Trigger warning: Tattoo needle.
Jungkook membuka pintu tattoo parlor yang sudah sering dia kunjungi, lalu menunggu di ambang pintu untuk membiarkan Rae masuk terlebih dahulu.
Selama ini Rae selalu membayangkan tempat tato itu redup dan bernuansa gelap, tetapi salon tato ini memiliki suasana yang terang dan homey. Karpet besar dengan motif klasik berwarna merah dan coklat tergerai di bawah lantai kayu. Pada setiap ujung ruangan terdapat banyak tanaman. Karya-karya kolase yang berwarna warni diletakan begitu saja di bawah lantai dan disenderkan ke dinding putih yang bersih. Karya-karya tersebut membuat Rae tertarik.
Jungkook tersenyum, melihat Rae yang langsung menghampiri karya-karya seni tersebut, seperti sudah mengetahui kalau Rae akan tertarik pada tempat ini.
"Je-key!" Pemilik salon tato menyapa Jungkook dari dalam ruangan lain menuju ke lobby salon tato tersebut.
"Hai Kak," sapa Jungkook sambil melambaikan tangannya, "kenalin ini temen aku, kak Rae," jelasnya sambil menunjuk Rae yang masih asik memperhatikan karya-karya kolase tersebut.
"Halo," sapa orang itu ramah kepada Rae. Rae yang kaget mendengar ada suara lain yang memanggilnya langsung membalikan badan.
"Hai," jawab Rae melihat orang tersebut sudah berada di sebelahnya.
Pria tersebut berumur sekitar 30-an, dia memiliki style rambut undercut yang rapih. Tato menutupi hampir seluruh bagian tubuhnya.
"Kamu tertarik untuk di tato juga?" Tanya pria tersebut ramah.
"Sebenernya udah tertarik dari dulu, hanya aku masih bingung mau tato apa," jelas Rae.
"Oh, kalau gitu silahkan lihat-lihat aja dulu, siapa tahu bisa jadi inspirasi," balas pria tersebut sambil menunjuk ke arah karya-karya yang berada di bawah dan juga yang menggantung di dinding-dinding.
"Ini karyanya siapa ya kalau boleh tau?" Rae memberanikan diri untuk bertanya karena sangat tertarik dengan karya-karya yang berada di bawah tersebut.
"Ini karya saya sendiri," jawab pria tersebut sambil tersenyum.
"Kak Sangjin itu dulunya seniman sebelum jadi tattoo artist," jelas Jungkook kepada Rae, memberitahukan nama pria yang dari tadi berbicara dengannya.
"Oh ya?" Wajah Rae berubah kagum. "Ini semua kak Sangjin yang bikin?"
Sangjin menganggukan kepalanya malu melihat reaksi Rae yang berlebihan.
"Keren! Kak Sangjin karyanya kebanyakan kubisme, ya? Aku perhatiin tekniknya kebanyakan mirip kolase gitu tapi style-nya kubisme campur pop art karena ada banyak elemen dari pop culture." Rae bertanya santai sambil menunjuk beberapa karya yang dia maksud.
"Iya!" Sangjin menjawab dengan antusias, seperti baru mendapat teman yang memahami hal yang dia sukai. "Aku sih sebutnya style aku itu polygonal-pop."
Rae menganggukan kepala sama antusiasnya, sudah lama sekali rasanya dia tidak bertemu dengan sesama pecinta seni dan membicarakan tentang hal yang mereka cintai.
"Warnanya cerah-cerah banget, aku suka. Warnanya ngingetin aku sama lukisannya Matisse," jelas Rae membuat Sangjim terengah menarik nafasnya kaget.
"I love Henri Matisee! Dia seniman yang aku idolain dari kecil," jelas Sangjin kemudian lalu menatap Jungkook sambil membuat gesture dengan mulutnya, "I love her too," ucapnya tidak bersuara membuat Jungkook tersenyum bangga kepada Rae.
"Kalau tato karya kak Sangjim kayak gimana?" Rae bertanya penasaran dengan hasil karya Sangjin yang lain.
"Ya sama aja, perbedaannya hanya medianya aja kok, kanvas sama kulit," jelas Sangjin sambil menuntun Rae ke area lain, area di mana foto-foto hasil tato buatan Sangjin tertempel di dinding yang luas.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Men in Her Life
FanfictionRae adalah seorang gadis sederhana yang bekerja sebagai koordinator tim produksi periklanan. Hidupnya hanya berfokus pada pekerjaan dan orang-orang disekitarnya. Ibu, kakak, sahabat kakaknya yang sangat tampan, sahabatnya yang selalu ada untuknya, a...