Remus John Lupin, lahir dengan normal di gubuk kecil milik keluarganya. Walau Ayahnya bekerja di Kementerian, tentu idealisme bukan topeng yang diinginkan dalam dunia politik. Jadi jangan heran jika mereka tidak memiliki hidup seperti pejabat lainnya.
Malahan seruan yang Ayahnya sampaikan di Kementerian membawa petaka bagi Remus sendiri. Remus kecil kala itu berusia 8 tahun, ia sedang menikmati waktu bermainnya setelah seharian memberikan pakan kepada hewan ternak.
Matahari mulai melukis langit dengan warna oranye, namun Remus kecil saat itu mengabaikan permintaan Ibunya untuk segera masuk ke rumah, tentu ia menyesali hal itu. Jika saja ia menuruti apa yang Ibunya bilang, tidak akan seekor werewolf bernama Greyback menyakiti dirinya.
Kini, bulan purnama bukan lagi teman tidurnya. Ia berubah menjadi jam pasir penanda bagi kecelakaan yang ia alami belasan tahun lalu. Apakah Remus menerima kehidupan pahit dari tindakkan yang Ayahnya lakukan?
Tentu ia bisa, walaupun ia harus menderita dan dikucilkan sendiri oleh Ayahnya.
Sahabatnya, The Marauders dan Lily Evans adalah cahaya baru dalam hidupnya. Seakan-akan mereka menggantikan purnama yang selama ini menghantuinya. Mereka menerima dirinya apa adanya, baik kelebihan dan kekurangan yang ia miliki.
Lalu Lucielle Malfoy datang. Gadis kecil berwajah bulat, berambut pirang dengan sepasang bola mata abu kehijauan dan senyum yang lebar membuat matanya menyipit adalah bintang yang menghiasi langitnya.
Lengkap sudah langit yang gelap itu, diterangi oleh sahabatnya dan dilengkapi oleh gadisnya.
Remus tidak peduli bagaimana dunia memperlakukan dirinya, selama ia memiliki kedua hal itu, semuanya cukup. Sayang sekali itu tidak bertahan lama, sampai James dan Peter dengan kecewa menceritakan apa yang mereka lihat.
Mungkin, selama ini Lucielle memanglah bintang dalam hidupnya. Tapi bintang yang kita lihat di langit adalah benda yang sudah mati sekian tahun kecepatan cahaya. It's a past – just like her.
"I'm such a fool," ujar Remus dengan helaan, "It's all make sense now. Why would someone like her, out of my reach would sacrifice her life... for a moron like me."
Sirius mencoba meredakan emosinya, tidak ia sangka Dollie tetaplah Dollie, "Ini pasti ulah Regulus. Aku tau anak itu memang cerdik dan juga licik," timpal Sirius sembari menatap ke luar jendela yang sedang diguyuri hujan.
James terlihat membolak-balikkan koran dan ikut menghela nafas panjang, "Kita akan segera lulus, tapi kenapa hanya hal buruk yang semakin banyak terjadi," ujarnya mencoba mengalihkan topik. Peter melirik artikel yang sedang James baca.
"Dark Lord," bisiknya membuat Sirius merasa merinding, "Itu yang selalu Keluargamu agungkan 'kan?" Tambahnya sembari melirik Sirius yang mengunci rahangnya.
Peter tau Sirius benci tiap kali ada yang membawa-bawa tentang keluarga mulai Black, tapi entah kenapa hati kecilnya mengatakan bahwa ini karena ulah Sirius. Jika saja Siris tidak mencoba memprovokasi adiknya, mungkin hal ini tidak akan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐈𝐓𝐓𝐋𝐄 𝐃𝐎𝐋𝐋𝐈𝐄 ⁞ marauders era 🕊
Fanfiction。゚. ゚. * ・ 。゚。゚. * ・ 𝐋𝐈𝐓𝐓𝐋𝐄 𝐃𝐎𝐋𝐋𝐈𝐄 🕊 ⁞ fem oc x r.a.b x r.j.l 🕊 ⁞ marauders era in which Lucielle falls in love with someone. . . . . . . [ written in Bahasa ] #1 marauders - june '22