CHAPTER 37

4.4K 471 38
                                    

AYO VOMENT-NYA!JANGAN JADI READERS GAIB!😤😤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AYO VOMENT-NYA!
JANGAN JADI READERS GAIB!
😤😤

****

Seorang pria berkumis tebal dengan kacamata kotak yang tersangkut di hidungnya menoleh kala dirinya dipanggil oleh salah satu siswanya. Menghentikan tangannya yang semula sibuk menulis rumus-rumus di papan tulis dengan mata yang beralih melirik ke arah belakang.

"Ya?"

"Izin ke toilet."

"Silakan."

Calvin membawa tungkai kakinya untuk keluar dari ruangan tempat anak-anak seusianya menuntut ilmu. Matanya sedikit melirik ke bangku kosong sang adik kala dirinya melewati depan kelas adiknya.

Tanpa sengaja, telinganya menangkap suara-suara dari dalam ruangan itu yang membuatnya seketika menghentikan langkah kala nama Alvian disebutkan.

Karena posisinya sudah melewati pintu masuk kelas tersebut, maka tak ada satu pun yang akan memergokinya. Meski begitu, suara mereka masih terdengar jelas karena keadaan yang hening dan mereka yang berbicara cukup keras. Dan juga karena indera pendengarannya yang cukup kuat.

"Rizky, keadaan Vian gimana?"

"Ky, Alvian udah sembuh belum?"

"Gue kangen sama dia, kaya ada yang kurang kelas kita pas gak ada Alvian."

"Hooh. Meski kita gak terlalu deket, tetep aja gue anggap dia temen gue."

"Sedih banget pas denger berita Vian kecelakaan."

Beberapa pertanyaan anak kelas itu tampak begitu penasaran dengan keadaan Alvian. Menanyakan beberapa pertanyaan secara langsung tanpa memberikan jeda untuk Rizky menjawab.

"Doain yang terbaik aja ya? Gue juga belum tau gimana pastinya. Tapi Alvian pasti seneng dapet doa-doa dari kalian semua."

Itu suara Rizky. Putra kedua William itu sedikit menyunggingkan senyumnya setelah mendengar jawaban yang diberikan oleh teman adik kecilnya. Senang rasanya melihat sang adik yang diterima dengan baik oleh teman sekelasnya.

Apalagi setelah mendengar balasan dari yang lainnya bahwa mereka akan selalu mendoakan yang terbaik untuk Alvian, membuat hati pemuda itu semakin merasa senang.

Kamu liat, Dek. Temen-temen kamu nunggu kabar baik dari kamu, mereka doain kamu. Cepet bangun ya? Kami semua kangen.

Melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti beberapa detik, dan kembali kepada tujuan awalnya untuk pergi ke toilet untuk menyelesaikan urusannya.

Sementara jauh di belakang dari posisi Calvin berdiri tadi, seorang remaja dengan seragam khas anak murid Vernandz High School terlihat menatap punggung Calvin dengan raut tak terbaca.

NEW LIFE [ ALVIAN ] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang