"... dan itulah bagaimana pemberontakkan antara goblin dan penyihir terjadi."
Regulus mengangguk-anggukkan kepalanya, mata abu-abunya masih fokus menatap Lucy yang baru saja menjelaskan semua materi Sejarah Sihir setengah semester dalam waktu 1,5 jam di perpustakaan. Terkadang ia berfikir, apakah rahasia di balik otak cemerlang Lucy adalah cokelat?
Ia terseyum lega, kini ia memiliki gambaran umum apa yang akan ia tulis untuk essay sejarah sihirnya, "Thanks, Lucy. Kau selalu bisa ku andalkan. Aku cukup terkesan bagaimana kau dapat menjelaskannya," puji Regulus membuat Lucy menahan senyumnya.
"Oh, Reggie. Kau sebaiknya belajar dengan sungguh-sungguh jika ingin pintar seperti aku!" guyon Lucy.
Kini, mereka berdua terkekeh, "Hey, aku tidak bodoh ya!" tekan Regulus, "Aku hanya pikir kalau Sejarah Sihir tidak akan berguna di hidupku," tambahnya yang dibalas dengan dengusan Lucy. Tentu Lucy tau betul Regulus tidak bodoh dan apa yang ia katakan memang benar adanya.
Lagipula, mana mungkin Regulus perfect Black, salah satu seeker terhebat Slytherin, siswa yang pandai DADA, Transfigurasi, Potions bodoh? Malahan Lucy rasa Regulus sangat bijak dalam menyikapi dirinya sendiri, ia seakan-akan sudah menyiapkan dirinya menjadi seseorang yang besar kelak.
Bayangkan, jika Regulus bekerja untuk kementrian sihir, mengenakan jas yang rapih lalu.. ia berdiri di sampingnya dan dikenal sebagai Madam Black. Tidak lagi Lucy butuh nama belakangnya, Malfoy yang terdengar membosankan. Mungkin juga ia dan Regulus akan memiliki satu anak perempuan—
"Regulus Black!"
Seseorang memanggil nama Regulus dengan nada menyebalkan dan seketika Lucy berhenti membayangkan skenario hidupnya. Alicia Carrow, baru saja menghampiri Regulus namun ia menatap Lucy seakan-akan elang yang hendak merebut mangsa milik elang lain.
"What are you doing?" tanya gadis itu sembari sengaja mengibaskan rambut cokelat kilaunya tersirat. Lucy memutar kedua bola matanya melihat tingkah yang sengaja dilakukan Alicia. Namun, Regulus yang saat ini bodoh hanya tersenyum dan menjawab Alicia, "Aku sedang mengerjakan essay sejarah sihirku," jawabnya lembut membuat Lucy menatapnya tidak percaya.
Alicia mengangguk-anggukkan kepalanya, "Aw, kau sangat rajin. Bagaimana.." ia terhenti dan sengaja melirik Lucy untuk membuatnya kesal, "... kalau kita berbicara sebentar lalu kau bantu aku mengerjakan essayku?" tawarnya.
Wajah Lucy yang sudah merah karena kesal tidak tinggal diam, "Alicia, tidakkah kau perlu menggunakan otakmu sendiri agar tidak berkarat?" sindirnya membuat Regulus menahan tawa. Tidak terima dipermalukan seperti itu, Alicia membalas Lucy.
"Otakku bekerja dengan baik, Dollie. Mungkin seharusnya kau yang memperhatikan wajahmu yang semakin bulat!"
Sesuai dugaan Regulus, berikutnya terjadi adu mulut antara kedua gadis ular itu. "Shhhh! Hentikan!" seru Mrs. Pince yang menghampiri mereka dengan kesal, "Girls! Apa penyebab kegaduhan di ruangan tenang ini?!" tanya Mrs. Pince yang langsung dibalas dengan pembelaan masing-masing dari Lucy dan Alicia.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐈𝐓𝐓𝐋𝐄 𝐃𝐎𝐋𝐋𝐈𝐄 ⁞ marauders era 🕊
Fanfiction。゚. ゚. * ・ 。゚。゚. * ・ 𝐋𝐈𝐓𝐓𝐋𝐄 𝐃𝐎𝐋𝐋𝐈𝐄 🕊 ⁞ fem oc x r.a.b x r.j.l 🕊 ⁞ marauders era in which Lucielle falls in love with someone. . . . . . . [ written in Bahasa ] #1 marauders - june '22