2 ~ 𝒕𝒉𝒂𝒕'𝒔 𝒑𝒐𝒘𝒆𝒓

1.6K 257 17
                                    

Wajah tampan dengan rambut pirang pria itu terpampang di halaman utama Daily Prophet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah tampan dengan rambut pirang pria itu terpampang di halaman utama Daily Prophet. Lucy dapat melihat senyuman menawan Lucius berjabat tangan dengan salah satu pejabat kementrian sihir. Judul artikel itupun tidak kalah menarik

Lucius Malfoy, wajah muda dalam
Kementrian Sihir

Lucy merasa geli membaca hal itu, pasti mendiang Ayahnya bangga melihat putranya berhasil mempengaruhi Kementrian Sihir. Berbeda dengannya, jika Ayahnya masih hidup, ia pasti akan segera menikahkan dirinya dengan seseorang dari keturunan pureblood.

"Lihat dia" celetuk Regulus menghampiri Lucy yang tengah memegang Daily Prophet, "That's power" pujinya. Lucy mendengus sembari melipat koran tersebut dan melemparkannya ke meja tengah, "Baiklah, kita mulai dari mana untuk memecahkan puzzlemu?" tanya Lucy.

Regulus terduduk di samping sofa velvet hijau, suasana dungeon masih dipenuhi oleh siswa-siswi yang sedang mengerjakan tugas atau sekadar berbincang-bincang sebelum beristirahat. "Kita bisa memulai itu besok. Bagaimana jika kau coba ceritakan kejadian hari ini dengan The Marauders"

Lucy menyelipkan rambutnya di belakang kuping, ia merasa tersanjung mengetahui Regulus ingin mengetahui apa yang terjadi dengannya hari ini. "Oh, well.." mulainya mencoba mengingat-ingat awal kejadian hari ini, "Aku dan Vie hendak menuju kelas Slughorn sampai akhirnya menemukan Severus yang diganggu mereka"

Kedua dari mereka melirik ke pojok ruangan asrama Slytherin. Disana, mereka bisa menemukan Severus yang dikelilingi tumpukkan buku-buku, kemungkinan besar mengerjakan essay-essaynya. Regulus menggeleng dan melihat ke arah Lucy kembali.

"Kenapa kau selalu membantunya, sih?" tegur Regulus.

"Tidakkah kau lihat?"

"Apa?" tanya Regulus kembali dengan bingung.

"Aku mencintainya, Reggie"

"What?!" pekik Regulus membuat beberapa siswa melihat ke arahnya. Lucy tertawa terbahak melihat ekspresi Regulus yang sangat terkejut. "Tidak lucu, Lucy!" kesalnya. Lucy berusaha berhenti tertawa, ia menyeka air mata karena leluconnya.

"Oh, apakah kau cemburu?" guyonnya lagi. Sayangnya guyonan itu mengarahkan Regulus ke topik pembicaraan yang ia benci, "Jangan memalukan dirimu! Kau tidak sebanding dengannya!" jawabnya. Hati Lucy sempat berdebar mendengar jawaban Regulus, mungkinkah...

"Kenapa? Dia pandai, pendiam—"

"Oh, Merlin. Kau pikir Lucius akan menyetujui kalian? Itu akan mempermalukannya"

Dengan tersebutnya nama kakaknya, Lucy terdiam, "Apakah kita bisa tidak membicarakan hal itu? Bisakah kita membicarakan hal yang normal?" pintanya. Regulus mengkerutkan dahinya, "This is normal" jawabnya pendek.

𝐋𝐈𝐓𝐓𝐋𝐄 𝐃𝐎𝐋𝐋𝐈𝐄 ⁞ marauders era 🕊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang