"CARI PUTRAKU SAMPAI KETEMU!"
Teriakan menggelegar terdengar ke seluruh penjuru mansion. Para bawahan yang mendengarnya segera berlari mencari sang tuan muda.
Kondisi mansion saat ini sangat kacau. Para lelaki menatap tajam ke depan. Baik yang tua dan yang muda mengerahkan semua bawahannya untuk mencari si bungsu, Alvian.
Sejak kejadian di kantin tadi, Alvian belum pulang ke rumah sampai saat ini. Theo dkk memang sempat mengejar Alvian saat dia berlari keluar dari kantin, namun mereka kehilangan jejak. Entah kemana Alvian pergi. Mereka tidak marah, mereka khawatir, sangat sangat khawatir dengan keadaan si bungsu.
Saat ini pukul 08.00 pm. Jam makan malam sudah lewat sejak satu jam yang lalu. Dan masih belum ada tanda-tanda kehadiran Alvian. Mereka khawatir, apakah Alvian sudah makan? Bahkan saat istirahat tadi Alvian tidak sempat makan.
Para wanita terutama Alya menangis histeris mendengar kabar jika Alvian hilang. Ibu mana yang tidak akan sedih jika anaknya dikatakan hilang. Air mata terus mengalir di pipi wanita cantik itu. Berbagai doa selalu dia gumamkan, memohon semoga putranya segera di temukan dalam keadaan sehat.
Di balik tatapan tajamnya, Nicholas mati-matian menahan air matanya supaya tidak tumpah. Dirinya harus bisa terlihat kuat di depan anak dan istrinya. Dirinya biasa membunuh ribuan nyawa manusia, namun dirinya juga seorang ayah. Bagaimana dia bisa tenang ketika sang putra tidak di ketahui keberadaannya.
Nicholas adalah sosok yang kejam dan mengerikan jika dipandang oleh orang lain. Namun dia juga bisa menjadi lemah tak berdaya ketika sesuatu terjadi kepada keluarga kecilnya.
Seperti saat ini, putranya hilang. Dan entah bagaimana ceritanya seluruh alat pelacak yang telah Nicholas pasang di pakaian dan aksesoris Alvian sama sekali tidak bisa dilacak.
"CARI ADIKKU! JANGAN ADA YANG BERANI KEMBALI SEBELUM ADIKKU DI TEMUKAN ATAU KEPALA KALIAN YANG AKAN KU PENGGAL!" teriak Calvin murka. Sungguh, Calvin yang saat ini bukanlah Calvin yang selalu menampilkan raut ramah kepada semua orang. Dia bukan Calvin, dia Gavriel.
"Tenangkan dirimu, Gavriel." ucap William.
"Bagaimana bisa aku tenang jika adikku tidak ada disini, Pa." ucap Gavriel dingin.
"Mas hiks bawa putraku kembali hiks, aku mau putraku tolong Mas tolong." pinta Alya. Nicholas merasa sakit melihat kondisi Alya, walau dirinya juga sama kacaunya.
"Tenang sayang, Vi--" ucapan Nicholas terpotong ketika seorang bodyguard berlari tergesa-gesa ke arah mereka.
"T-tuan, tuan muda telah di temukan." lapornya.
Tak lama pintu utama terbuka menampilkan Alvian yang tak sadarkan diri. Alya kembali menangis melihat kondisi putranya.
"Putraku, sayang bangun kamu kenapa hiks, Mas putraku kenapa hiks, sayang bangun yuk ini Mommy." racau Alya sambil memeluk erat tubuh Alvian. Monica dan Thallya yang berada di sampingnya berusaha menenangkan Alya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW LIFE [ ALVIAN ] - END
Teen Fiction⚠️ [ TETAP VOTE + COMMENT MESKI SUDAH END ] ⚠️ Seorang anak laki-laki kecil berjalan luntang-lantung di jalanan, tanpa alas kaki ataupun topi yang melindunginya dari sengatan sang mentari. Kaki kecilnya terus melangkah ke depan, meninggalkan jejak r...