satya dan Echa baru saja tiba di rumah. Wanita itu tampak lemas karena terlalu kaget. Sesampainya di kamar, Satya langsung membaringkan tubuh sang istri di atas tempat tidur. Selanjutnya ia lantas menyuruh Echa untuk beristirahat sejenak, selagi dirinya pergi menjemput Agni. Namun, baru saja lelaki itu hendak beranjak dari sana, tiba-tiba Echa malah mencegatnya.

"Mas, kamu gak bakal ninggalin aku sama Agni 'kan?" tanya wanita itu dengan nada cemas. Mungkin hatinya saat ini merasa tidak tenang. Sehingga wanita muda itu terlihat sangat gelisah.

Lagipula wanita mana yang bersikap santai di saat mantan dari sang suami ingin merebut kembali sesuatu yang sempat dimilikinya dulu secara terang-terangan. Terlebih orang tersebut adalah adik kandungnya sendiri.

Satya tersenyum teduh menatap istrinya. Selanjutnya ia lantas duduk kembali. Tangannya pun terulur ke depan, membelai lembut pucuk kepala wanita itu.

"Nggak ada niat sedikitpun buatku untuk ninggalin kalian, Bun," bisik Satya lembut.

Echa akhirnya dapat bernapas dengan lega. Tanpa sadar wanita itu tak dapat menahan senyumnya lagi. Kini perasaannya yang berkecamuk dalam hati secara perlahan berangsur-angsur mulai membaik.

"Soal yang kemarin, maafin aku ya, Mas."

"Iya, Sayang. Aku juga minta maaf, ya. Sekarang kita lupain yang kemarin. Gimana?"

Tanpa pikir panjang Echa langsung menganggukan kepalanya. Sedetik kemudian Satya tiba-tiba tersentak kaget ketika tak sengaja netranya melirik jarum jam yang tertempel di dinding.

Lelaki itu lantas cepat-cepat bangkit kembali, sebab kini ia tidak bisa mengulur waktu lebih lama lagi. Saat ini sudah waktunya Agni pulang. Jadi ia harus bergegas pergi, sebelum gadis cilik itu marah kepadanya. Kalau tidak, bisa-bisa nanti Agni menunjukkan ekspresi cemberutnya sepanjang hari. Hingga tak mau mengajak sang ayah berbicara lagi.

Namun, sayang sang istri tampaknya sedang tidak mau ditinggal barang sejenak pun. Buktinya saja lagi-lagi wanita itu menahan tangannya untuk tidak pergi.

"Jangan pergi, di sini aja," pinta Echa dengan wajah penuh harap. Sepertinya sifat manja wanita itu sedang berada di puncak-puncaknya. Sehingga hal tersebut cukup membuat Satya sedikit kerepotan, karena secara otomatis ia sedang dihadapkan dengan dua pilihan yang sulit.

"Terus Agni gimana? Nanti anaknya cemberut loh kalo aku jemputnya telat."

"Tapi 'kan ada Pak Supir," balas Echa sedikit memaksa.

Setelah menimang-nimang keputusannya, Satya pun memilih tetap tinggal untuk menemani sang istri. Lelaki tersebut sungguh tidak tega apabila meninggalkan Acha dalam keadaan seperti ini. Apalagi beberapa saat yang lalu perasaan wanita itu sempat terguncang hebat. Kini mau tak mau Satya terpaksa meminta bantuan supir pribadi mereka untuk menjemput anaknya.

***

Di kediaman utama keluarga Erlangga, Bapak terlihat baru saja memasuki rumah dengan wajah yang sulit digambarkan. Ada perasaan kaget, kecewa, bercampur sedih. Ibu yang melihat itu langsung datang menghampirinya. Selanjutnya wanita tersebut lantas duduk di samping sang suami.

"Ada apa, Pak? Kok kayaknya Bapak sedang banyak pikiran."

"Gak tahu, Bu. Bapak merasa kalau sepertinya kita sudah gagal menjadi orang tua yang baik untuk anak-anak kita," jawab Bapak lesu seraya mengusap wajahnya frustasi.

"Loh, maksud Bapak apa, toh? Kenapa tiba-tiba ngomong kayak gitu?"

Pria itu mengubah posisi duduknya menghadap sang istri. Selanjutnya ia mulai menceritakan semuanya. Dari awal mula dirinya yang tak sengaja melihat pertengkaran kedua putri mereka. Sampai menantunya tiba-tiba datang dan suasana menjadi semakin runyam.

Cinta Salah Alamat | Sungjin Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang