CHAPTER 64

1.9K 173 6
                                    

Happy Reading!

****

Alvian membawa langkah kakinya melewati pintu utama kediaman keluarga Vernandez dengan senyum ceria yang sedari tadi tak pernah luntur dari wajah tampannya. Sebelah tangannya masih dengan setia memegang erat tali paper bag berisikan cheesecake dan beberapa kotak Yupi yang sengaja dia beli tadi bersama Sergio. Ngomong-ngomong remaja yang tadi mengajaknya jalan-jalan seharian itu memutuskan untuk langsung pulang setelah memastikan adik kecilnya masuk ke dalam dengan aman.

Para pelayan dan penjaga yang menyadari kedatangan sang tuan muda mereka seketika menundukkan kepala seolah memberikan tanda penghormatan mereka. Alvian hanya mengangguk sekilas di sela-sela langkah kakinya yang terus bergerak meninggalkan bekas-bekas tak kasat mata di lantai dingin yang penuh akan kehampaan.

Kaki itu berhenti kaku secara tiba-tiba. Matanya menatap lurus ke depan di mana seluruh anggota keluarganya tengah berkumpul di ruang keluarga. Tentu dengan Nicholas dan sang selingkuhan yang tengah bergelayut manja di lengan kokoh ayahnya. Sialnya, lelaki itu sama sekali tak nampak risih ataupun terganggu dengan aksi perempuan aneh itu.

Genggaman tangannya pada tali paper bag dan tadi kian mengerat. Tatapannya berubah total, sangat berbanding terbalik dengan ekspresi ceria yang tadinya sempat dia tunjukkan. Atmosfer sekitar yang entah sejak kapan terasa dingin kini semakin terasa lebih mencekam dari sebelumnya. Alvian menyadari sesuatu, mansion besar ini tak lagi terasa aura hangatnya sejak kedatangan perempuan asing itu. Dan Alvian benci fakta ini.

"Ekhem."

Semua yang berada di sana kompak menoleh ke arah sumber suara. Nampak sekali jika mereka baru menyadari akan eksistensinya di sini. Mengabaikan aura suram yang masih menusuk raganya, Alvian berjalan mendekati sang ibu yang tengah tersenyum sambil merentangkan tangannya seolah menanti pelukan darinya.

Ah, ibunya tercinta.

"I'm sorry, Mom. Keasyikan main tadi."

"Gak apa-apa, kamu sudah makan? Kalau belum, ayo Mommy siapkan makan malam untukmu."

Alvian menggeleng. Perutnya sudah cukup kenyang setelah berhasil menguras 'sedikit' isi dompet Sergio tadi. Tak banyak, hanya sekitar 351.440.000 rupiah untuk biaya makan malam dan cake serta Yupi Dinosaurus yang tengah dibawanya saat ini.

"Udah, Mom. Ini Vian bawain cheesecake spesial buat Mom." Diambilnya cake tadi dari dalam paper bag dan menyerahkannya kepada Alya yang dengan senang hati menerimanya.

Theo yang memang duduk di sebelah sang ibu pun menggerakkan tangannya untuk mengusap kepala sang adik, sekadar memberikan sambutan atas pulangnya Alvian setelah puas bermain dengan sahabatnya—Sergio. Pergerakan sukses membuat fokus Alvian teralihkan. Seolah teringat akan sesuatu, Alvian sontak mengambil sesuatu dari dalam paper bag tadi memberikannya kepada sang kakak.

"Ini, Vian kasih buat Abang sama Bang Kembar juga."

Alvian memberi ketiga kakaknya satu bungkus Yupi Dinosaurus yang diterima dengan senang hati oleh mereka. Meski mereka sebenarnya sama sekali tak menggemari berbagai jenis permen apalagi yang empuk-empuk seperti ini. Namun, jika sang adik yang memberinya, apa mereka tega menolaknya? Tentu tidak.

"Kami tidak dikasih juga?" tanya William iseng. Namun siapa sangka jika Alvian menanggapi ucapan itu dengan serius.

"Um ... Mom?"

Alya menoleh dengan memasang raut bertanyanya. Meski dalam hati wanita itu sibuk memekik gemas karena tau apa yang akan diminta oleh sang anak.

"Cake-nya boleh dibagi sama papa, sama mama, sama oma dan opa enggak? Soalnya tadi Vian belinya cuman satu. Kan enggak mungkin juga Vian kasih Yupi Dino, lagian itu Yupi Vian beli buat Vian sendiri."

NEW LIFE [ ALVIAN ] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang