Jimin merangkul kan lengan kanannya ke pundak Rae, bersandar kepadanya karena tubuhnya terlalu oleng untuk bisa berdiri sendiri. Isi kepalanya berputar-putar.
"Makasih ya, Jungkook." Ujar Rae dari parkiran mobil rumahnya. "Hati-hati di jalan."
"Okeee, selamat istirahat." Balas Jungkook kemudian memutar balikan mobilnya dan melesat pergi.
"Ayok." Bisik Rae mengajak Jimin untuk berjalan ke rumahnya.
Tentu saja orang rumah sudah pada tidur. Sebelum Rae pergi ke klub, dia sempat memberikan pesan singkat kepada grup chat yang berisikan ibu dan kakaknya kalau nanti dia akan pulang terlambat agar mereka tidak menghawatirkannya.
Rae melepas rangkulan Jimin karena harus membuka pintu rumah yang terkunci. Rae sangat bersyukur letak kamarnya paling dekat dengan ruang depan sehingga mereka tidak harus melewati beberapa kamar tidur untuk bisa sampai ke kamarnya.
Bukan yang pertama kalinya Jimin berada di dalam kamar Rae, sebelumnya Jimin pernah mampir ke rumah Rae dan melihat isi kamarnya, tetapi kali ini dia akan tidur di kamar Rae. Walaupun isi kepalanya masih terombang-ambing, tetapi Jimin menyadarinya. Dia tersenyum nyengir lalu tertawa kecil.
"Ssstt..!" Bisik Rae mengisyaratkan Jimin untuk tidak terlalu berisik. Sekarang sudah jam 2 malam. Hal terakhir yang diinginkan Rae adalah membuat seiisi rumah bangun dan kaget melihat Rae membawa teman laki-lakinya masuk ke dalam kamar. Itu sih urusan nanti pagi, bukan sekarang.
"Ssstt.." Jimin mengikuti gesture Rae sambil masih tersenyum.
Setelah mereka masuk ke dalam kamar dan menutup pintu, Rae langsung menghembuskan nafas lega. Rencananya menyelundupkan Jimin telah sukses.
Kamar Rae memiliki style minimalis dengan dekorasi tanaman yang hampir ada di setiap sudut ruangan. Di atas meja belajarnya, di atas rak yang menempel di dinding, di dekat jendela kamarnya, semua terdapat tumbuhan hijau yang terlihat segar.
Beberapa karya Rae juga tertempel di dindingnya, membuat kamarnya terlihat estetik. Jimin selalu menyukai kamar Rae karena suasananya yang nyaman dan juga hangat.
Jimin langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur.
"Heh!" Seru Rae yang sekarang sudah merasa dirinya tidak perlu berbisik lagi karena kamarnya sudah tertutup. "Gak ada! Gak ada! Ganti baju dulu!" Ujarnya menarik tubuh Jimin agar berdiri lagi. "Kamu tuh abis keringetan, abis muntah, bisa-bisanya tidur di kasur aku gak bersih-bersih dulu."
Untuk yang kesekian kalinya Jimin merengek. Rae mengeluarkan t'shirt-nya yang agak longgar dan celana training pendek untuk Jimin gunakan dari dalam lemarinya. Kemudian Rae memberikannya kepada Jimin yang masih cemberut sambil kemudian masuk ke dalam kamar mandi Rae yang letaknya berada di dalam kamar tidur Rae.
Rae bisa mendengar suara air dari dalam kamar mandinya. Dia pun kemudian mengganti bajunya juga. Hari ini dia sudah cukup lelah sekali. Rae keluar kamarnya dan membersihkan dirinya di kamar mandi luar yang letaknya dekat dengan ruang keluarga.
Pada saat Rae kembali masuk ke dalam kamarnya, Rae menemukan Jimin yang cemberut karena menggunakan t'shirt yang kekecilan. T'shirt Rae seperti sedang berjuang untuk tidak sobek, bagian bawahnya bahkan tidak bisa menutupi bagian perut Jimin. Rae tidak menyangka ternyata Jimin memiliki badan yang cukup bidang.
Rae tidak bisa menahan tawanya. Dia mengambil handphone-nya dan mengambil beberapa foto Jimin yang terlihat konyol sekali menggunakan t'shirt tersebut.
"Stoooopp!!" Keluh Jimin sambil menghampiri Rae yang masih sibuk mengambil gambar.
"Hahaha. Aku mau kasih lihat foto ini kalau nanti kamu udah sadar." Balas Rae cekikikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Men in Her Life
FanfictionRae adalah seorang gadis sederhana yang bekerja sebagai koordinator tim produksi periklanan. Hidupnya hanya berfokus pada pekerjaan dan orang-orang disekitarnya. Ibu, kakak, sahabat kakaknya yang sangat tampan, sahabatnya yang selalu ada untuknya, a...