3. Mischievous Jimin

27 6 0
                                    


Semua sudah berkumpul di ruang rapat, ada sekitar 30 karyawan duduk di setiap kursi yang mengelilingi satu meja besar berwarna coklat muda yang terbuat dari kayu. Namjoon membuka rapat dengan santai setelah semua karyawan duduk dengan tenang.

Setiap karyawan memiliki divisi dan direkturnya masing-masing, account executive, account planning, finnance, media buying, produksi dan divisi kreatif.

Jimin merupakan direktur di divisi kreatif, dia mempunyai tim yang paling besar diantara divisi yang lain karena divisinya mencangkup banyak bagian yaitu: copywriter, art director dan desain.

Ia bertanggung jawab atas timnya untuk membuat tulisan, desain dan konsep iklan. Dia juga yang akan memberi saran atau penolakan apabila timnya membuat konsep yang kurang menarik.

Sementara Rae adalah direktur di bidang produksi, ia bertanggung jawab atas timnya yang akan berkolaborasi dengan tim kreatif untuk melakukan pembuatan iklan seperti, photography untuk iklan di media cetak, ataupun membuat video iklan untuk media televisi. Rae juga juga sesekali terlibat dengan copywriter dan art director, dimana ia terkadang membuat ide-ide kreatif seperti slogan, dialog, dan tema yang cocok untuk produk dari client.

Namjoon kebanyakan bertugas sebagai account executive di mana ia harus mencari client dan melakukan pertemuan-pertemuan untuk membahas mengenai produk yang akan dipasarkan. Ia juga banyak memberi saran-saran untuk divisi kreatif dan juga mengawasi pekerjaan tiap departemen.

Sekarang Namjoon sedang membahas client baru dan menugaskannya kepada divisi kreatif. Setelah itu Namjoon membahas keuangan dengan tim finnance.

"Bosen." Ucap Jimin pelan agar hanya terdengar oleh Rae yang duduk di sebelahnya. Ia kurang peduli dengan pekerjaan orang lain padahal rapat ini penting untuk semua divisi.

Jimin menidurkan kepalanya di atas meja rapat, menatap jauh ke arah Namjoon yang masih mencatat keperluan-keperluan untuk biaya pembuatan iklan bersama dengan tim finnance.

"Pinjem handphone kamu dong." Bisiknya kemudian sambil membuka telapak tangannya ke arah Rae.

"Buat apa?" Tanya Rae bingung karena tahu betul kalau Jimin punya handphone sendiri untuk ia gunakan.

"Udah pinjem aja, percaya sama aku." Bisiknya kemudian sambil membuka dan mengepal telapak tangannya dengan cepat, tidak sabar.

Rae akhirnya memberikan handphone-nya dengan pasrah dan berharap Jimin hanya sekedar ingin menambah koleksi foto selca-nya di handphone Rae.

Wajah Jimin yang sebelumnya tampak lesu sekarang merekah ceria, ia pun beranjak dari rebahannya dan menyambut handphone Rae dengan senyuman lebar, membuat bibirnya yang penuh menipis.

Rae yang dari tadi fokus memperhatikan Namjoon sekarang menjadi terdistraksi karena sesekali memperhatikan handphone-nya yang berada di tangan Jimin.

Jimin dengan gesit membuka app store dan mencari aplikasi, setelah menemukan aplikasi kencan, ia langsung segera memasang aplikasi tersebut tanpa restu dari si pemilik handphone.

Rae yang melihat dari sudut matanya langsung berusaha merebut handphone dari tangan Jimin.

"Chim-chim!" Bisik Rae memanggil Jimin dengan panggilan sayangnya dengan keras sambil berusaha mengambil kembali hak miliknya, ia berusaha menggapai handphone-nya tetapi tangan kiri Jimin yang kosong menahan gapaian tangan Rae dan menangkisnya pelan.

Handphone-nya tidak bisa direbut tanpa menimbulkan kerusuhan, dan itu merupakan hal terakhir yang diinginkan Rae pada saat Namjoon masih memimpin rapat. Sehingga ia hanya bisa diam sambil sesekali memperhatikan handphone-nya.

7 Men in Her LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang