Suara musik beat terdengar keras sekali menggetarkan jantung Rae. Suasana yang pengap karena banyaknya manusia di dalam satu ruangan beserta asap panggung yang keluar dari mesin membuat Rae sedikit kesulitan menemukan udara yang segar.
Rae berusaha masuk semakin dalam ke ruangan tersebut dengan menelusuri orang-orang yang sedang berkerumun. Di antara banyaknya orang yang berada di ruangan luas tersebut, salah satunya adalah sahabatnya, tetapi bagaimana ia bisa menemukannya di dalam kerubunan yang sebanyak ini?
Mata Rae tidak berhenti bergerak mencari sambil masih menyusuri ruangan tersebut. Rae sekarang sedang menelusuri pinggir ruangan, dia tidak berani menyusuri bagian tengah di mana lantai dansa berada. Dia hanya bisa memperhatikan dari jauh.
Setelah 15 menit hanya menyusuri ruangan saja, akhirnya Rae menyerah untuk mencari. Ia akan coba menghubungi salah satu temannya yang berada di sana saja, entah itu Jimin atau Jungkook.
Rae duduk di meja bar, nafasnya cepat, baru sebentar saja dia mencari keberadaan mereka, tetapi rasanya sudah lelah sekali. Ia memesan beer kepada bartender. Menyisipnya santai, sepertinya dia membutuhkan waktu yang cukup lama jika dia tidak segera menghubungi keduanya.
Rae mengeluarkan handphone dari dalam saku celananya. Sambil mencari kontak Jimin sesekali dia melihat ke arah lantai dansa. Orang-orang terlihat sangat menikmati lagu yang keras. Menari bersama tanpa rasa peduli sedikitpun. Rasanya pasti menyenangkan.
Sekelompok orang terlihat sedang berkumpul memperhatikan sesuatu di tengah lantai dansa. Seperti sedang menonton sesuatu, sambil menari-nari kecil, menganggukan kepala mereka atau hanya sekedar menginjakan kaki mereka sesuai irama.
Rasa penasaran membuat Rae ingin memperhatikan yang sedang mereka perhatikan. Rae membuka matanya lebar-lebar, ragu-ragu dengan apa yang ia lihat di tengah keramaian tersebut. Jimin? Tanyanya dalam hati.
Jimin sedang menggerakkan seluruh tubuhnya dengan indah. Gerakannya yang tajam tetapi juga lembut seperti air mengikuti irama musik. Rae tidak menyangka Jimin mampu menari seperti itu, Jimin bisa menyeimbangkan ekspresi wajah, kontrol tubuh dan musikalitasnya dengan sangat baik.
Rae masih menganga tidak percaya. Wajah Jimin yang mulus terlihat gemerlapan karena pantulan dari cahaya lampu yang bergerak. Flawless adalah kata-kata yang tepat untuk Jimin saat ini, tanpa cela, tanpa kekurangan, sempurna.
Beberapa orang yang mengelilinginya terkesiap ketika Jimin melakukan backflip, tubuhnya berputar 360 derajat, sementara yang lain bersorak, Rae berdiri dari tempat duduknya panik, merasa khawatir untuk sesaat, takut Jimin terjatuh dengan kepalanya terlebih dahulu, walaupun akhirnya Jimin terjatuh menggunakan kedua kakinya dengan elegan.
Rae kembali duduk di kursi bar, menenangkan dirinya dengan melihat orang-orang yang sedang memperhatikan Jimin. Salah satu dari mereka adalah Jungkook. Dia sedang melihat Jimin menari sambil tersenyum memperlihatkan giginya yang besar.
Rae meneguk beer-nya dengan cepat, menyisakan setengah gelas, kemudian beranjak dari tempat duduknya untuk menghampiri Jungkook. Dengan pelan dan berdesakan, akhirnya Rae memberanikan diri untuk menyusuri keramaian di lantai dansa karena sekarang dia memiliki tujuan.
"Kak Rae!" Seru Jungkook ketika Rae mendekatinya. Rae hanya membalasnya dengan senyuman.
"Kak Rae dateng?!" Serunya lagi seperti sedang bertanya tetapi juga seperti meyakinkan dirinya sendiri kalau memang Rae ternyata datang ke club tersebut.
"Iya aku dateeng!" Seru Rae kembali meyakinkan Jungkook kalau dia tidak berhalusinasi. Mereka harus berbicara dengan keras karena suara musik yang berlebihan membuat mereka kesulitan mendengar suara lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Men in Her Life
FanficRae adalah seorang gadis sederhana yang bekerja sebagai koordinator tim produksi periklanan. Hidupnya hanya berfokus pada pekerjaan dan orang-orang disekitarnya. Ibu, kakak, sahabat kakaknya yang sangat tampan, sahabatnya yang selalu ada untuknya, a...