Bab 37 | Tak Bisa Memiliki

204 29 0
                                    

Pasca kecelakaan yang dialami oleh Michel hingga menyebabkan lelaki itu harus dirawat selama dua minggu di rumah sakit. Kini dia sudah bisa memulai aktivitasnya kembali seperti semula. Walaupun Michel harus terbiasa dengan perban tebal yang membalut tangannya.

Hubungan Michel dengan orang tuanya kini kian membaik. Lelaki itu akhirnya sadar kalau sang papa selalu menjaganya dari jauh. Begitu juga dengan mamanya yang tetap sayang kepadanya, meskipun dia bukanlah anak kandung dari wanita itu.

Perlahan Michel mulai menerima semuanya. Sekarang ia tidak lagi tinggal sendirian di kosan. Melainkan lelaki itu sudah memutuskan pindah dan menetap di rumahnya sendiri.

Semua ini berkat bantuan dari gadis itu. Jika saja Echa tak pernah menghubungi orang tuanya. Mungkin lelaki itu masih sama seperti dulu. Dia pasti tetap bermain kucing-kucingan dengan papanya.

"Jadi, kamu udah nggak tinggal lagi di kosan?" tanya Echa saat mereka berdua berjalan beriringan menuju masjid kampus. Kebetulan adzan baru saja selesai berkumandang. Sehingga mengharuskan para umat-Nya untuk segera menunaikan ibadah sholat dzuhur.

Lelaki itu lantas menganggukan kepala dengan yakin.

"Yup! Gue udah pindah dari seminggu yang lalu."

"Oh, sekarang udah balik ke rumah dong?"

"Iya, Cha. Gue udah balik ke rumah."

"Syukur deh, kalo gitu. Mulai sekarang jangan kabur-kaburan lagi. Nanti kasihan Om sama Tante."

"Kalo gue gimana?" goda lelaki itu seraya menaik-turunkan alisnya.

"Dih, ngapain kasihan sama anak bandel kayak kamu?!" ejek Echa sembari menjulurkan lidahnya, bermaksud mengajak Michel bercanda.

Michel lantas memasang wajah cemberutnya. Hingga membuat Echa tertawa puas karena berhasil menggodai lelaki itu.

"Tanganmu udah nggak sakit lagi 'kan?" tanya Echa seraya melirik tangan Michel yang masih dibalut perban.

"Argh! Aduh sakit banget, Cha!" ucap Michel yang tiba-tiba saja berpura-pura mengaduh kesakitan.

Plak!

"Lebay!" kata gadis itu dengan ekspresi datarnya.

Alih-alih mengaduh karena punggungnya sempat dipukul keras, Michel malah tertawa reyah hingga otomatis memamerkan deretan giginya yang rapi.

"Udah nggak sakit lagi, sih! Cuman terkadang rasanya kayak kesemutan aja."

"Jangan banyak digerakin! Nanti kalau kenapa-kenapa gimana?"

Michel tersenyum tipis. Hatinya menghangat saat gadis itu menunjukkan rasa pedulinya.

"Iya, tenang aja, manis! Bentar lagi perbannya juga bakal dilepas kok."

Sekarang mereka baru saja sampai di area masjid.

"Kamu mau nunggu di sini atau di dalem aja?" tanya gadis itu.

"Di sini ajalah. Biasanya juga di sini 'kan?" balas Michel seraya mendudukan dirinya di bawah pohon beringin yang kebetulan letaknya tak jauh dari masjid.

Echa lantas menganggukan kepalanya.

"Oke, kalo gitu aku tinggal sholat dulu, ya?"

"Iya, sana! Tenang aja tas lo bakalan gue jagain."

Setelah Michel menyelesaikan kalimatnya, gadis itu lantas dengan cepat berlari kecil menuju tempat wudhu. Sedangkan Michel terlihat duduk tenang sembari mengamati aktivitas orang-orang yang ada di sekitarnya.

Dilihatnya sebagian dari mereka ada yang baru selesai mengambil air wudhu sama seperti Echa. Ada juga yang selesai merampungkan sholat berjamaah. Seperti halnya seorang pria paruh baya yang tengah duduk tak jauh darinya. Bapak itu terlihat sedang sibuk memakai sepatu.

Cinta Salah Alamat | Sungjin Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang