CHAPTER 65

2.3K 225 11
                                    

Happy Reading!

****

Setelah beberapa menit hening kembali menyelimuti, sebuah bunyi notifikasi kembali terdengar untuk yang kedua kalinya.

Klo gue mnta ktmu, lo kbrtan?

Apa ini? Apa maksud adik kecilnya? Keberatan? Mana mungkin Daren keberatan. Daren akan dengan senang hati mengiyakan ajakan untuk bertemu itu. Sungguh hatinya teramat senang mendapatkan pesan itu dari sang adik. Meski kecil kemungkinan, tetapi masih bisa kan Daren berharap lebih dengan ini?

Semoga saja takdir tak kembali mempermainkannya setelah ini. Jemarinya pun mulai tergerak untuk mengetikkan beberapa patah kata sebelum dikirimkan kepada sang adik di sana.

Enggak, sama sekali enggak

Kapan? Abang akan usahain buat ketemu kamu

Pesan itu, tidak langsung mendapatkan balasan. Daren masih berusaha untuk berpikir positif, mungkin sang adik sedang sibuk, jadi tak bisa membalas pesannya dengan segera. Hanya perlu menunggu beberapa saat lagi, semoga pesan itu kembali mendapatkan balasan dari sana.

Daren harap, pesan itu kembali mendapatkan balasan dari sang adik.

Selang dua menit kemudian, nama akun Instagram sang adik kembali muncul di layar ponselnya. Senyumnya mengembang dan segera membuka notifikasi tersebut sebelum membaca pesan yang dikirimkan untuknya.

Gk skrng, nnti gue kbrin

Meski sedikit kecewa, Daren berusaha untuk tetap mempertahankan senyumnya dengan kepala yang terus berusaha untuk berpikir positif saat ini. Diberikan harapan seperti ini saja sudah membuatnya senang. Namun, bisakah harapan itu menjadi nyata dan bukan hanya sekadar angannya saja?

Menatap ke arah luasnya lautan hitam di atas sana. Daren kemudian bergumam, "Tuhan, aku harap ini tidak akan menyakitiku lebih jauh lagi."

Gue usahain gk akn lma

Tnggu bntr, gue bnr" pngn ngmng sm lo

Daren semakin menaruh harapan kepada Sang Pencipta untuk mengabulkannya keinginannya untuk bertemu adik kecil kesayangannya. Untuk kali ini saja, dia benar-benar ingin bertemu sang adik, memeluk sang adik, dan berbincang ria dengan sang adik. Bisakah hal itu dia lakukan?

Tak apa meski tidak hari ini, lagipula ini sudah malam. Daren tak sejahat itu untuk membiarkan adiknya pergi di tengah dinginnya udara malam hari ini. Masih ada esok hari, lusa, dan seterusnya. Tak apa jika dia masih harus menunggu, tapi dia ingin jika hari itu akan tiba suatu saat nanti.

"Tuhan, bantu aku untuk bertemu dengan adikku. Aku mohon, bantu aku."

Malam itu, disaksikan oleh hamparan bintang-bintang dalam gelapnya angkasa, Daren memohon dengan tulus kepada Sang Pencipta untuk membantunya bertemu dengan sang adik. Untuk kali ini, Daren berharap nasib baik datang kepadanya setelah berbagai hal mengejutkan terus berdatangan dalam hidupnya.

****

Suara lift berdenting menandakan bahwa seseorang baru saja turun dari lantai atas ke lantai dasar bangunan besar ini. Pintu terbuka secara otomatis dan menampilkan sosok Alvian yang sudah lengkap dengan atribut khas sekolahnya dan sebuah tas branded yang tersampir apik di pundaknya. Langkah kakinya membawanya menuju ke ruang makan yang masih nampak sepi karena jam sarapan masih tiga puluh menit lagi.

Meja makan pun masih nampak kosong, nampaknya menu sarapan hari ini masih dalam proses penyajian di dapur. Mendaratkan bokongnya di kursi yang biasa dia gunakan sambil memainkan ponselnya sekadar untuk mengecek notifikasi yang masuk di sana.

NEW LIFE [ ALVIAN ] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang