Puzzle

5.5K 165 6
                                    

Pesawat yang membawaku baru saja lolos dari ganasnya awan Cumulonimbus. Sepanjang turbulensi aku terus berdoa dan menggengam kuat benda kecil di tanganku. Benda yang paling berharga dalam hidupku. Yang selalu membangkitkan kenangan tujuh tahun lalu. Mengingatkanku pada orang-orang kala itu.

Sebuah liontin kayu berbentuk potongan puzzle yang sudah usang dan tua.

Aku sering membayangkan manusia layaknya sebuah karya puzzle. Menurutku, puzzle adalah salah satu gambaran diri manusia yang cukup representatif. Saat baru lahir, kita semua bagaikan puzzle yang berada dalam kotak polos. Kita masih berantakan dan nggak berbentuk. Kita nggak tau juga gambar seperti apa yang akan dihasilkan oleh kepingan puzzle itu pada akhirnya saat kelak selesai.

Keseluruhan hidup kita ini bagaikan proses penyusunan puzzle. Setiap keping memiliki ceritanya masing-masing. Tiap kepingnya berbeda dan sudut-sudutnya unik ibarat pribadi manusia. Ada sisi buruk, ada sisi baik. Ada yang konvensional, ada yang kreatif. Semua kepingan itu harus disusun di tempat yang benar agar memiliki hasil yang sempurna nantinya.

Dan, kini aku mulai takut menyusun kepingan-kepingan puzzle-ku. Ada beberapa keping yang nggak bisa diubah, itu ibarat garis Tuhan yang sudah begitu adanya. Takdir yang ditetapkan. Harus diletakkan di tempat yang benar. Aku seperti memaksakan diri, memaksakan letak kepingan puzzle-ku agar pas di susunanku. Sesuai keinginanku.

Aku tau ini salah. Tapi sungguh aku tak berdaya.

Aku pernah menyukai sesama cowok. Sebenarnya aku masih menyukai cowok. Perasaan itu tumbuh sejak aku masih kecil. Memoriku mengingat betul ketika aku duduk di kelas dua SD dan aku menemukan majalah yang sampulnya bergambar seorang pria seksi. Aku nggak bisa berhenti melihat sampul majalah itu, jadi aku sembunyikan di dalam lemari mainanku. Seiring berjalannya waktu, aku sadar kalau aku berbeda dari teman-teman cowokku. Beranjak remaja, di saat teman-temanku mulai membicarakan dan berpacaran dengan cewek, aku malah tertarik dengan teman-teman cowokku.

Aku nggak tau pasti apa yang menyebabkan perasaan ini tumbuh liar dalam hatiku. Sumpah, aku nggak tau jawabannya. Apa ini faktor lingkungan, genetik, atau penyakit. Kucari-cari jawabannya, dari sisi psikologi sampai ke sains. Sekali lagi, tidak ada jawaban yang pasti. Bahkan, dalam kitab nggak ada jawabannya. Hanya menjelaskan kalau itu 'kekeliruan'.

Awalnya, aku nggak begitu menggumuli perasaanku. Aku nggak begitu memikirkan apa sih sudut pandang Tuhan mengenai permasalahanku ini. Bahkan, aku enggan mendoakan hal ini karena aku takut terusik dengan apa yang seharusnya kitabku ajarkan. Aku juga takut kalau nyatanya aku harus mengorbankan 'rasa suka' ini demi kepentingan Tuhan.

Pergumulan itu makin besar dalam kepalaku. Membuatku ciut dan tersesat. Membuatku gila dan depresi. Sebelum aku menyadarinya, aku sudah memutuskan untuk menerima 'ketertarikanku' ini.

Puzzle-ku sudah tersusun sebagian. Di saat SMA, aku menemukan kepingan cinta. Kepingan yang lebih rumit dan komplit dari sebelumnya, tapi kepingan ini yang paling aku sayang. Kepingan ini mengubah hidupku.

Aku jatuh cinta.

Aku menyukai siswa terpopuler di sekolahku. Aku menyebutnya 'Cowok Lavender.' Kedengarannya, dia sedemikian berarti bagiku? Memang iya.

Dia adalah bagian penting dalam hidupku meski mungkin dia tak tau. Teramat penting. Sehingga, andai dia nggak pernah hadir dalam hidupku, maka mungkin aku nggak akan pernah bisa menyelesaikan puzzle-ku dan menulis sebuah cerita untukmu.

Pembacaku, aku nggak peduli jika ini nanti terdengar klise. Toh begitu banyak cerita klise di dunia ini, dan diantaranya kita nikmati juga. Atau kalau ini nanti terdengar aneh aku juga nggak peduli. Toh setiap orang punya sudut pandang yang berbeda-beda, hanya perlu dijelaskan lebih baik agar dimengerti. Jadi aku akan menceritakannya sebaik mungkin.

Oh, iya. Namaku Kin. 'Dia' biasa memanggilku Kinny. Akan aku ceritakan juga mengapa aku dipanggil begitu di kepingan puzzle-ku nanti.

Pesawatku sedang menuju Jakarta, dan aku membawa kepingan terakhirku.

Aku ucapkan: "Selamat datang di kotak puzzle-ku!"

🚀🚀🚀

[BL] Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang