Ga komen ga vote, smg crush-nya jadian sama yg lain. Mksii.
Happy Reading!
****
Pagi-pagi sekali keributan sudah menyambut seluruh penghuni kediaman Vernandez. Pagi yang harusnya diisi dengan aura positif yang penuh keceriaan malah dipenuhi dengan bayang-bayang suram yang melambai-lambai di seluruh sudut ruangan. Para pelayan yang berada di sana hanya mampu berdiam diri tanpa berani bergerak barang sedikit pun. Berbeda dengan bodyguard berseragam hitam yang selalu siaga jika tuan mereka disakiti.
Teriakan demi teriakan terdengar seolah bersahut-sahutan, membuat mansion mewah ini seolah kebun binatang yang ramai akan sorak ramai pengunjung dan penghuni aslinya.
"Kamu memang sengaja, kan? Dari awal kamu memang tidak suka dengan Mama. Tapi apa begini cara kamu memperlakukan Mama?" Caramel bangkit dari posisinya dengan Isak tangis buayanya.
"Apa kamu tak pernah diajarkan sopan santun oleh ibumu itu?" katanya setelahnya.
Kalimat itu sukses membuat tekanan darah Alvian meninggi. Kulit wajahnya memerah menahan emosi yang siap meluap. Kedua tangannya terkepal seolah menahan diri agar tak memukul sosok pengganggu paginya hari ini.
"Lo kalo cuman mau bacot, sana di kebun binatang. Sama sodara-sodara lo. Konser sekalian di sana, jangan ganggu keluarga gue."
"Dek, bicaranya!" tegur Malvin.
"Biarin, Bang. Modelan kaya dia halal buat di anjing-anjingin. Biar sadar diri, sadar muka, sadar derajat."
"Wow!" kagum Calvin. Bukan, Calvin bukannya terkagum-kagum dengan Alvian yang misuh-misuh kepada Caramel. Namun ekspresi wajahnya yang semakin menggemaskan kala mengomel itu membuatnya menahan diri mati-matian supaya tak kelepasan memasukkan adiknya ke dalam toples dan dia simpan untuk dirinya sendiri.
Gemes banget Ya Tuhan!
"Alvian, kamu benar-benar keterlaluan. Saya kecewa sama kamu. Menyesal saya dulu mengangkatmu menjadi anak."
Nicholas melangkah mendekati Alvian yang sampai detik ini masih berdiri dengan sendok dan garpu di kedua tangannya. Memutari meja makan yang begitu luas dan berhenti tepat di samping Alvian.
Ilustrasi :
- Biru : Alvian
- Ijo : Om Nichol
- Pink : Setan jadi-jadian aka Caramel"Ya ya ya, jadi?" tanya Alvian tak mau berbasa-basi.
Ayolah, dia hanya ingin sarapan dengan tenang dan nyaman. Menyantap masakan enak hingga perutnya kenyang dengan asupan sehat bukan drama menyebalkan Caramel dan ayah brengseknya.
"Keluar kamu dari sini."
Alvian tertegun. Diletakkannya kedua peralatan makan itu ke piring miliknya dan beralih menatap tepat mata sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW LIFE [ ALVIAN ] - END
Teen Fiction⚠️ [ TETAP VOTE + COMMENT MESKI SUDAH END ] ⚠️ Seorang anak laki-laki kecil berjalan luntang-lantung di jalanan, tanpa alas kaki ataupun topi yang melindunginya dari sengatan sang mentari. Kaki kecilnya terus melangkah ke depan, meninggalkan jejak r...