45 ~ 𝒔𝒐𝒎𝒆𝒘𝒉𝒆𝒓𝒆

1.2K 133 11
                                    



you are reading LUCIELLE point of views





The surprisingly thing about dying is... peaceful.

Rasanya kau berada diantara dua dimensi yang kau sendiri tidak tau mana yang ingin kau tinggali atau kau tinggalkan. Kau tidak memiliki lagi tenaga ataupun keinginan untuk mengedipkan matamu, berusaha menikmati film terakhir yang kau saksikan sendiri dengan kedua matamu.

Seperti mengantuk, tapi tidak ingin tertidur - atau mungkin kau ingin tertidur?

Apakah Mama merasakan hal ini juga? Oh, aku harap Papa tidak merasakan hal ini. Aku harap bantal yang ku tindihkan ke wajahnya cukup tebal hingga ia tidak bisa memikirkan betapa tenangnya kematian.

Aku juga bisa melihat mata abu Regulus, seberapapun aku benci mengetahui ia alasan nyawaku hilang aku tetap bersyukur akan menghembuskan nafas terakhirku dirangkulannya. Air matanya tidak berarti apa-apa, kami hanya manusia yang mengikuti nasib dan takdir langit.

Aku bisa melihat ruangan disekelilingku mulai berputar dengan pelan dan suara Regulus mulai samar dari indra pendengaranku.

Remus, datanglah lebih cepat. Aku ingin melihatmu untuk terakhir kalinya agar bisa tertidur dengan nyenyak di bawah tanah.

Tubuh lemahku dibawa oleh Regulus entah kemana dan aku bisa merasakan darah yang terus mengucur keluar dari tubuh ini tak terkendali. Melewati lorong kastil dingin tanpa sinar matahari yang menyinarinya. Tentu saja tempat pemberhentian terakhirku adalah kasur putih di Hospital Wings.

Ingin sekali aku mengatakan kepada Madam Pomfrey bahwa usahanya akan sia-sia. Entah seberapa hebat mantra yang ia utarakan ataupun ramuan yang ia berikan kepadaku, aku tau aku tidak akan selamat. Ia hanya cukup membawa Remus kepadaku agar aku bisa segera meninggalkan jasad ini.

Tubuhku semakin dingin, aku juga tidak bisa merasakan lagi kedua kaki yang selalu ku gunakan untuk berlari dari kenyataan. Tanganku juga mulai dingin, keduanya tidak akan mampu lagi mengayuhkan tongkat dan mengeluarkan mantra.

Lidahku tidak akan lagi merasakan betapa nikmat dan manisnya cokelat di dunia ini. Lucielle malang, kau bahkan belum muak memakan cokelat selama kau hidup.

Kira-kira bagaimana reaksi Lucius jika mengetahui beban hidupnya hilang?

Aku mencoba mencari wajah Regulus yang berdiri disisi kiri Madam Pomfrey, aku ingin memintanya untuk menyampaikan betapa aku benci dan menyayangi kakakku, Lucius Malfoy. Dan aku ingin meminta maaf kepada calon keponakanku bahwa Aunty Lucy tidak akan pernah melihatnya tumbuh menjadi seseorang yang hebat.

Sudah pukul berapa sekarang? Berapa banyak lagi waktu yang aku miliki? Kenapa Remus belum juga datang? Seseorang bawalah ia kehadapanku.

Pikiranku seperti doa yang di dengar malaikat karena aku bisa mendengar derap langkah kaki yang berlari ke arahku. Langkah yang selalu melindungiku dari kejam dan kejinya hidup. Mata cokelat hangat remus dibanjiri air mata dan aku benci melihatnya.

Maafkan aku untuk menjadi egois. Membiarkanmu tersiksa dengan keadaanku yang tak berdaya. Tapi aku butuh melihat dirimu sekali lagi Remus, aku butuh melihat mu.

Walau tanganku sudah tidak mampu lagi bergerak, aku berusaha dengan sisa waktu yang ada untuk menaikkan kelingkingku. Janji kita, our red string thread.

Remus pintar, tentu kau tau apa yang aku maksud. Terima kasih sudah menerima kaitan kelingking lemahku. Artinya kau akan ingat dengan baik, dimanapun, dalam kondisi apapun, kau akan tetap menjadi milikku. Bahkan jika di alam berikutnya aku tidak memiliki ingatan tentangmu, aku ingin langit tau bahwa kita bisa menulis takdir kita sendiri.

Hembusan nafasmu terasa hangat di leherku yang mulai mendingin. Please don't ask me to stay, I'm ready to go to somewhere unknown. Aku suka mendengar kau berbisik penuh frustasi mengatakan bahwa kau akan membahagiakanku. Ketahuilah Remus, di detik inipun kau telah membuatku bahagia.

Kemudian untuk pria yang pernah aku kagumi atas kharisma dan kemampuannya, Regulus Black. Aku benci melihat air matamu yang membuat hidungmu memerah. Kau lebih tampan tanpa rasa sedih dan senyuman tipismu.

Aku harap kau dapat menggapai apa yang kau mau, Reg. You'll always be my friend - frienemies.

Warna telah hilang di pandanganku - apakah ini waktunya untuk pergi?

Oh, compassionate ones.

This person is going from this world to the other shore.
She is leaving this world.
She is dying without choice.
She has no friends.
She is suffering greatly.
She has no refuge.
She has no protector.
She has no allies.

The light of this life has set.
She is embarking on the great battle.

She is seized by the great evil spirit.
She is terrified by the messengers of the Lord of Death.

She is entering existence after existence.
Because of her karma - she is helpless.

The time has come, when she must go alone without a friend.

Aku rasa aku tidak akan menutup mataku, karena aku ingin melihat wajah Remus sembari menghembuskan nafas terakhirku.

#A/N
The poem is from Netflix series
"The Serpent" EP.1
(P.s it's based on true story; you guys should watch)
😭😭

s it's based on true story; you guys should watch)😭😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐋𝐈𝐓𝐓𝐋𝐄 𝐃𝐎𝐋𝐋𝐈𝐄 ⁞ marauders era 🕊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang