Alvian dan para abangnya yang tampan kini tengah berada di kantin sekolah. Jika kalian bertanya dimana Rizky, dia sedang izin karena neneknya sakit. Maklum sudah tua, suaminya juga sudah meninggal. Jadi, sebagai cucu yang baik dan berbakti Rizky izin untuk menjaga neneknya, sekalian mengindari pelajaran fisika yang hobinya collab dengan matematika.
Mereka kini menduduki kursi yang sudah menjadi hak milik mereka. Mengabaikan tatapan memuja dari para betina yang ada di sana. Sementara Alvian bergidik ngeri melihat tatapan mereka yang seakan ingin melahap para abangnya.
"Hih! Mereka menyeramkan." gumam Alvian pelan.
"Kamu mengatakan sesuatu, sayang?" tanya Malvin yang tak sengaja mendengar gumaman Alvian.
"Para siswi di sini sangat mengerikan. Mereka seakan ingin memakan kalian hidup-hidup." ucap Alvian.
Theo dkk tertawa kecil mendengar ucapan polos sang adik. Seluruh isi kantin ternganga melihat Theo dan Sergio tertawa. Seorang yang tak pernah menunjukkan senyumnya kini bahkan tertawa hanya karena ucapan polos Alvian. Pekikan para gadis terdengar membuat mereka segera mengubah mimik wajahnya. Banyak juga yang berhasil mengabadikan momen langka itu.
"Kalian pesen sana!" suruh Calvin.
"Ayolah, gue capek tiap hari suruh pesen. Buat apa pelayan di sini dibayar mahal-mahal kalo bukan buat layanin kita?" keluh Gallen.
"Lagian nih ya, ga usah desak-desakan, teriak ini itu juga bakalan ada pelayan yang nyamperin elah." lanjut Gallen.
"Lah? Biasanya juga lo ngacir ke sana terus teriak-teriak pesen makan juga." heran Calvin.
"Cari pengalaman itu mah." balas Gallen santai.
"Gaya lo cari pengalaman, udah sono lo pesen." ucap Malvin.
"Ogah, kalo di bayar gue ya mau lah, lah ini ga dapet apa-apa. Udah laper, teriak-teriak, desak-desakan, gerah body bro!" ucap Gallen dramatis.
"Dapet kok, Bang." sahut Alvian.
"Apaan?" balas Gallen malas.
"Dapet pahala, hehe." ucap Alvian diakhiri dengan kekehan manisnya.
"Iya kalo ikhlas, kalo engga?" balas Ares sewot.
"Oh, berarti Abang selama ini ga ikhlas pesenin Vian makan di kantin?" tuduh Alvian.
"E-eh engga gitu, Abang ikhlas kok. Kamu suruh Abang lompat dari atas tebing pun Abang lakuin demi kamu." ucap Ares cepat.
"Ya udah sana." Mereka bingung dengan maksud ucapan Alvian.
"Maksudnya?" tanya Ares.
"Katanya Abang siap kalo Vian suruh lompat dari tebing, ya udah sana lompat." Mereka kembali dibuat tertawa karena ulah Alvian. Sementara Ares membelalakkan matanya terkejut, dia kira Alvian tidak akan setega itu padanya. Tapi ternyata--ah sudahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW LIFE [ ALVIAN ] - END
Novela Juvenil⚠️ [ TETAP VOTE + COMMENT MESKI SUDAH END ] ⚠️ Seorang anak laki-laki kecil berjalan luntang-lantung di jalanan, tanpa alas kaki ataupun topi yang melindunginya dari sengatan sang mentari. Kaki kecilnya terus melangkah ke depan, meninggalkan jejak r...