Seulas senyuman lebar terpancar dari wajah cantik wanita itu. Echa tak menyangka kalau putrinya mudah sekali akrab dengan Michel. Ia pikir Agni akan takut saat didekati pria asing seperti Michel.
Namun, anggapannya ternyata salah. Gadis kecil itu tampak nyaman saat diajak bercanda ria. Bahkan dia pun mau-mau saja disuruh Michel bergaya di depan kamera.
"Ayo-ayo, Ni. Ganti gaya lagi!" seru Michel mengarahkan Agni supaya berpose lebih keren lagi.
Sedari tadi Echa terus memperhatikan keduanya. Ia hanya bisa menggelengkan kepala lantaran tak kuat dengan kelakuan dua manusia yang kepalang narsis itu.
"Om, udahan ya. Aku pengen main ke sana."
"Oke, sayang. Makasih ya. Sun dulu sini!" balas Michel seraya menepuk pipi sebalah kanannya. Tanpa ada rasa malu lagi, Agni langsung memberikan kecupan singkat di area yang ditunjuk oleh pria itu. Seketika Echa terlonjak kaget saat melihat keberanian putri kecilnya itu.
Kini Agni beralih pada sang bunda.
"Bun, aku mau main ke sana dulu ya?" katanya seraya menunjuk area kids zone yang sengaja disediakan oleh pihak pengelola kafe.
Dengan perlahan Echa menganggukan kapalanya, meskipun ia masih tertegun beberapa saat. "I–iya, hati-hati. Yang rukun sama temannya ya!" pesannya.
Agni pun membalas dengan anggukan kepala. Selanjutnya ia sudah melesak pergi menuju sisi pojok dari kafe ini dan bergabung dengan anak-anak seusianya.
Echa mengalihkan pandangannya menatap Michel yang memang duduk di hadapannya. Setelah diperhatikan beberapa detik, ia langsung bisa menangkap ekspresi bahagia tergambar jelas di wajah pria itu. Sekelabat ide jahil muncul di otaknya.
"Ciyee.. senyam-senyum. Lagi chattingan sama cewek ya?" goda Echa.
Dengan cepat Michel langsung mengangkat kepalanya. Namun bukannya salah tingkah, ia malah tertawa keras.
"Cewek apaan! Nih, anak lo cakep banget," tunjuknya pada isi layar ponsel yang ia genggam.
Echa merotasikan kedua bola matanya. Dirinya sudah tak heran lagi kalau Michel memang memiliki kelakuan aneh seperti itu. Mungkin karena efek lama menjomblo.
"Halah, pake ngeles segala! Emang sampai sekarang masih sendirian aja?" tanya Echa sedikit penasaran dengan kehidupan pribadi dari pria itu.
"Kenapa? Lo jadi berubah pikiran pengen nikahin gue?" balas Michel dengan gayanya yang santai.
Buk!
Satu pukulan mendarat bebas di lengan atas pria itu. Hingga Michel sukses tertawa puas. Pria itu memang suka sekali menggodai orang. Hal inilah yang membuat Satya tak jarang naik pitam jika berhadapan langsung dengannya.
"Btw, Cha. Ternyata lo langgeng juga ya sama si Satya," celetuk Michel yang kemudian membuat Echa seketika menaikan sebelah alisnya.
"Apa? Kamu mau berharap yang sebaliknya gitu?"
"Iyalah! Lumayan 'kan gue bisa dapet kesempatan lagi."
Echa seketika itu bergeming di tempatnya. Mendengar pria tersebut tiba-tiba membahas sebuah kesempatan, membuat hatinya jadi merasa tidak enak. Perlahan ia menggaruk kepalanya dengan canggung.
"Oh.. hm, ya..," gumam Echa tak jelas.
Michel langsung bisa membaca situasi ini dengan baik. Namun, tiba-tiba suara tawanya meledak.
"Hahaha.. lo masih gak enakan ya sama gue?" katanya sambil menyeka air mata karena terlalu banyak tertawa.
Sedangkan Echa sendiri hanya diam dengan ekspresi wajahnya yang berubah menjadi datar. Tampaknya dia marah karena hampir saja dikerjai oleh sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Salah Alamat | Sungjin Day6
Romance[WattpadRomanceID's Reading List - Oktober 2023 - Bittersweet of Marriage] Satya selalu berusaha menjadi pemimpin yang baik untuk keluarga kecilnya. Namun, angan-angan itu seakan sangat sulit untuk ia wujudkan. Semua ini berawal dari bayang-bayang m...