Setelah di usir dari rumah, Allen kecil berjalan luntang-lantung di pinggir jalan. Tatapannya kosong, namun pikirannya bercabang kemana-mana. Bagaimana hidupnya sekarang? Apa dia bisa bertahan hidup? Apa dia akan mati kelaparan? Harus kemana dia? Tak ada orang sama sekali di sana yang bisa dia mintai bantuan.
Duduk di pinggir jembatan, mengistirahatkan kakinya yang lelah setelah berjalan cukup jauh. Allen tak tau sekarang dia berada dimana. Yang dia tau ia berada di pinggir jembatan, itu saja.
Menatap lurus ke depan, memikirkan bagaimana caranya untuk dapat melanjutkan hidup. Apa dia kuat? Apa dia sanggup? Sepertinya tidak. Helaan nafas terdengar dari bibir pucatnya. Mendongak menatap hamparan bintang di langit malam. Tak ada air mata yang keluar dari sana, sudah cukup dia menangisi takdirnya. Tak ada gunanya dia menangis.
Entah mendapat bisikan dari mana, tiba-tiba Allen kecil bangkit dari duduknya dan menaiki pagar pembatas jembatan. Dia sudah tak mampu menahan ini semua. Allen lelah.
Saat hampir melompat, tiba-tiba dia terdiam. Mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Dia tersadar, ini salah. Dia tidak boleh melakukan ini. Ini perbuatan dosa. Tuhannya akan marah jika dia melakukan hal itu. Tidak, dia tak mau Tuhannya marah dengannya.
Perlahan dia menurunkan kakinya. Kembali duduk di posisi semula dengan tangan memeluk kedua lututnya. Dalam hati dia terus bergumam, siapapun tolong aku. Hingga akhirnya dia terlelap. Membiarkan dinginnya angin malam memeluk tubuh rapuhnya.
Suara bising terdengar, perlahan Allen kecil membuka matanya. Mengerjap beberapa kali untuk mengembalikan fokusnya. Ah ternyata sudah siang. Dirinya terbangun ketika mendengar suara deru kendaraan yang melintas.
Kembali melangkahkan kakinya yang tanpa dibalut alas kaki. Telapak kakinya terluka karena goresan kerikil ditambah panasnya aspal yang terkena terik matahari.
Netranya menangkap sesuatu yang membuatnya bersorak senang. Dirinya tau apa arti tulisan itu, lowongan pekerjaan.
Berjalan mendekat ke arah satpam yang sedang berjaga di depan sebuah cafe.
"Permisi, om"
"Eh? Iya dek ada apa?"
"Bolehkah jika Allen bekerja di tempat ini? Tadi Allen membaca tulisan itu," tunjuknya pada papan pengumuman tentang lowongan pekerjaan.
"Maaf, dek. Tapi adek masih terlalu kecil untuk bekerja disini."
"Om, Allen mohon ijinin Allen kerja disini, gapapa kalo Allen jadi tukang cuci piring asalkan Allen bisa kerja,"
"Maaf dek tetap tidak bisa, umur adek masih di bawah umur."
"Tap--"
"Maaf dek, silahkan pergi dari sini, adek bisa mengganggu ketenangan pelanggan."
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW LIFE [ ALVIAN ] - END
Teen Fiction⚠️ [ TETAP VOTE + COMMENT MESKI SUDAH END ] ⚠️ Seorang anak laki-laki kecil berjalan luntang-lantung di jalanan, tanpa alas kaki ataupun topi yang melindunginya dari sengatan sang mentari. Kaki kecilnya terus melangkah ke depan, meninggalkan jejak r...