Selepas Satya bersih-bersih, ia langsung keluar dari kamar mandi. Di sana Echa tengah menata beberapa makanan yang sempat dibawanya tadi. Satya tahu jika makanan itu seharusnya mereka nikmati saat berlibur hari ini. Namun apa dikata, semuanya gagal karena kejadian tak terduga.
"Mas, kok bengong? Sini makan dulu," tegur Echa saat mengetahui keberadaan suaminya.
Lamunan Satya buyar seketika. Segera ia menghampiri istrinya, lalu duduk di sampingnya. Echa pun akhirnya dengan cekatan melayani suaminya. Mulai dari memberikan sendok berserta kotak makan, hingga menyiapkan segelas air putih untuk laki-laki itu.
Baru setelah dirasa semuanya telah selesai, Echa segera pamit kaluar. Sebab dia pikir bapak dan ibunya juga belum sarapan. Jadi ia memutuskan untuk memanggil mereka. Namun, langkah kakinya harus terhenti lantaran Satya dengan cepat menariknya agar duduk kembali.
"Di sini aja! Ibu sama bapak pasti belum puas kangen-kangenan sama Agni," pinta Satya tapi lebih terdengar seperti alasan semata. Sebab laki-laki itu sebenarnya tak mau makan sendirian. Apalagi harus seruangan dengan sang adik ipar.
Echa akhirnya menuruti kemauan sang suami. Saat ini yang ia lakukan hanya menunggu Satya menyelesaikan sarapannya. Echa mengakui bahwa kali ini suaminya makan dengan lahap sekali. Dia terlihat begitu semangat menguyah satu gigitan besar ayam berbumbu rica-rica. Hingga sukses membuat sudut bibirnya belepotan.
Echa tersenyum kecil melihat kelakuan sang suami. Ia pikir selama menikah dengannya, Satya tak akan pernah menyukai masakannya. Sebab dia sadar diri bahwa makanan yang ia buat selalu berakhir keasinan. Bahkan dia lebih sering menyuruh laki-laki tersebut agar tak memaksakan diri untuk mengahabiskan semua makanan yang telah ia buat. Namun, tak satu kalipun ucapannya digubris oleh Satya, malah laki-laki tersebut selalu memuji masakannya bahkan secara berlebihan.
"Kamu gak makan?" tanya Satya di tengah-tengah kegiatan menguyahnya.
Echa menggeleng, sedangkan tangannya masih sibuk mencari tisu basah yang selalu ada dalam tasnya.
"Aku udah sarapan tadi bareng Agni sebelum ke sini," jelas Echa.
Satya akhirnya selesai menghabiskan semua sarapannya. Kini tangan kekar itu langsung bergerak menerima selembar tisu yang disodorkan oleh sang istri. Sembari ia membersihkan sudut bibirnya, Satya pun menanggapi omongan tersebut, "Kamu tadi naik apa ke sininya?"
"Naik taksi online. Kalo aku naik sepeda 'kan percuma, baliknya juga bareng kamu."
Satya mengangguk. Tak ada hal yang harus ia kerjakan saat ini. Jadi dia hanya memperhatikan Echa yang tengah sibuk membereskan kotak bekas makannya.
Sampai ketika pintu kamar tiba-tiba terbuka. Ternyata mertuanya datang bersama dengan Agni. Saat menyadari keberadaan ayahnya, kini gadis kecil itu beralih menempel padanya.
"Ayah, Tante Acha kenapa?" tanya Agni saat sengaja dibawa oleh Satya mendekat pada ranjang pasien.
Tak ingin membuat anaknya khawatir, Satya akhirnya berdalih, "Tante Acha gak apa-apa sayang. Dia cuman pengen tidur aja."
"Terus dedek bayinya gimana?"
Satya berdeham kecil. Sebenarnya saat ini ia tengah kelabakan mencari alasan yang tepat agar anaknya dengan mudahnya percaya. Sebab dia sebenarnya sangat tahu jika Agni begitu sayang pada calon sepupunya itu.
Melihat suaminya yang sedang kebingungan, Echa pun akhirnya mencoba mengalihkan perhatian sang anak. Dia lantas beranjak dari tempat duduk dan menghampiri mereka berdua.
"Sayang, mau gantian main sama Bunda gak? Biar Kakek sama Nenek makan dulu. Yuk!" ajak Echa yang kemudian disambut ceria oleh sang anak.
"Tapi aku mau es krim, Bunda," rayu si gadis kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Salah Alamat | Sungjin Day6
Romance[WattpadRomanceID's Reading List - Oktober 2023 - Bittersweet of Marriage] Satya selalu berusaha menjadi pemimpin yang baik untuk keluarga kecilnya. Namun, angan-angan itu seakan sangat sulit untuk ia wujudkan. Semua ini berawal dari bayang-bayang m...