CHAPTER 53

2.3K 221 18
                                    

Hey! How was your day? Is everything good?

Btw, boleh spill lagu fav kalian?
Kalo aku sih, Shout Out - Enhypen

****

Percayalah, di balik foto aesthetic ini, pasti ada hati yang tersakiti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Percayalah, di balik foto aesthetic ini, pasti ada hati yang tersakiti.

Angsa yang mencintai dalam diam be like:
Harusnya aku yang di sana~

****

Happy Reading!

****

Malvin berlari keluar dari kamarnya dengan tergesa. Tujuannya saat ini adalah kamar sang kakek. Tanpa sengaja dirinya bertemu dengan sang kembaran yang juga baru saja keluar dari kamarnya dengan raut terkejut di wajahnya. Melihat sang kembaran yang seolah meminta penjelasan darinya, Malvin hanya diam sambil terus melangkahkan kakinya ke depan.

"Kita temui Opa, pasti sesuatu telah terjadi," ucap Malvin kepada Calvin yang mengikutinya di belakang.

Sesampainya di depan pintu kamar Alex, keduanya menghentikan langkah mereka dan berniat mengetuk pintu kokoh itu. Belum sempat Malvin mengangkat tangannya, pintu itu terlebih dahulu terbuka dari dalam, membuatnya mengurungkan niat untuk mengetuk pintu itu.

Ternyata seorang pelayan yang membawa sebuah nampan di tangannya.

"Opa di dalam?" tanya Calvin pada pelayan itu.

Wanita dengan seragam khusus para pelayan itu menunduk sopan sebelum menjawab pertanyaan tuannya. "Tuan Besar ada di dalam, Tuan Muda."

"Apa Oma juga di dalam?" tanya Calvin lagi.

"Tidak, Tuan Muda. Nyonya Besar sedang berada di taman belakang bersama Nyonya Thallya."

Malvin membuka pintu kamar Alex tanpa perlu mengetuk pintu atau sekadar meminta izin kepada sang pemilik kamar. Menurutnya, Alex pasti sudah menduga bahwa cucunya akan datang menemuinya.

Calvin yang masih berada di depan pintu itupun menyuruh pelayan tadi untuk pergi. Dirinya segera menyusul sang kembaran yang sudah masuk terlebih ke dahulu menemui sang kakek.

"Opa!" seru Calvin langsung.

Alex menghela napasnya pelan melihat kedua cucunya yang kini sudah berdiri di hadapannya. Pria tua itu tak terkejut akan kedatangan kedua cucunya yang tiba-tiba menerobos masuk ke dalam kamarnya. Dia kemudian menyuruh keduanya untuk duduk di sofa yang ada di dalam kamarnya dan duduk berhadapan langsung dengannya.

"Opa yang menyebarkan berita itu?" tanya Malvin langsung.

"Bukan. Opa saja terkejut mendengar seluruh saluran berita yang menyiarkan fakta itu."

NEW LIFE [ ALVIAN ] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang