Robekan kertas yang Regulus bawakan tidak memberikan clue apapun. Kertas ini lebih terlihat seperti daftar belanja bahan ramuan yang kemudian dibuang, agar tidak ada orang yang mengetahui. Tidak putus asa, Lucy dan Regulus terduduk berdua fokus dengan kemungkinan bahan ramuan tersebut.
"Mendapatkan sebuah ide?" tanya Regulus setelah mereka berdua terdiam selama hampir 30 menit.
Lucy menggeleng kepalanya, ia masih fokus dengan beberapa buku potions untuk mencari kemungkinan ramuan apa yang menggunakan bahan ini. Tentu terdapat hal ganjil dari daftar yang Regulus berikan, "Daun Mandrake? Tidakkah itu cukup susah untuk di dapatkan?" ujar Lucy dengan bingung.
Regulus mengangguk, "Aku juga berfikir seperti itu. Tapi, kenapa tidak mungkin jika Sirius mampu mendapatkannya? Uang bukan masalah bagi Sirius. Dia mendapatkan warisan dari Paman Alphard" jelasnya.
Lucy mencoba berfikir, ramuan apa yang mungkin menggunakan Daun Mandrake, hal itu membutuhkan waktu sekitar 5 menit sampai ia menyadari sesuatu, "Mungkinkah ia membuat Mandrake Restorative Draught?" aju Lucy membuat Regulus menatap serius, perlahan-lahan ia menganggukan kepalanya.
"Masuk akal.." ragunya, "Tapi untuk apa ia butuh rambutnya sendiri?" tanya Regulus lagi menunjukkan bahan kedua.
Mereka kembali menemukan jalan buntu. Lucy melirik ke arah pojok ruang asrama, Severus seperti biasa duduk tenang mengerjakan essaynya lalu ia kembali melihat Regulus yang sudah menatapnya lebih dulu. "Jangan coba kau tanyakan dia" tekan Regulus membuat Lucy terkekeh.
Dengan Regulus menutup buku-bukunya, berakhir sudah sesi mereka hari ini. Lucy tau kenapa Regulus mengakhiri sesi ini, karena sore ini pertandingan quidditch akan berlangsung, "Good luck, untuk permainan hari ini" ujar Lucy dengan nada meyakinkan serta wajah menahan malu.
Regulus hanya tersenyum tipis, "Kau ingat taktik yang aku ceritakan?" tanyanya diikuti anggukan Lucy, "Aku rasa akan berhasil" tambahnya bangga membuat mereka berdua tersenyum. "Tentu! Kau harus berhasil, jangan permalukan Slytherin. Aku tidak ingin The Marauders semakin mengolok-olok kita!"
"Tenang Lucy, kau bisa memegang kata-kataku. Kita akan menang hari ini"
"Sungguh?"
"Sungguh"
🤍
Tepuk tangan mengisi lapangan didampingi dengan seruan asrama Slytherin yang baru memenangkan piala quidditch. Lucy menepuk tangan dengan bangga, kedua bola matanya mengikuti Regulus yang terbang memaerkan snitch di tangannya.
Begitu para siswa Slytherin berkumpul di asrama, pesta yang diadakan sungguh meriah. Berbagai macam minuman yang mustahil di dapatkan di Hogsmeade tersaji melimpah untuk dinikmati bersama. Namun, Lucy masih tersihir dengan Regulus.
"I see you are staring at him"
Keberadaan Vivienne membuat Lucy terkejut dan segera membenarkan posturnya, "Tentu! Dia adalah bintang malam ini. Bagaimana.. bagaimana aku tidak memperhatikannya" belanya berharap Vivienne tidak menyadari hal itu. Mendengar alasan bodoh itu, Vivienne hanya menggeleng dan memberikan chocolate frogs padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐈𝐓𝐓𝐋𝐄 𝐃𝐎𝐋𝐋𝐈𝐄 ⁞ marauders era 🕊
Fanfiction。゚. ゚. * ・ 。゚。゚. * ・ 𝐋𝐈𝐓𝐓𝐋𝐄 𝐃𝐎𝐋𝐋𝐈𝐄 🕊 ⁞ fem oc x r.a.b x r.j.l 🕊 ⁞ marauders era in which Lucielle falls in love with someone. . . . . . . [ written in Bahasa ] #1 marauders - june '22