Waktu menuju pukul 07.30 malam, makan malam pun telah usai sepuluh menit yang lalu. Kini Alvian, Alya, Thallya, dan Monica tengah berkumpul di ruang keluarga sambil menonton tayangan televisi kesukaan si bungsu, Boboiboy.
Sementara yang lain, setelah makan malam tadi mereka pamit ke ruang kerja Nicholas untuk membicarakan sesuatu. Tentu pembahasannya tak jauh dari penyerangan Black Dragon tadi dan sosok pasukan yang tiba-tiba datang membantu.
"Apa ada yang tewas akibat pertempuran tadi, Pa?" tanya Calvin serius.
"Tidak. Hanya luka kecil, tak ada yang serius."
Sebenarnya tadi saat mereka sedang di toko es krim karena permintaan Alvian, Calvin mendapat informasi jika mansion tengah diserang oleh anak buah Johnny Willson. Saat mereka ingin pulang dan ikut membantu, William melarang mereka dengan alasan Alvian. Tak mungkin mereka membiarkan sang kesayangannya melihat tindak kekerasan, belum lagi besar kemungkinan anak buah Johnny akan memanfaatkan Alvian untuk mengalahkan mereka.
"Maaf kami tak bisa membantu kalian." sesal Calvin mewakili kedua saudaranya. Karena hanya Calvin lah yang masih memiliki sifat lembut di antara mereka.
"Tak apa, adik kalian lebih penting. Akan sangat berbahaya jika Alvian berada di sana tadi." ucap William tenang.
"Siapa?" Kini Theo membuka suara.
"Entahlah, tapi mereka terlihat sangat terlatih. Keterampilan mereka dalam bertarung bukanlah hal yang terlihat biasa. Papa saja sampai terkejut melihatnya."
"Mereka bukan sembarang orang. Kita tak tau mereka kawan atau lawan." Mereka mengalihkannya pandangan ke arah Alex yang menatap mereka dengan serius.
"Kita tak dapat mendapat informasi satu pun tentang mereka, seolah memang sengaja menyembunyikan indentitas mereka." lanjutnya.
"Bagaimana mungkin? Kita tak pernah seperti ini sebelumnya. Mencari informasi seseorang adalah hal yang sangat mudah, tapi kenapa kita tidak bisa?" heran Malvin.
Entahlah, mereka juga tak mengerti. Pasukan itu datang tiba-tiba dan membantu mereka mengalahkan Black Dragon lalu langsung pergi begitu saja. Siapa dan apa tujuan mereka?
Mencoba mencari informasi tentang mereka, namun tak ada yang mereka dapatkan. Sama sekali tidak ada. Sedikit membingungkan, karena mafia mereka tak pernah memiliki hubungan dengan kelompok mana pun. Lantas siapa?
Nicholas memijat pangkal hidungnya sambil menghela napas kasar. Dirinya cukup pusing memikirkan hal yang terjadi hari ini. Entahlah, mendadak kejeniusan Nicholas hilang begitu saja.
"Bahkan Daddy sendiri turun tangan untuk mencari tahu, namun hasilnya sama."
Mereka kembali terdiam. Hawa di ruangan ini terasa begitu mencekam. Hening menyelimuti, bahkan suara angin berhembus pun terdengar jelas di telinga tajam mereka. Mereka fokus dengan pikiran masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW LIFE [ ALVIAN ] - END
Teen Fiction⚠️ [ TETAP VOTE + COMMENT MESKI SUDAH END ] ⚠️ Seorang anak laki-laki kecil berjalan luntang-lantung di jalanan, tanpa alas kaki ataupun topi yang melindunginya dari sengatan sang mentari. Kaki kecilnya terus melangkah ke depan, meninggalkan jejak r...