"Abang kemana sih?!" pekik Alvian kesal. Melirik ke arah jam yang terpajang indah di dinding kamarnya. Menghela nafas kasar, sudah hampir pukul 8.30 namun abangnya belum juga pulang. Kemana sebenarnya pawangnya ini?!
"Awas aja nanti, Vian ga mau ngomong satu minggu pokoknya!"
"Katanya pulang cepet halah bullshit!"
"Adeknya aja di php-in apalagi ceweknya nanti."
"Jadian kagak, di ghosting iya."
"Punya abang kok ga bisa nepatin janji."
"Katanya cowok harus nepatin janji, cih!"
"Ngumpat boleh ga sih anj--astaghfirullah lupa ada cctv."
Berguling-guling ke sana kemari di atas kasur king size kesayangannya dengan segala ocehan yang keluar dari mulut kecilnya. Bibirnya mengerucut kesal dengan mata yang mulai berkaca-kaca siap menumpahkan air mata.
"Pokoknya Vian ga kawan sama abang selama seminggu hiks."
Ceklek
"Sayang udah ti--eh kok nangis?!" Alya yang berniat melihat si bungsu di kamar malah dikejutkan dengan si pemilik kamar yang sudah menangis terisak entah karena apa.
"Kenapa sih hm? Kok nangis, gantengnya Mom kenapa, sayang?"
"M-mom hiks."
"Iya kenapa? Sini cerita sama Mom."
"A-bang jahat hiks." adunya persis seperti anak kecil yang dijahili temannya. Alya terkekeh gemas melihat Alvian. Bagaimana bisa sudah SMA tapi putranya ini masih seperti bocah berusia 3 tahun.
"Aku jadi seperti punya bayi lagi." kekeh Alya dalam hati.
****
"Cepet!"
"Iya iya elah, nih baca sendiri." ucap Gallen sambil memberikan ponselnya kepada Theo.
Theo melihat apa yang ada di ponsel Gallen. Seketika matanya melotot setelah membacanya. Si kembar yang penasaran dengan reaksi Theo segera merebut ponsel Gallen. Reaksi sama di tunjukkan oleh mereka. Mereka bertiga seperti terkena serangan terkaget-sekaget-kagetnya.
"Shit!" umpat mereka.
"Pantesan gue dari tadi ngerasa ga tenang." monolog Calvin.
GllenAlcrs_
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW LIFE [ ALVIAN ] - END
Teen Fiction⚠️ [ TETAP VOTE + COMMENT MESKI SUDAH END ] ⚠️ Seorang anak laki-laki kecil berjalan luntang-lantung di jalanan, tanpa alas kaki ataupun topi yang melindunginya dari sengatan sang mentari. Kaki kecilnya terus melangkah ke depan, meninggalkan jejak r...