19. Raging Rae

15 4 2
                                    

Esoknya mood Rae sangat buruk. Pelukan Namjoon kemarin sangat membantunya, tetapi tetap saja rasa kesal itu tidak bisa hilang.

Bisa-bisanya dia begitu saja menggantikan Rae dengan produser musik baru itu. Siapa namanya? Adora? Keluh Rae di dalam hatinya, pura-pura tidak mengetahui nama produser baru yang sedang dekat dengan Yoongi, padahal dia tahu betul siapa namanya, bahkan Rae diam-diam sudah mencari namanya lewat media sosial dan menemukannya memperhatikan setiap postingannya, menyiksa dirinya sendiri tetapi juga sedikit menerima kepuasan tersendiri.

Adora.. Cih, nama panggung lagi? Sama seperti dengan Suga? Dasar orang-orang yang tidak percaya diri dengan namanya sendiri. Sindir Rae di dalam benaknya, tidak menyadari kalau nama panggilannya juga terdengar seperti nama panggung.

Terus apa maksudnya dia bikin lagu kayak gitu, terus bilang kalau dia udah bosan? Memangnya aku gak bosan? Memangnya aku gak lelah? Pake istilah segala main permainan jungkat-jungkit. Kayak yang pernah main permainan itu aja, kerjaannya dia kan cuman kerja, makan, tidur, kerja, makan, tidur doang! 

Rae kesal, kesal sekali, hatinya pahit, isi kepalanya keji. Tidak biasanya Rae mengejek orang lain, bahkan dalam hatinya saja Rae hampir tidak pernah melakukannya. Kalaupun ia melalukannya biasanya ia hanya bercanda, tidak pernah serius, tetapi entah kenapa mengejek mereka di dalam hatinya saja membuat Rae menjadi lebih senang daripada perasaannya yang selalu murung akhir-akhir ini.

Hanya saja perasaan tersebut membuatnya tidak menjadi dirinya sendiri, ia menjadi lebih menyebalkan, ia menjadi cepat kesal, ia menyebabkan kebencian.

"Enggak gitu dong! Aku kan udah bilang warna-warna hangat yang dipakai, kayak cream, kecoklatan. Kenapa beli cat-nya warna abu-abu kebiruan?!" Seru Rae ke arah Jimin yang sedang berada di studio besar menghadap pada papan-papan besar yang akan ia gunakan untuk keperluan produksi iklan sepatu besok.

"Katanya kemarin udah fix gini aja? Kamu juga setuju kan waktu Taehyun nunjukin desainnya ke kamu?" Balas Jimin pelan tidak seheboh lawan bicaranya.

"Ya aku berubah pikiran! Coba ganti lagi warnanya, broken white aja! Atau abu-abu nya jadi abu-abu kecoklatan!" Ungkapnya masih dengan nada yang tinggi. Suara Rae yang keras membuat beberapa tim produksi seperti Jungkook, Yeonjun dan Beomgyu melihat ke arahnya, begitu juga dengan beberapa tukang yang nantinya akan membantu pembuatan setting iklan tersebut.

"Kayak gini?" Tanya Jimin kemudian memperlihatkan warna cat tembok yang sekarang berubah kemerahan karena warna abu-abu-nya dia campur sedikit dengan cat dinding berwarna merah.

"Warna hangat! Bukan warna panas! Tau warna coklat gak sih?!" Seru Rae kemudian.

Jimin membelalakkan matanya, "Rae, biasa aja dong nadanya. Aku lebih mentingin pertemanan kita loh dari pada kerjaan ini." Ucapnya dengan nada bercanda berusaha menenangkan Rae.

Rae memutar bola matanya kesal sambil kemudian merebut kuas dinding yang berada di tangan Jimin untuk mencampur warna catnya sendiri.

"Gini nih, maksud aku." Ujar Rae yang sekarang sudah lebih tenang setelah ia mencampur warna cat dindingnya sehingga sesuai dengan yang ia mau.

"Oh, kayak gini, makasih loh bantuannya." Balas Jimin dengan nada sarkasme.

Jimin akhirnya menyuruh beberapa tukang bangunan untuk mengecat papan-papan besar yang nantinya akan menjadi dinding untuk setting ruangan. Jungkook yang dari tadi menguping pembicaraan mereka sekarang mulai kembali mengerjakan tugasnya, yaitu memasang perabotan rumah untuk nanti dipajang di ruangan buatan tersebut.

"Kak, Rae." Ucap seseorang di balik punggung Rae. Dengan cepat Rae membalikan kepalanya dan melihat Soobin yang tinggi sekali berdiri di belakang Rae, membuat Rae mendangakan kepalanya.

7 Men in Her LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang