CHAPTER 20

10.7K 879 33
                                    

Terlihat sekitar sepuluh orang tengah berkumpul di suatu ruangan kedap suara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlihat sekitar sepuluh orang tengah berkumpul di suatu ruangan kedap suara. Ruangan ini di desain khusus hingga tak sembarang orang dapat menginjakkan kakinya ke lantai ruangan ini. Mereka semua hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Някой се кани да влезе в стаята
(Seseorang akan memasuki ruangan)

Suara otomatis terdengar ketika ada seseorang yang akan memasuki ruangan. Serentak mereka semua berdiri ketika para tuan yang sangat mereka hormati memasuki ruangan tersebut.

уважение господине." ucap mereka serentak sambil membungkuk sebagai tanda hormat. (Hormat kami, Tuan.)

"Обратно на вашето място."
(Kembali ke tempat duduk kalian.)

"Използвайте този език, там е моят внук."
(Gunakan bahasa ini, ada cucuku.)

"Да сър."
(Baik, Tuan.)

"Kalian ngomong apa sih? Daddy mereka ngomong pake bahasa alien ya?" Nicholas menunduk menatap netra indah sang putra yang kini berada dalam gendongan koalanya.

Mengecup dahi putranya sekilas sebelum menjawab pertanyaan putranya. "Rahasia." ucapnya sambil tersenyum jahil.

"Rihisii." cibir Alvian sambil memonyongkan bibir mungilnya.

"Sudah, mari kita mulai rapatnya." titah Alex. Saat ini Alex, William, Nicholas, Alvian dan ketiga abangnya akan mengadakan rapat khusus anggota mafia Red Blood. Entah rapat jenis apa yang akan mereka lakukan, Alvian pun tak mengerti.

Mengapa Theo dan si kembar ikut serta dalam rapat ini? Bukankah mereka masih muda? Ya memang umur mereka masih muda, bahkan mereka masih duduk di bangku SMA. Laki-laki keturunan Vernandez harus mau masuk ke dunia mafia, kecuali Alvian tentu saja. Mereka dilatih sejak kecil dengan keras agar suatu saat nanti mereka sudah terbiasa dengan segala tindak kekerasan yang terjadi. Memang benar bukan jika masuk ke dunia ini harus kuat dan cerdas?

"Daddy, Vian mau sama Abang Cal." pintanya sambil merentangkan tangannya ke arah Calvin. Dengan senang hati Calvin mengambil alih Alvian dan mendudukkannya di pangkuannnya tanpa memperdulikan tatapan tak terima dari Nicholas.

"Adek duduk yang anteng di sini, kalo ngantuk tidur aja. Paham?" ucap Calvin lembut.

"Paham Abang, tapi eum..."

"Kenapa, baby?" tanya Malvin.

"Anu ada es krim engga? Vian mau es krim." ucap Alvian pelan.

"Tid--"

NEW LIFE [ ALVIAN ] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang