28 ~ 𝒘𝒐𝒓𝒅𝒔 𝒔𝒑𝒓𝒆𝒂𝒅 𝒍𝒊𝒌𝒆 𝒘𝒊𝒍𝒅𝒇𝒊𝒓𝒆

642 134 5
                                    

Lorong Hogwarts lantai tiga bukanlah tempat lari marathon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lorong Hogwarts lantai tiga bukanlah tempat lari marathon. Tapi Remus Lupin berlari sangat cepat. Sepertinya ini rekor tercepatnya berlari yang ketiga dalam hidupnya. Pertama ketika ia mengejar Ayahnya yang mengabaikan dirinya. Kedua ketika hampir terlambat kereta.

Dan ini yang ketiga. Ketika mengejar Lucielle Malfoy sebelum kembali ke asramanya.

Mata Vivienne Jones bagaikan elang. Ia sudah melihat tubuh kurus lunglai Remus berlari ke arah mereka. Entah kenapa firasatnya mengatakan sesuatu yang buruk akan terjadi. "Kau sebaiknya segera ke asrama. Cecunguk itu berlari ke arah kita," ujarnya memperingatkan.

Lucielle menoleh ke arah mata Vie melihat. Dia bisa melihat Remus hampir sampai menghampirinya. Oh shit, apa yang akan dilakukan oleh werewolf gila ini?! Namun ada bagian dari dirinya yang ingin meneriaki nama Remus dan mengomelinya.

Kenapa baru sekarang kau berlari seperti itu kepadakuuu

"Lucy.." panggil Remus dengan nafas terengah-engah, "Aku harus berbicara denganmu."

Lucy menaikan kedua alisnya dan melirik Vie. "Ignore him," bisik Vie memohon. Tapi Lucy tetap berdiri disana, walaupun kepalanya menyuruh ia untuk menuruti saran Vie. Remus sedikit kesal mendengar bisikan Vie.

Bagaimana mungkin perempuan yang mengencani sahabatnya begitu kejam kepadanya. "I wanna talk about us," ujar Remus sebelum Lucy berubah pikiran dan itu berhasil. Lucielle mengdeham, "Aku akan temui kau di kamar," perintahnya tersirat.

Alis Vie bertemu, menunjukkan ketidaksukaannya terhadap keputusan Lucy. Namun bisa apa dia? Toh ya Regulus Black saja sudah Lucy abaikan, apalagi dia? Sehingga dengan perasaan jengkel ia meninggalkan Lucy dan Remus.

Beberapa orang memandangi dua siswa tersebut yang menatap canggung satu sama lain. "Kenapa? Apakah ada yang perlu kau tekankan lagi atau mempermalukan aku?" Sindir Lucy langsung.

Remus menggeleng cemas, "Aku kesini untuk meminta maaf," ujarnya, "You deserve a sorry from me."

"No. I deserve an explanation," bantah Lucy, "Berhenti menjadi Marauders arogan, Remus. Setelah berhasil menjebakku ke dalam permainan perasaan ini kau mau sok meminta maaf? Tidak guna."

Lucy menggeleng-gelengkan kepalanya sembari mendengus geli. Ia ingin meneriaki dirinya yang sangat bodoh, tapi itu hanya akan membuatnya semakin malu. Lucielle hendak kembali mengejar Vie ke kamar kalau saja Remus tidak menahan jubahnya.

"I am sorry for breaking you heart," mulai Remus, "I'm sorry for making you confused, for making you thinking I am a perfect fit or hurt you unintentionally. I'm truly sorry."

Lucielle berhenti mencerna permohonan maaf itu, "There's a lot of sorry yet it doesn't mend my heart."

Remus menelan ludahnya, ia membiarkan beberapa siswa Ravenclaw melewati mereka terlebih dahulu. "Yeah. Terlalu banyak maaf," akui Remus, "Tapi bisakah kita mengulang apa yang kita punya?" Mohon Remus.

𝐋𝐈𝐓𝐓𝐋𝐄 𝐃𝐎𝐋𝐋𝐈𝐄 ⁞ marauders era 🕊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang