2. Namjoon's Office

36 8 0
                                    


Setelah berbincang-bincang, dan usaha Jimin untuk menghibur Rae telah berhasil, akhirnya jam makan siang pun berakhir dan mereka segera menuju gedung di mana mereka bekerja.

Sesampainya di lantai 6, Rae dan Jimin langsung duduk di meja mereka masing-masing. Rae duduk di kursinya yang empuk, menyandarkan punggungnya dan mengehela nafasnya panjang, merasa sudah kembali pulang.

Kantor mereka luas dan terlihat sangat nyaman. Banyak jendela besar yang menerangi seisi kantor, membuat tanaman-tanaman yang terletak di berbagai sudut ruangan terlihat sehat dan segar. Atasan mereka, Namjoon memang sangat senang dengan tanaman.

Di antara banyaknya meja karyawan, terdapat beberapa sofa berwarna abu-abu muda di tengah-tengah ruangan mengelilingi meja kopi, terkadang sofa tersebut digunakan untuk karyawan ketika sedang ingin berbincang-bincang, mengadakan rapat kecil, atau sebagai tempat duduk untuk para tamu perusahaan.

Meja masing-masing karyawan juga tidak disekat-sekat dengan menggunakan papan di antara satu sama lain, melainkan terbuka sehingga kantor tersebut semakin telihat luas. Dengan lantai kayu dan dinding berwarna broken white semakin membuat kantor tersebut terlihat hangat.

Di sebelah kiri sudut kantor terdapat ruangan rapat berdinding kaca yang terbuka. Para karyawan bisa melihat isinya dengan jelas, tetapi jika butuh privasi mereka bisa menutupnya dengan menggunakan tirai otomatis yang akan memburamkan dinding kacanya sehingga tidak terlihat dari luar dan dari dalam ruangan.

Semua karyawan di sini tidak memiliki kantor pribadi, bahkan Namjoon. Dia tidak menyukai jika ia mendapatkan perlakuan istimewa hanya karena dia merupakan CEO perusahaan. Ia senang bekerja bersama para karyawannya. Ia bisa duduk di mana saja dengan laptopnya. Terkadang juga ia membawa sepedahnya ke dalam kantor, karena kantornya yang luas, para karyawan sama sekali tidak terganggu dengan hal itu.

Dari meja tempat kerja Rae, dia bisa melihat Namjoon sedang duduk bersama para karyawan divisi produksi, menulis sesuatu di atas notebook-nya sambil menopang dagu, menutupi sebagian wajah dengan jarinya.

Rae berharap sekali ia bisa menurunkan tangan Namjoon dari wajahnya agar dia bisa melihat bibirnya yang penuh. Saat ini Rae hanya bisa menatap matanya saja, matanya yang tajam seperti sedang menusuk sesuatu yang ada di hadapannya.

Tiba-tiba saja pandangan Rae diganggu dengan munculnya kepala Jimin yang menghalangi. "Ngeliatin siapa? " Goda Jimin dengan wajah mengejek.

"Ganggu aja! " Balas Rae kemudian yang disambut oleh tawa Jimin yang keras sampai ia kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh dari kursinya.

Posisi meja mereka berdua berhadapan. Wajah mereka hanya terhalang dengan monitor besar di hadapan mereka. Cukup hanya dengan memiringkan kepala, mereka sudah dapat melihat satu sama lain.

"Rae, bantuin aku cari ide untuk produk sepatu yang kemarin dong," Ucap Jimin kemudian, "aku udah suruh Soobin bikin, tapi idenya kurang menarik. Aku masih ada kerjaan lain soalnya, jadi gak bisa mikir."

"Terus kamu pikir aku gak ada kerjaan lain?" Balas Rae jutek.

"Tolong laaahh, kamu kan cepet dapet ide." Jawabnya manja. "Nih, aku kasih catetan dari client sama foto produknya." Katanya sambil mengirim email kepada Rae.

Rae membacanya kemudian mencari tema dan ide yang cocok untuk iklan sepatu lokal besar yang client nya secara spesifik ingin menegaskan bahwa produknya merupakan sepatu yang nyaman. Rae langsung membayangkan apa yang membuatnya nyaman.

Yoongi.. tatapannya yang dalam dengan mata almond-nya, senyumannya ketika Rae membelikan ice Americano kesukaannya, pelukannya, sentuhannya.. tiba-tiba saja pikiran Rae dipenuhi oleh dirinya lagi.

7 Men in Her LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang