Pagi ini Acha dan sekeluarga sarapan bersama. Berhubung semua anggota keluarga berkumpul di meja makan, gadis itu pun menggunakan kesempatan ini untuk memberitahu niat baik Wira.
"Pak, Bu, Mbak," panggil Acha satu persatu mengabsen semua orang yang kini duduk di hadapannya. Hingga secara otomatis seluruh pasang mata langsung tertuju kepadanya.
"Acha mau ngomong sesuatu yang penting."
"Apa itu, Nduk?" sahut Ibu.
Gadis itu sejenak menelan ludahnya dengan susah payah. Entah mengapa kali ini ia merasa sangat gugup sekali. Sedetik kemudian Acha berdeham kecil, saraya mengatur degup jantungnya.
"Besok ada laki-laki yang mau datang ke rumah, katanya dia ada perlu sama Bapak dan Ibu," ujarnya dalam satu tarikan napas.
Ibu akhirnya sadar ke mana arah pembicaraan putrinya itu. Sejenak ia melirik sang suami dari ujung matanya. Namun, anehnya pria itu malah terlihat santai-santai saja.
"Bawa dia ke sini!" ujar Bapak lugas.
Acha pun menganggukkan kepalanya. Sedangkan di sisi lain Echa tampak tengah gelisah dalam duduknya. Pikirannya kini melayang entah ke mana. Dalam hati ia bertanya-tanya, apakah laki-laki yang dimaksud adiknya itu adalah Satya?
Ah, sepertinya tidak mungkin. Bukankah terakhir kali yang ia tahu hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja? Lantas siapakah laki-laki itu?
***
Seperti janji Wira kemarin, ia akhirnya datang ke rumah Acha dengan membawa niat baik. Setelah memarkirkan mobil mewah kesayangannya di depan rumah bergaya kuno, pemuda itu lantas turun dari sana. Tampaknya dia datang dengan seorang diri.
Tok.. tok.. tok..
Tak lama setelah pintu rumah itu diketuk, muncullah seorang wanita yang usianya bisa Wira tebak antara empat puluh hingga lima puluhan. Namun, pemuda itu yakin sekali kalau wanita ini adalah ibunda dari calon istrinya. Sebab paras cantik nan rupawan mereka hampir terlihat sama.
"Selamat pagi, Bu. Saya Wira, calon suaminya Acha," kata lelaki itu dengan penuh percaya diri.
Sejenak wanita tersebut sedikit terkesima melihat ketampanan seorang pemuda yang ada di hadapannya ini. Ia tak menyangka kalau putri bungsunya itu pandai sekali memilih calon pendamping. Ditambah lagi penampilan pemuda tersebut tak main-main, sebab Wira semakin tampan beratus-ratus kali lipat saat mengenakan setelan jas dengan rambut tersisir rapi ke belakang.
"Oh ya ampun, ayo masuk-masuk! Bapak sudah nunggu di dalam," pekik Ibu senang.
Wira lantas menunduk sopan, lalu berjalan masuk mengikuti langkah wanita itu. Kini dia sudah duduk di ruang tamu yang ukurannya tak seluas dengan ruang tamu yang ada di kediamannya. Sementara itu Ibu baru saja pamit ke dalam untuk memanggil sang suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Salah Alamat | Sungjin Day6
Romance[WattpadRomanceID's Reading List - Oktober 2023 - Bittersweet of Marriage] Satya selalu berusaha menjadi pemimpin yang baik untuk keluarga kecilnya. Namun, angan-angan itu seakan sangat sulit untuk ia wujudkan. Semua ini berawal dari bayang-bayang m...