1998Barang yang Draco temukan merupakan petaka bagi Lucius Malfoy. Pasalnya pria itu sekarang berdiri di depan makam tidak lain lagi adiknya, Lucielle Malfoy. Nisannya sudah berlumut, tetapi Lucius menemukan bunga segar baru beberapa hari yang disandarkan ke batu tersebut.
"It seems like he was visiting you," ujar Lucius memperkirakan bahwa bunga itu dari Remus Lupin.
Lucius menelan ludahnya dan mengdeham. Ia melirik ke sekitar untuk memastikan tidak ada orang lain selain dirinya di tempat itu. "Aku senang kau sudah tiada," mulai Lucius, "Kalau kau masih hidup, pasti kita sedang melawan satu sama lain," tambahnya sembari terkekeh.
Sejujurnya Lucius sudah lupa dengan rupa adiknya, tetapi berkat potrait yang ditemukan Draco ia malah sampai kemari. Lucius mencoba berjongkok sembari menopang tubuhnya kepada nisan tersebut.
"Kau tau? Pemakamanmu sangat tertutup. Aku hanya mengundang beberapa orang," ujar Lucius.
"Aku mengundang keluarga Black; tetapi Regulus tidak datang. Jadi.. kau jangan salahkan aku tentang hal itu. Tentang pria miskin yang kau kencani saat itu," Lucius berhenti seakan ragu.
"Aku tidak mengundangnya. Jika kau marah, aku tidak peduli. Saat kau hidup saja kau sudah buat aku pusing, jadi ketika kau mati – aku ingin ketenangan," tambahnya dengan senyum.
Lucius rasa ia sudah mulai gila berbicara sendiri kepada nisan adiknya. Namun, ia tidak tau harus apa lagi selain mengatakan apa yang ada di dalam benaknya. Ia memang pria dingin, tetapi selalu ada tempat dalam hatinya untuk keluarga, untuk Lucielle.
"Draco menemukan potraitmu yang dilukis saat hari pernikahanku," ujar Lucius memberitahu, "Ia menanyakan mengenaimu dan aku mengabaikannya. Aku hanya berusaha menghilangkan jejak hidupmu dalam keluarga Malfoy. Happy?" Sarkas Lucius dengan alis kanannya naik.
Pria itu menghela nafas dan menepuk batu tersebut, kemudian berdiri dengan bantuan tongkatnya. Ia lirik kembali makam itu, akankah berbeda jika Lucy masih hidup dan memilih untuk tetap memegang teguh kemurniaan darah?
Tapi dalam lubuk hatinya Lucius tau – his little sister always want to be free.
"Pria miskin itu menikahi anak dari Andromeda Tonks. Seems like he betrayed you," ujar Lucius ketus. Rasanya campur aduk untuk Lucius meninggalkan makam tersebut walau dari awal ia tidak berencana lama-lama.
Lucius gerogoh kantung celananya dan mengeluarkan beberapa buah cokelat yang ia taruh disebelah bunga tersebut.
"See? I know you better than him," ujar Lucius pada dirinya sendiri.
Setelah ia menaruh cokelat itu, ia menatap kembali tulisan nama Lucy yang terukir di batu. Gambaran bayang Lucy mengisi benaknya walau ia tidak yakin wajah yang dibayangkan adalah Lucy seutuhnya. Tapi tidak penting, yang penting sebagai kakak ia tau apa yang Lucy suka lakukan.
Menguji kesabarannya dan memakan cokelat.
Lucius kembali terkekeh dengan lawakan yang ada di dalam dirinya, dengan tarikan nafas ia menoleh ke arah lain dan berjalan pergi meninggalkan peristirahatan Lucy.
🤍
1979
Kematian Lucielle adalah pukulan maut bagi Regulus. Ia ingat betul ketika Lucius datang, pria itu sudah lengkap dengan atribut hitam ditemani istri sekaligus sepupunya, Narcissa Malfoy. Tidak ada air mata yang tertetes di wajah Lucius, tapi ia menuntut keadilan.
Namun, Dumbledore dan para staff hanya bisa memberikan informasi bahwa Regulus lah yang menemukannya. Jadi, Lucius meminta waktu dan tempat sejenak untuk berbicara bersama Regulus, ditemani Narcissa dan jasad Lucy.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐈𝐓𝐓𝐋𝐄 𝐃𝐎𝐋𝐋𝐈𝐄 ⁞ marauders era 🕊
Fanfiction。゚. ゚. * ・ 。゚。゚. * ・ 𝐋𝐈𝐓𝐓𝐋𝐄 𝐃𝐎𝐋𝐋𝐈𝐄 🕊 ⁞ fem oc x r.a.b x r.j.l 🕊 ⁞ marauders era in which Lucielle falls in love with someone. . . . . . . [ written in Bahasa ] #1 marauders - june '22